Humairahku dan Ranah Minang

Salfia afriadi
Chapter #3

Bagian 3

Dini tengah sibuk membersihkan rumah, berhubung besok dia harus balik lagi ke Padang untuk kembali melanjutkan aktifitas kuliah setelah beberapa minggu libur setelah ujian semester di kampusnya.

Hanya Dini saja di rumah, amak dan ayahnya masih belum balik dari sawah, dan adiknya Fuad setelah makan siang tadi belum nampak batang hidungnya sampai sekarang. Kebiasaanya, kalau tidak ikut ke sawah pergi main ke rumah temannya.

“Assalamualikum.”

“Waalaikumsalam, eh Mak Dang. Mari silahkan masuk.” Dini beranjak menemui tamunya, sapu yang sedang dipegangnya tadi di sandarkan di tepian pintu. Dini langsung menyalaminya.

“Sendiri saja di rumah, Din? Etek sama Jamal ke mana?” Lelaki itu meletakkan kantong yang tengah dipegangnya di atas meja. Tas yang tengah di sandangnya tak lupa di letakkannya di atas kursi tamu.

“Amak sama Ayah lagi di sawah, biasanya nanti pulang habis ashar. Oh ya, Mak Dang sendiri pulang? Mintuo Siti tidak di ajak?”

“Tidak, Mintuo tidak ikut. Mak Dang ke sini tidak lama. Paling Cuma dua atau tiga hari untuk melepas rindu kampung halaman saja. Ini kau bawalah ke belakang, ada ikan bilih sama sanjai.”

“Terima kasih Mak Dang, oh ya Mak Dang mau minum apa? Biar Dini buatkan.”

“Kau bikinkan teh hangat saja, jangan lupa gulanya cukup sekedarnya saja. Nanti kau hantarkan ke dipan depan itu.” Lelaki itu lantas meninggalkan Dini dan menuju ke dipan rumah.

Dini bergegas menuju dapur untuk membuatkan Mak Dangnya teh hangat sesuai pesanan. Tidak lupa juga ia membawa oleh-oleh dari Mak Dangnya ke dapur.

Mak Jalal namanya, adik dari amaknya Dini. Sejak menikah dengan Siti sekarang jalal sudah tidak lagi tinggal di Pariaman. Usahanya telah membawanya merantau ke Maninjau bersama keluarga kecilnya.

Sekarang Jalal sudah mempunyai 3 orang anak, dan semua tengah menjalani pendidikan sekolah di Maninjau. Tapi walau seperti itu tanggung jawab Jalal sebagai Mamak bagi kemenakannya tidak pernah lupa. Dia selalu menyempatkan memberikan pengarahan kepada kemenakannya. Dia tahu betul bagaimana peran dia sebagai Mamak untuk kemenakannya. Seperti istilah yang sering di pakai bagi orang minang, “Anak di pangku kemenakan di bimbing.” Artinya, anak di peluk kemenakan di bimbing. Walaupun sudah mempunyai anak dari istrinya, tapi mamak juga punya hak untuk membimbing kemenekannya dalam kebaikan. Jadi walaupun seorang mamak sduah berkeluarga bahkan bercucu, tetaplah punya hak bagi kemenakannya.

Lihat selengkapnya