Matahari masih tampak malu-malu untuk menampakkan diri, burung-burung pun masih terlelap didalam sarang mereka. Namun, itu tidak menurunkan semangat gadis itu melangkah menuju ke sekolah. Sesekali dia membenarkan hijabnya yang di rasa kurang nyaman baginya.
"Aduhh... ribet banget gue pakenya."
Walaupun dia bukan berasal dari sekolah berlabel pesantren, Ayahnya selalu menyuruh untuk mengenakan hijab. Yaa... terkadang dia justru memakai kerudung pashmina kesekolah.
Kayana Sarasvati. Gadis introvert yang menginginkan kebebasan dunia luar, terkadang rasa malas bertemu dengan keramaian dan keributan membuatnya enggan untuk keluar menampakkan diri. Baginya, ketenangan dan kebahagiaan dirinya adalah hal yang sangat penting di dalam kamus hidupnya.
Kayana berhenti di depan pintu gerbang sekolah, berjongkok lalu membenarkan tali sepatu miliknya. Ketika dirasa sudah benar, dia bangkit dan meneruskan langkahnya masuk kedalam kelas. Aya melihat kearah arloji, ternyata masih pukul 06.30 pagi. Pantas saja masih terlihat sepi.
Dia menyukai suasana ini, sepi dan tenang. Jauh dari kebisingan dan jauh dari tipuan manusia yang hanya baik didepan saja. Dia jauh lebih menyukai kesendirian dan kesunyian, seperti sekarang ini... dia berbaring di taman belakang sekolahnya, melihat kearah langit yang tampak sangat cerah pagi ini. Tersenyum lalu pergi ke alam mimpi untuk waktu yang sebentar sebelum pelajaran dimulai.
Disisi lain, seseorang yang memperhatikan Aya dari jauh tersenyum jahil. Apakah ini waktu yang tepat untuk balas dendam? Oke, memang terdengar culas, dengan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tapi, siapa peduli?
Ia berjalan mengendap-ngendap kearah Aya yang sepertinya sudah terlelap dalam mimpi.
"Satu... dua... tig--"
"Apaan sih Key?" Aya membuka kedua kelopak matanya dan segera menegakkan punggungnya.
Seseorang yang di panggil 'Key' itu, menggaruk tekuknya yang tidak gatal. Belum sempat mengerjai Aya malah ketahuan dulu.
"Hehehe... nggak kok Ay..."
Aya memandang Key datar, seolah membaca niat terselubung dari salah satu teman terjahilnya ini.
Key menggeleng tegas, "NGGAK SUMPAH... GUE NGGAK NGAPA-NGAPAIN."
"Ciee yang lagi berduaan..."
Key dan Aya memandang ke sumber suara, dan melongo melihat kelakuan anehnya.
"ASTAGHFIRULLAH... LOE NGAPAIN SIH TRIS?!?" Key tak habis pikir dengan kelakuan Tris sekarang. Tris sedang berada di atas pohon mangga yang berada di taman belakang sekolah. Entah apa yang Tris lakukan, Key nggak tahu.
"TURUN LOE," omel Key.
Tris memberengut sebal, "Iya... galak banget sih jadi orang."
Tanpa pikir panjang Tris langsung lompat ke bawah, yang lagi-lagi membuat Aya dan Key ternganga.
"Awas tuh lalat masuk."
Key dan Aya refleks mengantupkan mulutnya.
"Dia keturunan Sung Go Ku kah?" gumam Aya, benar-benar takjub dengan tingkah laku seorang Trisha Aresha.
...