Bel pulang berbunyi, menggema di seluruh penjuru sekolah seperti tanda kebebasan yang telah lama dinanti setelah enam jam mengenyam cukup banyak ilmu hari ini. Suara langkah kaki segera memenuhi koridor, riuh rendah tawa siswa menyatu dengan deru angin pertanda hujan yang sedang musim di bulan Juni ini. Di antara keramaian itu, Kinan membelah kerumunan mencari jejak Kakaknya, Cheryl.
Lo seneng kan, gue dapet hukuman pulang sekolah bersihin WC? !
Kinan masih ingat kalimat terakhir itu, dilemparkan oleh tawa getir terbalut wajah kecewa dan penuh murka. Langkahnya kemudian bergerak menuju lorong belakang sekolah. Ada empat WC terletak di sana. Mungkin dengan bantuan dirinya, hukuman Cheryl dari Ibu Tyas menjadi sedikit lebih ringan.
Semakin dekat, Cheryl mendengar sayup-sayup suara diikuti selingan tawa. Suara itu terdengar seperti obrolan ringan, tapi ada nada mengejek yang sulit diabaikan. Begitu sampai di lorong, Kinan mendapati Cheryl, Frea juga Hani mendadak bisu sesaat mendapati dirinya terpatung ditempatnya.
Udara yang menusuk dingin, semakin memegang saat mata mereka semua menyergap Kinan. Cheryl yang sedang sibuk membawa ember berisi air pel dan sikat WC, lebih dulu datang mendekat kepada Kinan, di susul Frea juga Hani di belakangnya.
"Mau ngapain lo?!" Tanya Cheryl. "Mau nonton gue sampai puas?!"
Kinan menggeleng. "Kak, aku kesini mau bantu kamu. Dengan begitu, hukuman kamu jadi lebih ringan dan kita bisa pulang sama-sama. Ibu juga ga akan khawatir kalau kita pulang telat."
Cheryl menggigit bibir bawahnya.
"Aku bantu ya, Kak."
Cheryl menggeleng dan mendorong tubuh Kinan, hingga gadis itu tersungkur jatuh ke lantai. "Udah berapa kali gue bilang sama lo, jangan panggil gue Kakak! Gue gak sudi!"
"Kak, tapi-"
Sepotong kalimat Kinan terhenti di tenggorokannya saat Cheryl, dengan mata menyala amarah, melemparkan sikat WC ke sembarang arah lalu menyemburkan air pel ke tubuhnya. Frea dan Hani yang hanya menjadi penonton sangat terkejut melihat kejadian itu.
"Cukup!" Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul. Suaranya menggema, tegas, dan memecah keterkejutan di antara Kinan juga Cheryl.