HURT ME

Anastasya putri
Chapter #2

HURT ME 2

Aku berjalan ke arah pria yang membokingku. Pria itu nampak lapar melihat tubuhku yang di balut oleh baju yang sangat sexy berwarna hitam. Dia mengecup sudut bibirku sekilas. Kalau boleh jujur aku merasa jijik, namun aku tidak pernah punya pilihan untuk hidupku. Aku memasang wajah menggodaku dan mulai tersenyum menggodanya. Di sini aku selalu hidup dengan ke pura – puraan sebagai Maria, namun saat aku berada di rumah kak Lila aku akan kembali menjadi Katerina. Katerina yang menyedihkan dan haus akan kasih sayang keluarga. Pria itu menarikku ke kamar yang sudah disiapkan untuk kami. Sebelum memasuki kamar aku mendesah lelah karna harus kembali melakukan hal menjijikan demi hutang ayah yang tidak kunjung lunas. Selama hutangnya belum lunas, aku tidak bisa pergi dari neraka ini. Aku merasa ingin membunuh orang itu, namun aku tidak bisa. Biar bagaimanapun dia adalah satu – satunya keluargaku yang tersisa, namun saat aku mengingat ibu rasanya aku tidak bisa menahan diriku. Maka dari itu aku selalu menghindar saat dia ada. Aku tidak mau dia membuatku lepas kontrol dan membunuhnya.

*/*

Aku berjalan lelah ke arah ruanganku. Rasanya milikku sakit sekali karna perlakuan kasar pelangganku. Kakiku sudah tidak bisa menopang tubuhku. Aku hanya pasrah saat terjatuh di lantai yang dingin. Aku menangis memukul diriku yang kotor. Beginilah aku setelah melayani pelangganku walau sudah 6 tahun aku menjadi pelacur. Aku masih menangis sambil memukul diriku sendiri agar aku bisa mati menyusul ibuku. Biar bagaimana aku seorang wanita yang ingin hidup normal seperti wanita lain. Aku lelah melakukan ini semua. Aku ingin menyusul ibu, namun aku tidak bisa. Aku tidak bisa melepas tanggung jawabku atas keluarga kak Lila. Mereka membutuhkanku untuk tetap hidup bahagia. Selama ini yang menjadi kekuatanku adalah mereka. Hanya dengan mengingat mereka aku bisa merasa lebih baik.

*/*

Aku berjalan menuju bar. Mike memberiku vodka tanpa aku memesan. Seorang pria menghampiriku yang masih tidak peduli akan kehadirannya. Hanya untuk malam ini rasanya aku tidak ingin di ganggu sama sekali.

"Boleh aku duduk di sini?" Tanyanya lembut.

Lihat selengkapnya