Aku menunduk menyembunyikan air mataku. Rasanya sakit dan malu saat mengingat semua masa laluku. Aku yakin Alex akan berfikir ulang untuk menikahiku. Karna sejak tadi dia hanya diam didepanku. Ini terlalu menyiksaku. Keheningannya semakin membuatku hancur. Aku mencoba tegar dan menghapus air mataku. Aku bisa mengerti kalau dia menginginkan sosok wanita yang baik. Aku mengerti karna tidak akan ada yang bisa menerimaku dengan mudah. Apapun alasanku hingga aku menjadi pelacur tetap tidak bisa di terima dengan mudah dengan siapapun.
"Jangan paksakan dirimu.. aku tidak apa - apa," ucapku lirih.
Aku berusaha sekuat tenaga untuk tersenyum. Aku berusaha tetap tersenyum untuk memberitahunya kalau aku baik – baik saja.
"Tidak Kate aku menyesal karna terlambat datang. Aku bersumpah akan membuatmu bahagia dan tidak akan aku biarkan kau menangis. Kate aku mohon beri aku kesempatan untuk menikahimu. Jangan pernah berfikir kau tidak pantas untukku. Kau pantas bahagia dan aku ingin kau menghargai dirimu dengan meyakini hal itu mulai sekarang," ucapnya penuh keyakinan.
"Alex tapi aku terlalu kotor untuk.."
"Tidak jangan katakan itu. Kau tidak kotor. Kate dengar jangan pernah lagi menyebut dirimu kotor," ucapnya cepat.
Alex memelukku dengan erat. Aku merasakan ketenangan saat berada dipelukannya. Aku bahkan tidak pernah bermimpi bisa merasakan kehangatan seperti ini. Aku tidak menyangka ada sosok pria sepertinya yang dengan rela menerimaku apa adanya. Dia adalah malaikat yang menjelma menjadi manusia yang Tuhan turunkan untukku. Aku benar – benar bersyukur Tuhan masih berbaik hati memberikannya untukku.
"Terima kasih Alex. Terima kasih atas kebaikkan hatimu. Aku akan berusaha menjadi sosok wanita yang baik untukmu walau aku tidak akan bisa menjadi sempurna untukmu," ucapku lirih.
Alex berulang kali mengecup puncak kepalaku. Aku merasakan kehangatan yang sudah lama tidak aku rasakan. Aku benar – benar berharap ini akan menjadi akhir kisah untukku. Aku harap penderitaanku akan berakhir sekarang.
*/*
Aku dan Alex mulai menjalani hubungan kami dengan serius. Alex membuatku kagum dengan sikapnya yang berusaha menghargaiku. Dia sama sekali tidak meminta aku melayaninya walau dia tahu dia bisa melakukan itu dan mungkin aku akan melakukan apa yang dia mau dengan iklas. Dia memperlakukanku seperti wanita terhormat. Aku bahagia saat bersamanya. Detik demi detik selalu terasa berharga untuk kami. Alex membuatku bahagia dengan segala sikap manisnya. Dia membuatku merasakan kembali rasa sayang yang jarang aku dapatkan. Hari ini kami mengunjungi rumah kak Lila. Saat kami memasuki rumah, kami di sambut dengan baik oleh keluarga kecil yang selama ini menjadi keluargaku.
“Om Alex terima kasih mainannya. Loli suka sekali bonekanya,” ucap Loli sambil memeluk bonekanya.
Alex mengacak – ngacak rambut Loli dengan lembut. Aku yang sedang bermain dengan Louis dan Liam hanya tersenyum melihat keakrapan Alex dan Loli. Loli berceloteh tentang teman – temannya di sekolah yang di respon dengan baik oleh Alex. Sampai kak Lila datang. Kak Lila menyajikan kue yang dia buat. Awalnya aku mau membantunya, namun di larang olehnya.
“Kak Lila aku mau meminta restumu. Aku berencana menikahi Kate dalam waktu dekat ini,” ucap Alex tiba – tiba.
Aku terkejut mendengar kata – katanya. Aku tidak menyangka akan secepat ini dia mau menikahiku. Kak Lila juga nampak terkejut mendengar kata – kata Alex.
“Apa kau yakin?” Tanya kak Lila.
“Sangat yakin,” ucapnya.