Desahan memenuhi kamar kami. Alex nampak tidak pernah lelah. Aku mengusap peluh dikeningnya saat akhirnya dia berhenti bergerak setelah mengalami pelepasan bersamaku. Alex tersenyum dan mengecup bibirku lembut. Aku berharap kami segera memiliki anak. Memang sebelum menikah aku dan Alex sepakat untuk tidak menunda memiliki anak. Alex mengantarkanku melepas KB yang selama ini terpasang dirahimku. Dokter bilang rahimku dalam keadaan baik dan bisa menerima pembuahan dengan baik. Alex mengeluarkan miliknya dan mencium keningku. Dia menuruniku dan mengecup perutku.
"Cepatlah hadir nak. Mommy dan daddy menunggumu, sayang. Cepat datang agar kita bisa menjadi keluarga yang utuh," ucapnya lembut sambil mengecup perutku.
Aku tersenyum bahagia melihat Alex yang nampak sangat berharap ada nyawa dirahimku. Dia memelukku dengan erat menyalurkan rasa kasih sayangnya kepadaku. Aku harap kami segera di beri malaikat kecil.
*/*
Aku terbangun dari tidurku. Aku merasa ada sebuah tangan yang melingkar dipinggangku. Dengan perlahan aku mencoba memutar tubuhku pelan dan menatap Alex yang masih tertidur disampingku. Aku tersenyum menatapnya yang nampak polos seperti anak kecil. Aku mengangkat tangannya dan langsung menuju kamar mandi. Tatapanku terpaku pada pantulan diriku di kaca. Berbeda.. itulah yang aku lihat sekarang. Aku nampak berbeda dengan aku yang dulu. Aku bisa melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajahku. Aku tidak melihat lagi sorot jijik atau hancur dimataku. Aku hanya tersenyum bahagia melihat diriku yang sekarang. Aku benar – benar merasa bahagia bisa mendapatkan pria sebaik Alex. Hidupku jauh lebih baik sekarang.
“Aku mencintaimu,” ucapku sambil menatap pintu kamar mandi yang tertutup.
*/*
Setelah membuatkan coffee untuk Alex aku bergegas berjalan ke arah kamar kami. Sebenarnya aku masih canggung menyebut kamar itu sebagai kamar kami. Ada rasa menggelitik saat mengatakan hal itu.
"Sayang," panggilnya saat melihatku masuk ke kamar kami.
Aku menatap Alex yang sudah memakai piamanya. Aku yakin dia baru bangun. Aku bingung kenapa dia tidak mandi padahal baju gantinya sudah aku siapkan.
"Kau belum mandi? Apa kau tidak menyukai baju yang aku pilihkan?" Tanyaku bingung.