HURT ME

Anastasya putri
Chapter #7

HURT ME 7

Alex mengajakku honeymoon di pulau miliknya. Dia memberi kejutan kepadaku dengan  mengubah nama kepemilikan pulau ini dengan namaku. Aku sempat marah, namun dia terlalu sulit untuk di lawan. Sejujurnya aku merasa takut dia menganggapku hanya menginginkan hartanya. Aku tidak ingin dia mengira seperti itu karna ada atau tidaknya hartanya aku tidak akan peduli. Aku hanya peduli kehadirannya.

"Sayang..."

Aku masih diam menatap laut di depan kami. Alex memelukku dari belakang. Aku merasakan kecupan lembut dileherku. Aku menghela nafas berat saat merasakan usahanya untuk membuatku tidak lagi marah.

“Aku takut..”

“Takut?” Tanyanya.

Aku mengangguk lemah. Alex memutar tubuhku dan menangkup wajahku. Dia mengerutkan kening melihatku yang meneteskan air mata. Alex menghapus air mataku dan mengecup kedua mataku dengan lembut.

“Ada apa?” Tanyanya khawatir.

Dengan putus asa aku menggeleng lemah sambil menunduk, namun bukan Alex namanya kalau dia menyerah untuk mencari tahu apa yang sedang aku fikirkan.

“Aku takut..”

“Apa yang kau takutkan?” Tanyanya tidak menyerah.

“Aku takut kau berfikir aku hanya memanfaatkanmu,” ucapku menunduk untuk menyembunyikan air mataku.

Alex menangkup wajahku dengan kedua tanganku dan memaksaku untuk menatapnya.

“Kau tidak seperti itu dan aku sangat tahu kau wanita seperti apa. Kau wanita yang memiliki hati yang tulus. Aku beruntung mendapatkanmu dan jangan pernah menolak keinginanku untuk memberikanmu segala hal. Aku ingin memberikan dunia untukmu, jadi ini belum apa – apa. Aku akan memberikanmu lebih banyak lagi agar kau bisa merasakan semua yang tidak pernah berani kau bayangkan. Aku ingin mulai sekarang kau berubah. Aku akan mengubah pemikiranmu yang selalu menekankan ketidakpantasan dirimu mendapatkan kebahagiaan. Aku akan mengubah itu semua mulai sekarang,” ucapnya lembut.

Aku tersenyum menatapnya yang juga tersenyum menatapku. Perlahan aku memeluknya erat.

"Aku hanya butuh kamu tetap bersamaku. Aku tidak membutuhkan yang lain. Aku hanya ingin kita bersama selamanya," ucapku lirih.

"Itu hal yang pasti. Kita akan selalu bersama," ucapnya lembut.

*/*

Kami melebur menjadi satu saat klimas kenikmatan itu datang. Kami sama - sama tersenyum bahagia sambil menatap penuh cinta. Seperti biasa Alex mencium perutku dan mengucapkan permohonan agar segera ada nyawa dirahimku. Alex memelukku dengan erat menyalurkan rasa cintanya kepadaku. Semenjak kami pulang dari bulan madu, Alex selalu memintaku untuk melakukan sex. Aku tidak keberatan karna jujur aku menikmatinya. Alex laki - laki yang aku inginkan. Aku tidak pernah menyesal melayaninya. Aku ingin segera mengandung anaknya. Alex membawaku ke sebuah keindahan kisah cinta yang aku tidak pernah bayangkan. Perlahan dia mengobati hatiku yang pernah terluka parah. Aku selalu merindukan sentuhannya. Aku selalu haus akan kasih sayangnya. Saat bersamanya rasanya waktu berhenti. Kesedihan yang terkadang datang melandaku saat teringat masa kelamku selalu terhapus saat merasakan kasih sayangnya. Alex memperlakukanku seakan aku wanita terhormat baginya. Dia seakan ingin membuatku lupa tentang hal menyedihkan yang pernah aku rasakan.

"Aku janji hanya 2 hari dan setelah itu aku janji akan libur dan membawamu jalan - jalan. Mau aku bawakan apa, sayang?" Tanyanya lembut menyadarkanku dari lamunan.

Aku mendesah lemah saat mengingat dia harus pergi dinas tanpa aku. Memang hanya 2 hari, tapi bagiku yang sudah terbiasa akan kehadirannya membuatku merasa sangat sedih.

"Tidak perlu membawa oleh - oleh. Hanya cepat datang dan jaga kesehatanmu. Tidak ada aku di sana, jadi kau jangan lupa untuk makan. Telfon aku agar aku tidak cemas. Jangan lupa pakai baju hangat yang sudah aku siapkan," ucapku mengingatkannya.

Lihat selengkapnya