HURT ME

Anastasya putri
Chapter #8

HURT ME 8

Sudah satu tahun kami menikah. Aku menatap pantulan diriku dari cermin yang nampak lebih berisi. Alex yang menatapku sambil duduk di sofa hanya bisa menggeleng kepala melihatku mendesah sedih karna tubuhku yang mulai berubah. Aku ingin tampil sempurna untuk suamiku. Aku bertekat menguruskan badanku. Aku tidak ingin Alex kecewa melihat tibunan lemak ditubuhku. Akhir – akhir ini memang aku sedang sangat bernafsu memakan semua makanan yang tiba – tiba aku fikirkan. Tidak jarang aku meminta Alex mencari sendiri makanan yang aku inginkan dan kalau dia menolak untuk menuruti kemauanku, biasanya aku akan menangis dan mengurung diri di kamar tamu.

“Sayang..”

“Aku harus menguruskan tubuhku. Aku tidak mau kau melihat timbunan lemak ini. Aku akan mulai diet untuk mengembalikan tubuhku,” ucapku optimis.

“Tidak perlu, untuk apa kau lakukan itu. Aku suka tubuhmu seperti apapun. Lagi pula itu tidak gemuk. Kau nampak pas dan lebih sexy,” ucap Alex dengan suara beratnya.

“Stop menggodaku! Aku tidak berminat malam ini. Aku tetap akan menguruskan tubuhku. Aku tidak suka melihat ini. Aku nampak konyol dengan timbunan lemak ini. Aku seperti badut,” ucapku kesal.

“Sayaang..”

NO HONEY!” ucapku kesal.

“Bidadariku.. ayolah,” ucapnya mencoba memelukku.

“Alex.. aku.. ugh..”

Aku menutup mulutku saat rasa mual tiba – tiba menyerangku. Dengan cepat aku berlari ke arah kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutku. Alex ikut memijat tengkukku dengan lembut.

“Sayang, aku akan panggil dok..”

“Tidak, aku hanya ingin istirahat dipelukkanmu,” ucapku setelah mengelap mulutku sampai bersih.

Alex menggendongku dan membawaku berbaring di tempat tidur kami. Alex mengusap punggungku lembut dan membiarkanku terlelap dalam pelukkannya.

*/*

Alex memaksaku untuk menurut kepadanya. Dia memintaku untuk setuju memeriksa keadaanku setelah aku kembali muntah saat aku bangun tidur. Dengan lemas aku hanya mengangguk menyetujui kemauannya. Alex menggendongku dan langsung membawaku ke mobil. Guncangan yang ditimbulkan Alex karna berjalan cepat saat membawaku ke dalam mobil membuatku merasa semakin pusing.

“Pelan – pelan,” ucapku lemas.

“Maaf,” ucap Alex lembut.

Aku hanya mengangguk. Kepalaku rasanya sakit sekali. Perlahan aku menyerah dan tidak sadarkan diri.

*/*

Aku mengerutkan kening saat merasa kecupan diperutku. Perlahan aku membuka mata dan menemukan Alex yang nampak bahagia. Dia mengecup keningku dengan lembut. Tidak hanya itu. Dia nampak terharu hingga meneteskan air mata. Entah apa yang terjadi hingga dia begitu terharu saat ini. Perlahan aku menyentuh wajahnya untuk menenangkannya yang masih meneteskan air mata, namun dengan senyuman.

“Terima kasih.. terima kasih kamu membuatku memiliki hidup yang sempurna,” ucapnya lembut.

Aku semakin bingung saat mendengar kata - katanya.

“Alex ada apa?” Tanyaku bingung.

Lihat selengkapnya