HURT ME

Anastasya putri
Chapter #10

HURT ME 10

Aku berfikir untuk tidak menyerah memperbaiki hubungan kami. Aku ingin kami kembali seperti dulu. Mungkin bila aku terus berusaha lebih keras untuk memperbaiki semua. Aku berencana membawakan Alex makan siang. Aku sengaja memasakkan makanan kesukaannya. Aku tersenyum melihat hasil karyaku yang baru saja matang. Alex pasti akan suka. Nanti aku berencana untuk berbicara dari hati ke hati. Aku yakin setelah ini kami akan seperti dulu. Ya.. hanya perlu salah satu dari kami yang mengalah dan mencoba bersikap lunak, maka kami akan baik – baik saja. Aku yakin karna aku tahu Alex sangat mencintaiku.

*/*

Aku berjalan ke arah ruangan Alex. Aku membalas semua sapaan karyawan yang bekerja di sini. Mereka sangat ramah kepadaku. Aku mencoba mencari sekertaris Alex, namun dia tidak ditempatnya. Aku berjalan menuju pintu ruangan Alex. Aku melihat pintu itu terbuka sedikit dan terdengar suara dari dalam. Aku merasa bingung saat mendengar ada suara wanita yang sedang berdebat dengan Alex. Awalnya aku ingin menunggu sampai tamu Alex pulang karna aku takut mengganggu mereka, namun sesuatu menahanku untuk beranjak dari tempatku.

"Aku hamil anakmu Alex. Aku sudah cukup menunggumu selama setahun. Bukankah kau menginginkan keturunan? Lalu kenapa sekarang kau mau membuangku saat aku hamil. Apa artinya hubungan kita selama setahun ini? Apa kau berencana mempermainkanku? Apa yang kau harap dari istrimu itu? Dia tidak bisa memberimu anak," ucap wanita itu.

Aku terpaku mendengar kata – kata wanita itu. Ini bagaikan mimpi buruk untukku saat mendengarnya. Seakan saat ini aku di paksa untuk meminum racun yang menghancurkanku sedikit demi sedikit. Rasa sakit yang mulai menjalar menguasai hatiku membuatku tidak bisa membendung air mata yang sudah menggenang di pelupuk mataku.

"Cukup Renata! Aku tidak suka kau menghinanya. Dia istri sahku dan aku mencintainya," ucap Alex.

"Aku tidak peduli kau harus segera menikahiku atau aku yang akan meminta istrimu menceraikanmu!" Tuntut wanita itu.

Aku gemetar mendengar semua kata - kata mereka. Hatiku sakit saat mengetahui selama setahun Alex menghianatiku. Hatiku sakit saat selama setahun aku bukan lagi satu - satunya wanita dihatinya. Aku semakin hancur saat mengetahui wanita itu hamil anak Alex. Aku bimbang karna aku tidak mungkin jauh dari Alex. Aku sudah terlanjur mencintainya. Mungkin lebih baik mati dibandingkan berpisah dengannya. Aku mengusap air mataku dengan kasar dan perlahan masuk ke ruangan itu. Alex terkejut melihatku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis. Aku menunduk menatap lantai. Perlahan aku sujud di depan mereka. Aku tidak peduli akan harga diriku. Toh memang sudah tidak ada lagi yang tersisa dariku saat ini. Aku sudah kehilangan harga diriku sejak lama jadi biarkan aku yang tidak punya harga diri ini memohon dan merendahkan diriku demi orang yang aku cintai. Aku memang rendahan dan kotor. Aku takkan pernah bisa bersih walaupun aku bertobat ribuan kali. Walau sekuat apapun Alex berusaha menghapus semua tentang masalaluku, itu tidak akan mengubah apapun tentang kenyataan yang terjadi dalam masalaluku yang kelam. Aku sadar betul ini semua salahku sampai Alex berpaling dariku. Aku harus sadar bahwa selama ini aku hanya menjadi beban Alex dan hanya bisa menjadi benalu dihidupnya.

"Aku.. ik.. las.. di madu.. asalkan kau membiarkanku tetap disisimu. Aku.. iklas asal kau tidak meninggalkanku. Tolong.. nikahi dia," ucapku bergetar.

Aku masih menunduk menahan air mataku. Aku bergetar saat mendengar suara lirih menyakitkan yang aku keluarkan. Rasa sakit dihatiku semakin lama semakin membuatku tidak mampu menahan air mataku. Biar bagaimanapun aku hanya seorang wanita biasa yang akan merasakan rasa sakit saat orang yang selalu menjadi alasanku bertahan hidup mengkhianatiku. Aku hanya seorang manusia biasa yang bisa hancur saat seseorang yang aku harapkan berpaling dan memilih wanita lain. Ingatan tentang kisah kami dulu berputar dikepalaku dan membuat rasa sakit dihatiku seribu lebih terasa sakit. Aku ingat janjinya untuk membahagiakanku dan mencintaiku selamanya. Semua janji cintanya seperti panah beracun saat ini yang membuatku seakan merasakan nyawaku di cabut secara perlahan – lahan. Sakit dan perih yang aku rasakan hingga rasanya hatiku perlahan hancur.

"Kate.."

Aku tahu Alex terkejut melihatku yang melakukan ini hingga dia memanggilku dengan suara tercekat. Aku hanya bisa menutup mataku saat mendengar suaranya memanggilku.

Lihat selengkapnya