HURT ME

Anastasya putri
Chapter #14

HURT ME 14

Entah mau apa Damian. Aku bingung dengan tujuannya. Sudah seminggu dia mengunjungiku di rumah kak Lila. Karna dia juga kak Lila mengetahui kehamilanku. Kak Lila menangis meratapi nasipku yang di ambang perceraian saat aku hamil muda. Aku berusaha menjelaskan kepada kak Lila kalau aku baik - baik saja. Kak Lila yang terlalu lembut hanya bisa memelukku untuk mencoba memberiku kekuatan.

“Aku harap dia akan menyesal dengan mencampakkanmu. Aku harap dia segera mendapatkan balasan yang setimpal dari perbuatannya. Aku takkan memaafkannya,” ucap kak Lila yang membuatku semakin sedih.

Aku hanya bisa terdiam sambil menangis dipelukkan kak Lila.

*/*

Damian sangat pintar membaur hingga anak – anak kak Lila dan kak Lila menyukai Damian. Aku tidak heran karna Damian orang yang super baik dan lucu. Dia seperti anak kecil saat bersama anak - anak. Berbeda dengan Alex yang nampak seperti ayah untuk anak – anak, namun keduanya sama - sama memiliki karakter yang menyenangkan untuk anak kecil. Aku menatap horor ke arah Damian yang nampak berantakkan. Kemeja yang sudah penuh noda tanah lalu rambut yang dipasangi banyak pita berwarna pink. Dia tersenyum lebar layaknya anak kecil. Aku merasa bingung dengan apa yang aku lihat. Apa dia seperti ini juga saat bekerja? Di saat para pria bermain dengan mainan dewasanya seperti yang kalian tahulah mobil, motor atau lainnya yang sejenis itu dan oohh.. jangan lupa dengan wanita one night stand aku menatap takjub melihat Damian yang lebih suka menghabiskan waktunya bermain bersama anak – anak kak Lila, hmm.. ralat tepatnya menjadi kelinci percobaan anak – anak kak Lila maksudku. Dia memegang kelinci yang dia beli untuk anak - anak. Mereka tadi begitu senang saat mengetahui Damian membawa kelinci dan mengajaknya untuk langsung bermain di halaman rumah. Aku melihat mereka nampak sibuk mengejar kelinci yang lepas.

"Lihat aku berhasil menangkapnya," ucap Damian riang.

Aku menggeleng menatap kekonyolannya. Ini benar - benar sulit di percaya. Aku menariknya untuk duduk disebelahku. Aku melepas pita - pita di rambut Damian dengan hati - hati. Dia nampak meringis kesakitan karna pita ini terlalu kuat di ikat oleh Loli. Pria dewasa ini terlihat konyol dengan sikapnya. Aku rasa walau seorang pria sangat menyukai anak kecil, dia takkan mau diperlakukan begini kecuali dengan anaknya sendiri. Tapi aku ternyata salah setelah melihat Damian yang malah rela bertingkah seperti anak kecil demi dekat dengan mereka. Aku curiga Damian sedang mendekati kak Lila.

"Kau tidak punya pekerjaan ya? Kenapa kau setiap hari setelah jam makan siang selalu ke sini?" Tanyaku heran.

"Aku bosan melihat berkas - berkas yang membuat kepalaku mau pecah. Lagi pula aku pemilik perusahaan jadi suka – sukaku," ucapnya cuek.

"Kau yakin itu alasanmu?" Tanyaku lagi.

Lihat selengkapnya