Alex tidak menyerah dan terus mencoba memintaku untuk kembali. Aku hanya diam menanggapi apapun yang dia katakan. Bahkan aku diam dan mengacuhkannya saat dia sujud didepanku. Aku ingat dulu akulah yang memohon rasa cintanya untukku. Dulu aku yang berusaha memperbaiki hubungan kami. Dulu aku yang selalu berusaha memperhatikannya dan berusaha menjadi istri yang baik, namun hatiku sudah tak bisa lagi menerima Alex dalam hidupku. Aku tidak bisa kembali walaupun aku mau. Bagiku semua sudah berakhir. Aku hanya wanita biasa yang bisa merasa lelah saat usahaku hanya di anggap sia – sia oleh suamiku sendiri. Aku hanya wanita biasa yang bisa merasakan sakit saat suamiku berpaling dan memilih membagi hatinya yang dulu dia berikan untukku.. hanya untukku. Aku menyadari kenyataan yang selama ini tidak ingin aku ketahui. Kenyataan bahwa hatinya tidak benar – benar tulus untukku.
"Tidak Alex.. untuk terakhir kalinya aku bilang tidak. Aku sudah terlanjur sakit dan tidak akan bisa kembali. Ini bukan cinta, tapi hanya karna aku mengandung dan kebetulan itu anakmu. Kalau aku tidak mengandung kau takkan seperti ini. Aku sudah lelah berada disisimu. Aku sudah tidak sanggup lagi percaya akan janji yang kau sebutkan untukku. Aku lelah merasakan sakit. kalau kau mencintaiku, kau pasti akan menghormati keputusanku demi kebahagiaanku. Seperti aku yang dulu rela kau menikahi Renata demi kebahagiaanmu," ucapku tenang.
"Tidak Kate.. aku tidak bisa. Aku mencintaimu Kate. Aku menginginkanmu lebih dari apapun," ucapnya mengiba.
"Kalau kau mencintaiku kau takkan berselingkuh dengan wanita itu. Kau mau bilang kau khilaf? Kau sadar kau menyakitiku selama setahun. Aku berusaha memperbaiki semua. Aku berusaha menjadi istri yang baik dengan menunggumu dan menyiapkan semua kebutuhanmu, tapi kau lebih memilih mengacuhkanku dan mengkhianatiku. Itu bukan waktu yang singkat. Sedetik saja rasanya seperti 100 tahun buatku. Kau dulu berjanji untuk membahagiakanku dan takkan membuatku menangis. Tapi apa Alex? Aku setiap malam menangis karnamu. Aku hancur saat mengetahui semua kebenarannya. Satu sisi aku terlalu lemah dan terlalu berharap kepadamu karna aku tidak memiliki siapapun di dunia ini, tapi satu sisi aku sakit karna penderitaan yang kau berikan. Aku sudah berusaha untuk bertahan walau aku harus mengalah dan harus menjadi sosok yang seakan - akan pengganggu dipernikahan kalian. Kamu hanya diam saat dia melarangmu melakukan tugasmu sebagai suami sahku. Aku ini istri pertamamu dan dialah wanita pengganggu pernikahanku. Tapi sebaliknya yang aku rasakan. Kalau boleh jujur bisa saja aku menuntut hakku, tapi aku tidak melakukan itu karna demi kamu. Demi orang yang aku cintai, tapi sayangnya kau memang tidak pernah peduli dengan perasaanku. Aku berusaha tegar walau sakit rasanya, tapi.. saat kenyataannya wanita itu tahu masa laluku dan aku yakin dia tahu dari kau.. aku tidak sanggup menerima itu. Aku tidak pernah menyangka kau benar – benar tega menghancurkanku berkeping – keping. Sampai di titik itu kamu menyakitiku. Kenapa kamu menikahiku kalau hanya untuk seperti ini? Seharusnya kau tidak membawaku dan cukup biarkan aku menjadi pelacur. Cukup pakai aku saat kau inginkan. Itu mungkin lebih baik dari pada kau menikahiku lalu menyakitiku. Aku sudah terlanjur mencintaimu dan hancur karnamu. Apa kau masih mau aku kembali? Bagaimana kalau aku mengugurkan anak ini didepanmu dan bercinta dengan pria lain? Bagaimana kalau aku menikah dengan pria lain? Apa kau masih mau menerimaku dan menekan rasa sakitmu? Fikirkan itu semua. Apa kau siap kalau aku melakukan itu semua, tapi maaf aku mungkin tidak akan melakukan itu karna aku tidak mau kembali padamu," ucapku marah.
Alex masih diam membisu. Aku tidak peduli dengannya lagi. Aku yakin aku bisa membesarkan anakku sendiri tanpanya. Aku takkan membiarkannya menemui anakku. Aku tidak mau anakku mengetahui semua tentang ayahnya. Tidak peduli aku akan di anggap kejam karna memisahkan anak dan ayah kandungnya. Aku melakukan ini semua demi anakku. Aku tidak ingin terjadi sesuatu kepada anakku. Cukup aku yang merasakan hal ini.
*/*
Aku sengaja pergi dari rumah kak Lila diam - diam. Aku sudah mendiskusikan rencanaku kepada kak Lila dan Vanesa. Kak Lila dan Vanesa menyetujui kemauanku dan menyarankanku untuk tinggal dengan saudara Vanesa yang berada di luar kota untuk sementara waktu. Awalnya aku berencana untuk pindah jauh dari sini, namun mereka tidak mengizinkan karna kehamilanku. Mereka tidak mau terjadi apa - apa padaku. Aku hanya bisa menurut apa yang mereka mau. Aku tidak mungkin membuat mereka khawatir dengan keadaanku. Aku memang tidak punya pilihan selain mengikuti kemauan mereka, karna aku tidak ingin terjadi apa – apa kepada anakku. Aku hanya berdoa semoga Alex tidak lagi menggangguku.
*/*