“Kemana jagoan kecilku?” Tanya Ryu sambil menatap sekeliling kami.
Aku tersadar dari lamunanku dan menatap Ryu. Aku tersenyum melihatnya nampak sangat menyayangi William walau dia bukan anak kandungnya. Ryu masih tersenyum menatapku. Dengan lembut dia mengecup keningku.
“Ada diruanganku,” ucapku lembut.
“Jadi, apa kalian merindukanku?” Tanya Ryu.
“Hm.. tidak,” ucapku menggodanya.
“Bohong,” ucap Ryu yang mencubit pipiku dengan gemas.
“Papa...”
Aku menoleh mendengar suara William. William langsung berlari menuju kami. Ryu langsung menyambut William yang nampak senang. Ryu mengecup pipi tembam anakku yang menggemaskan. Mereka seperti ayah dan anak kalau sudah begini.
“Apa kau merindukan papa?” Tanya Ryu.
“Iya sangat.. mommy juga,” ucap William menunjukku.
“Mommy tidak,” ucapku cepat.
“Mommy bohong,” ucap William.
“Papa tahu mommy juga sangat merindukan papa,” ucapnya percaya diri.
“Ya.. terserah kalian,” ucapku.
Ryu membawaku ke dalam pelukkannya. Dia menyalurkan rasa rindunya kepada kami. Dengan erat aku juga memeluk Ryu dan William. Aku berharap Ryu orang yang akan mengakhiri kisah menyedihkanku.
*/*
Aku mengecup kening William yang tertidur pulas setelah dibacakan dongeng oleh Ryu. Dia nampak kelelahan setelah bermain seharian dengan Ryu. William hari ini nampak begitu menikmati kebersamaannya bersama Ryu. Mereka terlihat seperti anak dan ayah yang sedang bersenang – senang. Aku menoleh saat merasa bahuku di sentuh. Aku tersenyum menatap Ryu.
“Apa yang sedang kau fikirkan?” Tanya Ryu.