HURT ME

Anastasya putri
Chapter #23

HURT ME 23

“Apa yang kau lakukan di sini?” Tanyaku tajam kepada Renata.

“Aku hanya mau membawa William!” Ucap tajam Renata.

Aku tertawa sinis mendengar niat bodoh Renata. Dia ternyata mengabaikan ancamanku hingga berani menunjukkan dirinya didepanku. Apa dia fikir aku main - main dengan ancamanku? Aku akan melakukan segala cara untuk melindungi anakku.

“Kau gila!” Ucapku marah.

“Mom..”

Aku tersadar kalau di sini masih ada William. Aku menoleh ke arah William yang terlihat ketakutan. Aku meraih William ke dalam gendonganku.

“Aku mohon usir dia Ryu,” ucapku kepada Ryu sebelum membawa William pergi.

“Tunggu..”

Aku terpaku saat mendengar suara itu. Suara yang aku benci. Suara yang aku harap tidak pernah lagi aku dengar. Berkali - kali aku mengutuk Renata yang aku yakini sebagai dalang kejadian hari ini.

“Ryu tutup pintunya. Jangan biarkan mereka masuk,” ucapku bergetar.

“Kau tidak bisa melakukan ini karna aku ayah William!” Ucap Alex yang berhasil membuatku berhenti melangkah.

Aku merasakan William bergerak ingin melihat Alex. Seketika aku berusaha mengeratkan pelukkanku kepada William dan berlari membawa William ke dalam kamar. Aku tidak akan membiarkan mereka mengambil anakku. Setelah apa yang mereka lakukan kepadaku, sekarang mereka dengan seenaknya mau mengambil anakku? Tidak akan aku biarkan. Aku takkan bisa hidup tanpa anakku. Aku tidak akan membiarkan mereka walau aku harus mengorbankan nyawaku. Aku tidak peduli dengan apapun saat ini karna yang hanya aku pedulikan adalah mempertahankan anakku.

"Mommy.."

Aku menatap William yang masih dalam gendonganku. Dia terlihat ketakutan saat menatapku. perlahan aku berusaha mengontrol diriku agar terlihat baik - baik saja.

"Maafkan mommy sayang. Tadi mommy memelukmu terlalu erat ya. Apa mommy menyakitimu?" Tanyaku lembut.

William menggeleng dan memilih memelukku kembali. Hatiku terasa lebih tenan saat menerima pelukkan dari anakku.

*/*

Aku berjalan mondar – mandir setelah menidurkan William. Aku tidak bisa meredakan ketakutanku karna aku takut Alex akan membawa anakku. Aku tersentak kaget saat mendengar suara pintu yang terbuka. Tanpa sadar aku berdiri waspada menatap siapa yang masuk. Aku menatap Ryu yang langsung berjalan menghampiriku. Ryu memelukku dengan erat untuk menenangkanku. Aku menangis di dalam dekapan Ryu. Ryu membimbingku keluar dari kamar William. Dia tidak melepaskan pelukkan kami hingga kami duduk di sofa. Dia berusaha menenangkanku yang masih menangis ketakutan.

Lihat selengkapnya