Aku membuka mata saat hembusan angin membelai pipiku lembut. Aku menyipitkan mataku yang terasa silau saat melihat matahari yang menjadi objek pertama yang aku lihat. Perlahan aku menatap sekelilingku dan menemukan taman bunga yang sangat indah. Aku bangkit dari tempatku dan menatap sekeliling untuk mencari seseorang yang berada di sini. Ini tempat asing yang belum pernah aku datangi sebelumnya. Aku menyentuh kepalaku dan tidak menemukan perban yang membalut lukaku. Apa mungkin Tuhan mengabulkan doaku? Aku menatap diriku yang memakai gaun berwarna putih.
“Kate..”
Aku menoleh dan menemukan ibuku yang sedang tersenyum menatapku. Aku mengedipkan mata untuk memastikan kalau itu benar dia. Ibuku melambaikan tangan untuk memanggilku mendekatinya. Aku berlari menghambur kepelukkannya. Tangisanku pecah dalam pelukkannya yang aku rindukan. Aku meluapkan apa yang selama ini aku rasakan. Aku merasa lega saat menangis dalam pelukkannya. Bisa aku rasakan perlindungan yang tulus dari ibuku. Aku mengeratkan pelukanku dan menghirup aroma yang selama ini selalu aku rindukan.
“Jangan tinggalkan aku lagi.. ma..”
“Ya sayang,” ucapnya lembut.
*/*
Aku menikmati setiap sentuhan ibuku yang sedang membelai rambut panjangku. Ini seperti saat kami bersama dulu. Dia selalu memanjakanku hingga aku larut dalam buaiannya.
“Rambutmu sudah panjang. Kau sudah sangat dewasa. Tidak terasa putri mama sudah sedewasa ini sekarang. Apa kau sudah memiliki seseorang yang kau cintai?” Tanya ibuku lembut.
“Ya.. aku juga sudah memiliki anak ma.. tapi aku tidak bisa lagi bersama mereka. Pria yang aku cintai mengkhianatiku. Pria yang selanjutnya juga mengingkari janjinya untuk menjagaku dan anakku. Bahkan William anakku sendiri tidak menginginkanku. Maka dari itu aku berdoa kepada Tuhan untuk mengakhiri semua penderitaanku dan mempertemukanku dengan mama. Tuhan mengabulkan doaku. Aku bahagia sekali ma.. Aku mohon mama tidak meninggalkanku untuk kedua kalinya,” ucapku sedih.
Ibuku menarikku ke dalam pelukkannya sambil mengusap punggungku untuk menenangkanku. Aku memejamkan mata menikmati belaian dan senandung ibuku yang menenangkan. Bagiku ini sudah cukup untuk saat ini. Aku hanya berharap ini bukan mimpi indah yang semu.
*/*
Aku terbangun dalam keadaan sendirian di tengah taman. Aku menatap sekelilingku dan melihat ibuku yang terpaku menatap danau didepannya. Aku menghampirinya yang sedang termenung dan menepuk bahu ibuku dengan lembut. Ibuku menoleh dan menatapku dengan sedih. Aku menatapnya bingung dan mengalihkan tatapanku ke arah danau. Terlihat gambaran diriku yang terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Aku melihat Ryu, Alex dan William ada di sana. Bahkan di sana ada kak Lila dan Vanesa. Mereka nampak menatapku dengan sedih. Aku menatap William yang nampak menangis sambil menggenggam tanganku. Aku meneteskan air mata melihatnya yang nampak sedih.
“Mereka sangat menyayangimu,” ucap ibuku.