"Apa yang mau kau bicarakan?"
Daisy langsung membuka pembicaraan ketika dia dan Satria sudah ada di depan salon. Dia tidak mengerti kenapa harus membicarakan hal ini disini, Satria juga tampak begitu serius. Padahal Daisy tidak mau meninggalkan Alex, takut Alex malah dibicarakan oleh tukang gosip disana.
Satria menghembuskan napas. "Aku mau membicarakan mengenai dirimu dan Alex."
Kening Daisy berkerut. "Aku dan Alex?"
Satria mengangguk. "Daisy, aku tahu kau sama sekali tidak mencintai Alex, karena memang kalian terpaksa menikah karena kau ingin menjaganya saja. Tapi Daisy, kau yang sengsara, aku tahu itu, kau harus menjaga dia. Semua itu pasti sangat melelahkan." Satria menatap Daisy serius. "Aku mau kau benar-benar bahagia."
"Kau memintaku untuk menceraikan Alex?" tanya Daisy dengan tatapan tajam. Dia bisa melihat Satria mengangguk membuatnya menghela napas jengah. "Aku tidak akan menceraikannya."
"Astaga Daisy, mau sampai kapan kau menderi---"
"Dia lebih menderita Satria," sela Daisy. "Dia jauh lebih menderita dibandingkan dengan diriku. Andai aku tidak mengebut di jalanan, apakah semua ini akan terjadi? Apa dia harus menderita dalam kegelapan?" Daisy bertanya tanpa jeda, tanda kalau emosinya sudah naik. Daisy menggeleng. "Tidak, tapi karenaku, dia harus terjebak dalam kegelapan itu dan diejek oleh semua orang!"
"Ya, aku tahu kau begitu merasa bersalah. Tapi kau harus kasihan juga kepada dirimu sendiri. Kau juga menderita."
"Kenapa? Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?"
Satria terdiam beberapa saat. "Ka-Karena kau tidak mencintainya, bahkan kau yang sudah membayar semua biaya perawatan dia dan orang itu. Itu sudah berapa? Sudah sangat---"
"Seberapa banyak uangku, itu tidak akan bisa membayar kedua matanya yang buta, kebahagiaannya yang sirna." Daisy menatap Satria kecewa. "Kau jangan berpikir kau benar Satria. Kau berpikir aku tidak bahagia bersamanya? Aku bahagia bersamanya! Semua tidak seburuk yang kau pikirkan."
"Aku tidak percaya. Bagaimana kau bisa bahagia dengan orang yang buta."
"Pandangan kita berbeda, Satria dan aku tidak menyangkanya."
Daisy mengatakan dengan tajam, kemudian langsung berbalik, masuk ke dalam salon, mengabaikan Satria yang memanggilnya dan akhirnya mengejarnya. Daisy berdiri di belakang Alex yang baru saja selesai memotong rambut.
"Berapa?" tanya Daisy kepada Yani seraya mengambil dompet, hendak membayar. Setelah Yuni menyebutkan jumlah, dia langsung membayar. "Ini uangnya. Terima kasih. Alex, kita pulang."
Alex menggangguk, Daisy lekas membantu Alex berdiri dan sebelum keluar dari salon, dia berkomtak mata dengan Satria sebentar, namun beberapa detik kemudian, dia langsung menghadap ke depan.
"Kami pulang Satria, terima kasih," ucapnya tanpa menatap Satria, kemudian pergi darisana, sedikit terburu-buru. Dia langsung masuk kedalam mobil bersama dengan Alex dan pergi dengan mobilnya.
Alex tahu ada yang salah.