Destiny

Janis Etania
Chapter #12

Destiny Part 11

Alex mengigit bibir bagian dalamnya atau sesekali mengusap tangan Daisy yang sedang menggengamnya. Dia tampak gugup sekaligus cemas. Hari ini akhirnya tiba saatnya dia untuk operasi, setelah beberapa hari dia menjalankan sejumlah pemeriksaan untuk donor matanya. Untungnya Daisy diizinkan untuk menemani karena memang dia sudah pulih sepenuhnya.

“Alex, kau gugup?” tanya Daisy ketika merasakan tangan Alex terus mengusapnya. Dia tersenyum lembut. “Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Ini adalah impianmu dan juga impianku. Kau penasaran dengan wajahku kan? Kau akan bisa melihatnya setelah ini, Alex.”

Entah kenapa, suara Daisy mampu menenangkan Alex yang sudah cemas selama beberapa hari ini hanya dalan beberapa detik. Ale perlahan menarik senyum dan menganggukkan kepalanya. Dia menaikkan tangannya, meraba dan memegang pipi Daisy yang sekarang memerah karena ulah Alex.

Dalam hati, Daisy bersyukur Alex tidak bisa melihatnya atau dia yakin akan semakin malu, Daisy merasa pipinya semakin memanas melihat senyuman manis Alex.

“Aku mengerti. Terima kasih sudah menyemangatiku, aku tidak akan cemas karena tujuan utamaku melakukan ini---“ Alex menggantungkan ucapannya,maish dengan senyuman lembutnya. “Karena aku mau melihatmu, bisa menjagamu, Daisy.”

Entah kenapa, Daisy merasa hatinya menghangat mendengar ucapan Alex. Dia mengangguk dengan air mata mengenang, air mata terharunya.

"Ya Alex. Terima kasih."

"Tidak perlu berucap terima kasih, justru aku yang harusnya mengucapkan terima kasih karena aku tahu, aku membuatmu repot selama ini. Kau selalu menjagaku, padahal seharusnya pria yang menjaga wanita. Ini malah sebaliknya."

Daisy menggeleng. "Tidak, ini semua kesalahanku. Aku yang menabrakmu sampai kau seperti itu. Jadi jangan merasa bersalah atau apapun. Kau mengerti kan?" Alex hanya tersenyum hangat mendengarnya. Daisy mengelus kepala Alex. "Sekarang kau akan mencapai kebahagiaanmu, Alex."

"Ekhem!"

Daisy sontak menoleh ke belakang dan mendengus menemukan Aliando dan Edgar ada di belakang mereka. Aliando tampak terkekeh, sedangkan Edgar hanya tersenyum melihat keduanya.

Daisy sontak berdiri dari tempatnya tadi. "Ada apa?"

"Operasi akan segera dimulai. Sudah cukup belum?" Daisy menghela napas dan mengangguk. Edgar tersenyum. "Ya sudah, aku akan segera memulainya. Hei bocah! Cepat, katanya kau mau memberikan semangat."

Aliando mendengus. "Aku bukan bocah!"

"Terserah. Sudah, cepat katakan apa yang mau kau katakan."

Aliando memutar bola matanya, sebelum menatap Alex yang duduk di brankar dengan bajunya yang sudah diganti dengan baju ala rumah sakit.

Lihat selengkapnya