Sesuai dengan yang direncanakan Daisy. Daisy tetap di rumah sakit dan Aliando mau tidak mau tidur di sofa ruang tamu. Sudah sekitar pukul 12 pagi, tapi Daisy masih membuka matanya dan memperhatikan Alex yang belum sadarkan diri pasca operasi. Tadi Edgar mengatakan, kemungkinan Alex sadar besok pagi.
"Daisy."
Daisy sontak menoleh ke pintu ketika namanya dipanggil. Dia tersenyum. "Ah.. Edgar." Ya, yang memanggilnya adalah Edgar yang sekarang menghampirinya. "Ada apa? Kau belum tidur? Kau harus istirahat yang cukup."
Edgar terkekeh. "Aku masih belum mengantuk, kau sendiri? Kenapa kau belum tidur? Bahkan bocah itu sudah tertidur lelap."
Edgar menunjuk Aliando dengan arah matanya. Daisy tertawa kecil. "Dia memang tidak bisa bergadang. Mungkin karena dulu dia tinggal di panti asuhan, dan biasanya dia tidak akan mengizinkan mereka untuk tidur tengah malam atau yang lain. Aku tidak tahu."
"Memang."
"Ngomong-ngomong untuk apa kau kemari, Edgar?"
"Tadi aku jalan-jalan, lalu saat lewat kemari, aku mencoba melihat kedalam. Ternyata kau belum tidur. Tapi syukurlah, sebenarnya aku mau menanyakan sesuatu kepadamu."
Kening Daisy berkerut heran. "Bertanya? Bertanya apa?"
"Mengenai dirimu dan Alex sebenarnya."
"Maksudmu?"
"Bisa bicara diluar?"
Walau heran, akhirnya Daisy mengangguk sebagai jawaban. Keduanya segera melangkah keluar dengan hati-hati agar tidak membangunkan keduanya. Mereka berdiri didepan pintu ruangan Alex, koridor sudah sepi, mungkin karena kebanyakan sudah pulang atau biasanya yang bertugas atau menginap disini untuk bekerja sibu di ruangannya atau sudah tidur dulu.
“Jadi apa yang mau kau bicarakan sampai harus diluar seperti ini?” tanya Daisy.
Edgar menghela napasnya. “Sebenarnya tidak banyak yang mau kutanyakan. Ada dua. Untuk yang pertama aku ingin bertanya, sebenarnya apa yang terjadi antara dirimu dan Satria?”