Destiny

Janis Etania
Chapter #16

Destiny Part 15

Pagi menjelang siang, Sophia masih belum berangkat ke kantor. Dia tidak bermalas-malasan, tapi dia bangun kesiangan, karena kemarin dia bergadang menyelesaikan tugasnya. Namun dia terpaksa menghentikan langkah ketika dia menemukan Aditya duduk di ruang tamu dengan kursi rodanya bersama beberapa pelayan.

Ya, Aditya lumpuh.

Dia lumpuh karena kecelakaan yang menimpanya saat itu, kedua kakinya tidak bisa berjalan seumur hidup, jadi dia terpaksa menggunakan kursi roda diikuti oleh beberaopa pelayan untuk menjaganya. Sebenarnya disini pelayannya ada 10, satpam ada 2, itu adalah orang-orang yang dipekerjakan oleh Aditya.

 “Ayah. Kau mau makan sesuatu? Nanti pulang kerja aku akan membawakannya atau memnta pelayan membuatnya,” ucap Sophia ketika dia ada disamping Aditya.

Aditya sedikit menoleh, sebelum kembali menghadap ke depan. “Kau masih berani pulang ketika kemarin pria itu berani menentangku. Siapa dia?”

Sophia membulatkan mata mendengarnya. Dia yakin yang dimaksudkan oleh Aditya adalah Justin, kekasihnya. Sophia menundukkan kepalanya, menatap Aditya yang tidak menatapnya. Namun Sophia kembali terkejut ketika Aditya menoleh menatapnya membuat Sophia langsung menunduk.

“Kau tidak punya mulut?” tanyanya dengan nada datarnya. “Jawab pertanyaanku.”

Sophia mengigit bibirnya. “I-Itu.. Dia adalah kekasihku.”

“APA?!”

Sophia memejamkan matanya ketika teriakan Aditya terdengar jelas. Dia tahu, Aditya adalah tipe orang yang tidak mau dibantah. Jadi ketika dia dibantah, dia biasanya bisa langsung memecacat, jika itu adalah pelayan. Di satu keluarga jika dia dibanta pasti akan ada pertengkaran disana.

“Berani sekali kau berpacaran dengan laki-laki itu! Putuskan hubunganmu dengan dia sekarang juga! Aku tidak mau kalian berhubungan!”

“Ayah!” Sophia memekik tak terima dan menggeleng. “Maaf Ayah, aku tidak mau, dia sangat mencintaiku dan aku juga mencintainya!” tolak Sophia. Dia tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa Justin.

Aditya tertegun beberapa saat, karena baru kali ini dia dilawan oleh Sophia. Dia menampakkan senyum miringnya. Dia berusaha menahan amarahnya yang perlahan mulai menguasainya, dia benar-benar mulai geram dengan orang bernama Justin itu, dia bisa membuat Sophia yang awalnya begitu patuh sekarang menolak keinginannya.

“Jadi sekarang kau melawan perintahku bahkan membentakku?”

Sophia tersadar ketika Aditya berkata seperti itu. Dia baru menyadarinya, dia benar-benar tidak sengaja melakukannya, itu semua adalah reaksi spontannya. Dia kembali menundukkan kepalanya, merasa menyesal karena sudah melakikan itu. Hampir seumur hidup, dia tidak pernah membentak dan melawan perintah Aditya.

“Maaf Ayah. Tapi aku benar-benar tidak bisa menuruti keinginan Ayah kali ini,” ucap Sophia jujur.

Brak!

Sophia terkejut ketika suara dentuman keras terdengar, dia menatap Aditya yang tengah menatapnya marah. Sophia kembali menundukkan kepala, mungkin dia terlihat sangat lemah di hadapan Aditya, selalu begitu.

“Untuk pria itu kau melawan Ayah yang sudah bersamamu bertahun-tahun? Kau sudah tidak bisa menggunakan otakmu, huh?”

Lihat selengkapnya