Sophia menggigit bibirnya, merasa cemas.
Dia cemas bukan tanpa alasan. Namun semua karena Justin memutuskan untuk ikut membawa Sophia pulang sekaligus ingin bertemu dengan Aditya. Sophia hanya cemas, semua bisa berujung kepada pertengkaran, mengingat jika Aditya adalah tipe orang yang tidak mau disalahkan dan keras kepala.
"Justin.., kurasa kau harus kembali, cara ini tidak baik, aku kurang--"
"Aku yakin, Sophia. Jadi jangan terlalu tegang seperti itu, semua akan baik-baik saja, oke?" sela Justin. Dia sudah mendengarkan kalimat yang ingin diucapkan oleh Sophia ini berkali-kali. Sophia tampak begitu khawatir.
Sophia menghela napasnya. Perkataan Justin tetap tidak bisa membuatnya tenang. Ketakutan, gelisah, dan cemas, bercampur aduk dalam dirinya sekarang. Tapi Sophia bisa meliua yang Justin begitu santai, seakan tidak terjadi apa-apa.
"Nona?" Sophia terkejut ketika ada yang memanggil namanya, ternyata itu adalah Yuli, salah satu pelayan di rumahnya.
Sophia perlahan tersenyum. "Ya, kenapa Yuli?" Usia mereka memang tidak terpaut jauh, Sophia lebih tua satu tahun dibanding Yuli.
Yuli tersenyum ramah. "Tidak apa-apa, saya hanya memanggil. Anda tidak mau masuk bersama--"
Yuli menggantungkan ucapannya, menoleh ke arah Justin. Jelas dia tidak mengenalnya. Justin tidak pernah melangkah masuk kedalam, biasanya hanya mengantar pulang dan setelah Sophia masuk kedalam rumah, dia langsung kembali pulang.Jadi tidak ada yang mengenal Justin sama sekali.
“Ah ya, Yuli, kau sering mendengar dariku kalau aku punya kekasih kan?” Sophia sedikit menarik tangan Justin mendekat. “Dia adalah kekasihku, bernama Justin.”
“Hah?” Yuli tampak terkejut. Justin tersenyum kaku, reaksi yang ditunjukkan Yuli bukan seperti orang yang terkejut pada umumnya. Tapi ini seperti terkejut sekaligus cemas. Justin dapat merasakannya. “Berarti dia adalah—“ Yuli menggantungkan ucapannya, sebelum dia menundukkan kepala lagi. “Baiklah, kalau begitu Nona Sophia boleh masuk.”
Sophia mengangguk. Dia tahu sekarang Yuli pasti mencemaskan sesuatu yang sudah Sophia ketahui. Semua orang di rumah ini hampir sudah mengetahui nama Justin karena Aditya tadi tampak begitu marah menyebutkan nama itu dan juga ucapan dari mulut ke mulut, sangat mustahil jikamereka tidak tahu nama itu.
Dia melangkah masuk, Justin tentu saja mengikutinya. Namun baru beberapa langkah dia maju, dia kembali berhenti ketika Yuli mendadak menahannya. Sophia juga otomatis berhenti melangkah dan menoleh ke arah mereka berdua.
“Permisi Tuan Justin, tapi kau tidak boleh masuk.”
Justin menghela napas, sebenarnya dia sudah menyangka Yuli akan menahannya. “Kenapa?” Justin sudah menduga alasannya, tapi dia kembali bertanya untuk memastikan.
Justin bisa melihat Yuli berusaha mencari kata-kata. “Ka-Karena Tuan ingin bicara berdua dengan Nona Sophia, tidak boleh ada yang bertamu, selain itu Tuan Aditya juga membutuhkan istirahat dan kami tidak menerima tamu akhir-akhir ini,” jawab Yuli ketika semua alasan itu muncul di otaknya.
Justin terkejut, tidak menyangka jika dalam waktu sesempit ini, Yuli bisa memikirkan sebanyak itu. Tapi tetap saja Justin harus menyelesaikan semuanya. Justin rasa ini akan sulit, banyak sekali penghalangnya, awalnya Sophia yang melarangnya, Justin masih bisa membujuk, namun disini dia harus melawan pelayan dan satpam.
“Maaf, tapi saya ada keperluan penting dengan Tuan Aditya.”