Destiny

Janis Etania
Chapter #25

Destiny Part 24

"Kak Daisy, kita sebenarnya dimana?"

Daisy menoleh ke arah Aliando yang baru saja bertanya, kemudian mengangkat kedua bahunya dan menggeleng, tanda dia tidak tahu. Dia juga tidak tahu dia sebenarnya dimana, yang jelas tadi dia saat membuka mata, dia sudah disini bersama Aliando disampingnya. Tadi dia sudah berusaha keluar, namun pintu ternyata terkunci dan malah ada yang berteriak memintanya tetap didalam tanpa protes.

Daisy yang kesal tadi sempat menendang pintu yang terlihat mahal itu. Lalu setelahnya dia mendengar teriakan bodyguard yang mengatakan, nyawa hidupnya juga tidak dapat megganti harga pintu itu.

Daisy yang awalnya ingin menendang lagi, mengurungkan niatnya. Dia merasa sayang karena artinya harga pintu itu pasti sangat mahal.

Selain itu, Daisy sebenarnya memikirkan keadaan Alex dan dia sangat mengkhawatirkannya. Setidaknya dia sekarang bersama Aliando dan dia lega mengetahui jika Aliando tidak terluka sama sekali, sam sepertinya, dia hanya pingsan karena pengaruh obat bius saja. Tapi Alex? Dia bahkan tidak menemukannya.

"Kak, kau tahu? Tampaknya ini adalah rumah Kak Alex, Kak Alex tidak ada disini, mungkin karena dia sedang berbicara dengan keluarganya," celetuk Aliando tiba-tiba.

Daisy sontak menoleh ke arah Aliando dengan tatapan tajam. "Jangan bicara sembarangan, Al!" sentak Daisy.

"Tapi aku yakin itu benar, Kak. Tadi ketiga pria itu memanggil Kak Alex 'Tuan' dan tampak sangat menghormatinya. Tampaknya dulu Kak Alex adalah atasan mereka, jadi mereka sangat menghormatinya. Mereka juga berusaha tidak menyakiti Kak Alex. Bukankah itu masuk akal? Kak Alex tidak disini, tapi dia mungkin berbicara dengan keluarganya."

Daisy terdiam beberapa saat, mencerna ucapan Aliando. Sebenarnya jika dipikir-pikir, perkataan Aliando memang masuk akal. Artinya disini rumah Alex? Daisy menganga, itu artinya Alex sangat kaya dan apa fasilitas yang Daisy berikan? Hah.. Memalukan.

Namun di sisi lain, kalau benar disini adalah keluarga Alex, dia menjadi cemas kalau dia dan Alex akan berpisah disini dan Alex mungkin saja bertunangan dengan wanita bernama Bianca itu. Sial! Membayangkannya saja sudah sesak.

Namun Daisy tersadar dari lamunanya ketika terdengar suara kunci yang diputar, pintu ini artinya akan dibuka. Tak lama pintu itupun terbuka dan mata Daisy membulat seketika menemukan Alex tengah berdiri di depan pintu. Daisy tersenyum lega karena setidaknya dia bisa melihat Alex baik-baik saja.

“Daisy!” pekik Alex, kemudian langsung menghampiri dan memeluk Daisy. Daisy tersenyum sembari membalas pelukan hangat Alex. “Daisy, kau baik-baik saja? Mereka semua tidak menyakitimu kan?” tanya Alex panik setelah melepas pelukannya dan menatap Daisy panik.

Daisy mengangguk dan tersenyum. “Tenang, aku baik-baik saja, Alex, mereka tidak menyakitiku dan Aliando sama sekali,” ucap Daisy ketika dia melihat jelas kepanikan Alex.

Alex menghela napas lega. “Syukurlah.” Alex kembali menarik Daisy ke pelukannya, Daisy tersenyum dan membalas pelukannya, dia dapat merasakan betapa khawatirnya Alex.

Aliando yang berdiri dan memandang mereka, mendengus. Tangannya dia lipat di kedua dadanya sembari menatap kedua orang itu. “Ya, ya. Memang aku selalu saja diabaikan oleh mereka berdua,” ucap Aliando dalam hati sembari menatap kedua orang itu. Aliando memilih mengalihkan pandangan daripada dia nanti menjadi semakin emosi.

Namun saat melihat kedepan, mata Aliando membulat seketika karena terkejut, mulutnya sedikit terbuka, menganga, tangannya yang tadi dilipat di kedua dadanya mulai turun, pandangannya hanya fokus kepada dua orang yang berdiri disamping pria yang duduk di kursi roda.

“Kau?! Bukankah kau adalah Kakak Sophia dan Kak Justin?!” pekik Aliando kaget.

Mendengar pekikan Aliando, Daisy ikut terkejut, dia dengan pelan melepas pelukannya dan Alex, mengikuti arah mata Aliando. Mata Daisy membulat seketika, dia mematung karena rasa terkejut yang menyerangnya. Dia menatap Justin dan Sophia yang berdiri di samping Aditya.

“Sophia, Justin?! Kalian disini?!” pekik Daisy. Dia begitu terkejut. “Ke-Kenapa kalian bisa disini? Aku—“

“Sophia temanmu yang kau maksud adalah dia?” tanya Alex sembari menunjuk ke arah Sophia.

Lihat selengkapnya