Setelah pertemuan mengejutkan bagi Aliando dan pertemuan mengherankan bagi Daisy. Sekarang mereka bertiga, mungkin berempat bersama dengan supir sekaligus bodyguardnya. Aliando terkejut mengetahui Keira adalah orang kaya, dia menjadi satu-satunya keluarga yang tersisa dan menjadi penerusnya. Sungguh, beban Keira sangat berat, padahal dia masih muda.
Di kafe dimana mereka duduk bersama, Daisy dan Aliando akhirnya mengenal Keira lebih dalam. Daisy tahu kalau terrnyata Keira adala gadis yang diceritakan Aliando hendak bunuh diri saat itu. Keira sangat berterima kasih kepada Aliando karena berhasil membujuk Keira yang hendak bunuh diri.
Keira adaah gadis berumur 15 tahun, orang tuanya meninggal karena kecelakaan, adiknya meninggal karena penyakit. Hanya dia yang masih hidup, jika sampai Keira juga meninggal, maka tidak akan ada penerus perusahaan yang ditinggalkan, penerus keluarga mereka juga tidak akan ada.
Daisy dalam hati benar-benar kagum dengan Aliando.
“Aku sudah menceritakan tentang diriku. Bagaimana dengan kalian? Tadi sebenarnya kalian mau kemana?” tanya Keira sembari meletakkan cangkir yang sudah kosong di meja.
Daisy yang tadi tengah melamun, tersadar dari lamunannya ketika Aliando sedikit menyenggol tangannya. Dia memandang Keira yang sedang tersenyum menatapnya, tampaknya dia terlalu memikirkan Alex hingga dia tidak mendengar apapun yang dikatakan oleh Keira menjelang saat-saat terakhir.
“Maaf, tadi aku melamun dan tidak mendengar apa yang kau katakan. Bisa diulang?” tanyanya sopan.
Keira turut tersenyum. “Iya, tenang saja Kak Daisy. Aku hanya bertanya tadi sebenarnya kalian mau dimana dan maaf jika pertanyaan ini menyinggung, apa kau menangis? Aku melihat pipimu basah dan matamu memerah seperti orang habis menangis.”
Seketika senyuman Daisy perlahan luntur hingga sepenuhnya hilang. Dia mengingat kejadian yang membuatnya sesak bukan main. Dia menghela napas dan menarik senyumnya, namun terlihat jelas itu sangat dipaksakan.
“Aku diusir dari rumah mertuaku.
“Apa?!” Keira nyaris berteriak saking terkejutnya. Tadi saat bertemu dengan mereka, dia berpikir kalau mereka tengah berjalan ke suatu tempat, tapi ternyata mereka diusir? Keira memandang Aliando yang menghela napas. Tampaknya itu benar. “Ta-Tapi kenapa?”
“Akan kuceritakan semuanya,” ucap Aliando. Dia prighatin jika Daisy harus menceritakan semuanya. Dia yakin, Daisy masih terluka dengan kejadian itu. Aliando pun menceritakan semua yang terjadi membuat Keira dan bodyguardnya tampak terkejut. Namun Daisy hanya menahan perih dan air mata mengingat itu.
Dia sangat khawatir dengan Alex.
“Astaga.., dia seperti itu?” gumam Keira tak percaya.
“Aku tidak tahu. Tapi Kak Daisy tidak pernah berbohong, aku percaya kepadanya, dia tidak mungkin menyakiti Kak Alex. Mengenai Justin, dia memang ramah dan baik kepadaku, tapi mendengar cerita Kak Daisy, aku tetap percaya kepada Kak Daisy. Aku sudah tinggal bersamanya jauh lebih lama dibanding Justin.”
Keira mengangguk-angguk mengerti, kemudian dia memandang Daisy yang tengah menundukkan kepala sembari sesekali mengipas matanya agar dia tidak menangis lagi di hadapan mereka semua membuat Keira yang melihatnya menjadi iba.
“Kak Daisy, Al. Aku bisa membantu kalian.”
Daisy dan Aliando sontak menatap Keira dengan mata membulat. “Ma-Maksudmu?” tanya Daisy.
“Ini adalah supir sekaligus bodyguarku. Dia adalah seorang polisi dulunya, jadi dia sudah sangat handal dan memiliki banyak teman. Jadi dia pasti bisa membantu kalian, aku yakin. Namanya adalah Jack. Aku yakin dia memiliki kesimpulan di otaknya setelah mendengar cerita kalian, dia sangat pintar dalam hal ini. Jack, bisa kau beritahu kesimpulanmu?”
Jack sedikit membungkukkan tubuhnya, lalu mengangguk. Kemudian dia memandang Daisy dan Aliando.
“Kesimpulan saya, sebenarnya mungkin sama dengan anda Nyonya Daisy. Dia sengaja mendekati keluarga Christian dari putrinya, mendapatkan kepercayaannya untuk mengambil alih restoran mereka. Satu keluarga sudah percaya kepadanya, jadi dia bisa memfitnah dan menyalahkan orang lain dengan sangat mudah. Itu jika dia benar-benar penjahat.”
Daisy mengangguk-angguk, dia juga berpikiran sama seperti Jack. “Dia membunuh setidaknya ada 2 tujuan, meurut saya yaitu untuk menghancurkan bukti atau dendam pribadi atau bisa saja keduanya.”
“Lalu Jack, apa kau memilki cara untuk setidaknya menghancurkan semua kebohongannya? Aku takut dia akan mencelakai Alex. Di makanan itu, dia bisa saja membunuh Alex.”
“Kita harus membuktikan kalau dia benar-benar berbohong. Yang jelas saya dan semua teman saya di kepolisian tidak bisa melakukan apapun jika tidak ada buktinya. Jika ada bukti, pasti semua bisa terungkap dan dia bisa ditangkap. Jadi ingat Nyonya Daisy, jika suatu saat kau bisa menemukan sedikit saja petunjuk, rekam saja, itu bisa menangkap dan menghentikan rencananya.”
“Tapi sekarang aku saja tidak tinggal disana, bagaimana aku bisa mendapatkan buktinya?”
“Benar, jika anda masih disana salah satu caranya, diam-diam mengambil ponselnya, lalu kita akan menyelidikinya. Mungkin ada pesan. Tapi karena kau sekarang tidak disitu, kita harus mencari jalan alternatif lain. Aku akan berusaha mencari caranya, lebih baik kalian pulang dan berisitirahat saja.”
Daisy menghela napasnya. Jujur, dia mau segera mendapatkan rencananya agar dia bisa segera menyelamatkan Alex dan dia tenang. Namun dia tidak ada pilihan lain selain mengangguk. Keira tersenyum.
“Ya sudah, aku akan mengantarkan kalian.”
“Hah? Tap—“
“Jangan menolak ya,” sela Keira dengan senyuman manisnya membuat Daisy tidak bisa menolak. Diapun tersenyum.
“Baiklah terima kasih.”
***
Keira benar-benar mengantarkan keduanya sampai ke rumah lama mereka.
“Terima kasih Keira,” ucap Daisy sembari tersenyum.
“Tidak masalah, kalian berisitrahatlah dengan baik. Nanti kalau terjadi apapun, kau boleh menghubungiku atau Jack yang sudah kami berikan di mobil tadi, oke?”
“Oke,” jawab Aliando dengan senyumannya membuat Keira tak dapat menahan senyumannya.