Destiny

Janis Etania
Chapter #30

Destiny Part 29

Daisy termenung di kamarnya, dia masih mengingat jelas ucapan orang misterius itu yang ternyata katanya merupakan suruhan Justin. Daisy tidak menyangka kalau Justin sudah bertindak sejauh itu. Dia langsung tadi meminta orang itu mengulang pernyataannya dan merekamnya, kemudian Jack membawanya ke kantor polisi terdekat.

Tapi selain terkejut, dia juga bahagia karena artinya dia memiliki kesempatan untuk membuktikan semua kejahatan Justin seperti yang dia dengar saat Justin sedang berucap kepada seseorang dan dia bisa kembali lagi bersama Alex.

Ah ya. Alex.

Bagaimana dengan Alex? Apa dia sudah sadar dari pingsannya?

Karena kekhawatirannya, Daisy mengambil ponselnya, mencari kontak Alex di Whatsapp. Dia menarik napasnya, dia takut kalau Alex juga ikut marah kepadanya, jadi dia memilih menulis sesuatu yang berhubungan dengan apa yang ingin dia ucapkan dan cukup dia kirim sekali untuk mengetahui apa Alex membencinya atau tidak.

Daisy:

Alex, aku tidak tahu kau membenciku atau tidak sekarang, bahkan aku tidak tahu kau sudah sadar atau tidak. Yang jelas aku mau memberitahu, jika yang aku katakan benar, aku bena-benar mendengar Justin ingin mengambil alih restoranmu. Dia ingin membunuh kalian semua, aku sangat khawatir dan mengenai nasi goreng, aku tidak mungkin begitu gegabah memasukkan apapun yang berhubungan dengan sapi.

Aku tidak tahu, apakah kau percaya kepadaku atau tidak. Yang penting aku sudah mengatakan sejujur-jujurnya. Jika kau tidak percaya, aku akan membuktikannya, bahkan tadi suruhan Alex datang ke rumah lama untuk membawaku ke hadapannya.

Tetap sehat, aku akan selalu mencintaimu.

Kirim.

Daisy menghela napas panjang setelah mengirimkannya. Dia tidak tahu, apakah Alex membencinya atau tidak. Yang jelas, kalau Alex membencinya, Alex tidak akan membuka pesan itu, tidak akan percaya dengannya. Tapi mata Daisy melebar ketika dia mendapatkan pesan dari Alex! Dia lekas membuka pesan itu.

Alex:

Aku percaya kepadamu, Daisy. Aku percaya kepadamu, aku baru saja ingin menghubungimu, tapi kau sudah mengirimkan pesan kepadaku. Tenanglah, suamimu ini baik-baik saja, maafkan Ayah dan Sophia ya? Mereka sudah buta karena tipu muslihat Justin, kalau yang dikatakan Justin itu benar.

Tapi sayang, Alena mengatakan dia juga sering melihat Justin telepon di sudut-sudut, seakan menyembunyikan apa yang ingin dia bicarakan. Dia takut berbicara tadi karena bisa saja dia dipecat. Jadi yang kau katakan bisa saja benar. Aku juga mencintaimu dan selalu percaya kepadamu.

Aku rindu, boleh aku meneleponmu?

Daisy tidak bisa menahan senyumannya membaca pesan dari Alex. Dia menghembuskan napas lega karena Alex percaya kepadanya, dia bersyukur, setidaknya walau Sophia dan Aditya tidak percaya kepadanya, tapi masih ada Alex, suaminya yang percaya kepadanya. Tanpa menunggu lagi, Daisy langsung menelepon Alex dan langsung diangkat.

“Alex!”

Alex di lain tempat yakni di kamarnya tersenyum mendengar pekikan istrinya yang sangat senang. Dia sendiri juga sangat senang karena dapat mendengar suara istrinya ini. Dia sangat merindukannya, walau mereka belum genap sehari tidak bertemu karena kesalahpahaman saja.

“Halo Daisy, bagaimana keadaanmu? Tadi katanya ada orang suruhan Justin datang ke rumah? Bagaimana denganmu? Kau tidak terluka kan?” tanya Alex langsung karena khawatir memikirkan berbagai kemungkinan buruk yang ada.

Daisy tersenyum disana. “Aku baik-baik saja, tadi ada Jack yang membantuku dan membawa mereka ke kantor polisi.”

“Jack?” Kening Alex berkerut dengan alis terangkat sebelah.

Daisy mengangguk. “Alex, kau masih mengingat cerita Al kalau dia membantu seorang gadis agar tidak bunuh diri?”

Alex terdiam beberapa saat, berusaha mengingat-ingat hingga akhirnya dia mengingatnya dan lekas mengangguk sebagai reaksi spontannya. “Iya, aku masih mengingatnya.”

“Gadis itu bernama Keira dan pengawal sekaligus supirnya adalah Jack. Jack kebetulan adalah seorang polisi dulunya. Kami bertemu saat aku dan Aliando dalam perjalanan menuju ke rumah lama, kemudian dia menawarkan untuk membantuku membongkar kejahatan Justin dengan bantuan Jack dan mengantarkanku dan Aliando pulang.”

“Lalu saat sampai Jack melihat orang misterius itu dan menghajarnya, lalu membantumu, membawanya ke kantor polisi?” tebak Alex.

“Ya, benar.”

“Aku harus berterima kasih saat bertemu dengannya karena sudah menyelamatkan istriku.”

Daisy menarik senyum mendengarnya. Entah kenapa setiap perkataan Alex bisa membuat jantungnya berdebar tak karuan, dia sangat rindu dengan Alex sekaligus sangat khawatir.

 “Alex,” panggil Daisy lembut.

“Ya Daisy?”

“Berjanjilah kepadaku kau akan baik-baik saja, berjanjilah kepadaku kita akan selalu bersama, berjanjilah kau akan selalu percaya kepadaku. Berjanjilah kepadaku, Alex,” ucap Daisy dengan suaranya yang sedikit gemetar. Dia benar-benar takut terjadi sesuatu dengan Alex, sampai dia seperti in. Takut dengan Justin yang bisa saja menyakiti Alex, dia takut itu berhasil.

Alex di seberang sana tertegun beberapa saat, dia tahu jika suara Daisy seperti ini, tandanya dia akan segera menangis. Dia tidak menyangka saat Daisy sebenarnya juga sedang terancam keselamatannya, dia lebih mementingkan keselamatan Alex dan sangat khawatir dengannya, itu membuat Alex terharu, merasa beruntung memiliki Daisy sebagai istrinya.

“Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, aku berjanji. Kau juga harus berjanji tidak akan meninggalkanku, oke? Kita bersama-sama ditengah-tengah ujian yang sedang kita jalani, kau tidak boleh menyerah, aku akan membawamu ke rumah ini lagi sebagai istriku, membawa semua kepercayaan Ayah dan Sophia kepadamu.”

Lihat selengkapnya