Gue bergegas keluar menyusul Azzam yang kini mengusir Yusha pergi.
Setelah memastikan keadaan Gita aman, gue berlari keluar kamar dan melihat Yusha tersungkur di depan pintu menatap Azzam sedih.
Buru – buru gue menghampiri membantu Yusha berdiri.
“Lo apa – apaan sih Zam , semua kan bisa di bicarakan baik – baik jangan main pukul kayak gini, gue tahu Lo marah tapi jangan seperti ini gue yang ajak Yusha ke sini kalau Lo mau marah lampiaskan ke gue!“
Azzam melirik gue sekilas tersenyum sinis.
“Gue nggak nyangka Dee masih saja Lo membela sahabat pengecut Lo ini, padahal baru kemarin Lo sendiri yang bilang akan memberi sahabat kesayangan Lo ini pelajaran, ya bisa gue lihat pelajaran itu nggak lebih dari perlindungan Lo ini!“
Azzam berjalan pergi ke arah taman.
“Zam maksud gue bukan seperti itu, “ ujar gue mencoba menjelaskan namun Azzam sama sekali tak mau mendengarkan perkataan gue.
Gue memutuskan untuk mengobati luka Yusha terlebih dahulu kemudian menyusul Azzam.
“Pelan – pelan Dee kasar amat masih marah sama gue,” ujar Yusha.
“Menurut Lo, jelas gue marah apa yang sudah Lo lakukan tadi ke Gita itu keterlaluan Yus Gita jadi histeris kayak gitu.”
“Sorry Dee gue nggak bermaksud berbuat kasar sama Gita , gue cuma mau Gita mengingat gue dan apa yang sudah kita lalui bersama. Gue nggak tahu kalau kehadiran gue justru membuat dia kehilangan kendali, jujur Dee gue mau menebus semua kesalahan gue dan memulai semua dari awal. Gue akan bertanggung jawab, gue merasa bersalah dan menyesal itu sebabnya gue nggak melawan waktu Azzam memukuli gue, karena gue memang pantas mendapatkan hukuman seperti itu,” ujar Yusha gue jadi merasa tidak enak sama setelah tahu bahwa dia benar – benar menyesal dan ingin bertanggung jawab gue malah masih menghakimi dia.
“Lo balik saja dulu Yus gue masih mau di sini, ada yang harus gue bicarain sama Azzam paling nggak gue bisa bantu Lo buat membujuk Azzam agar memberi Lo kesempatan buat menebus semuanya jadi gue minta Lo benar – benar melakukan itu nggak tiba – tiba pergi menghilang lagi.”
“Ya gue janji gue gak mau jadi pengecut lagi , btw Lo belum cerita ke gue bagaimana Lo bisa kenal sama Azzam dan sejak kapan?"
Yusha bertanya dengan tatapan menyelidik.
“Ehm gimana ya,“ ujar gue menunduk merasa kaget dan malu dengan pertanyaan Yusha.
Akhirnya gue memutuskan untuk menceritakan semuanya ke Yusha.
“Jadi gini Yus awal mula gue kenal Azzam itu dari Facebook , waktu itu dia mengirimi gue pesan ancaman yang sebenarnya di tujukan buat Lo, dia minta tolong buat menyampaikan ke Lo. Awalnya gue tanya ke dia apa masalahnya sampai mengancam Lo seperti itu dia bilang untuk menanyakan langsung ke Lo tentang Gita anak SMA NUSA BANGSA. Dan melihat reaksi Lo apa Lo akan mengakui itu atau justru menghindar dan Lo tahu sendiri kan bagaimana jawabannya dari reaksi Lo itu gue jadi semakin yakin apa yang di katakan oleh Azzam adalah kebenaran jadi gue mencari tahu kebenarannya, rahasia apa yang sedang Lo sembunyikan sampai akhirnya Azzam menunjukkan gue bukti nyata itu yang ternyata adalah Gita dan menceritakan semuanya ke gue, jadi bisa di bilang gue sudah tahu semua yang Lo sembunyikan selama ini Yus, jujur gue marah dan merasa kecewa dengan sikap Lo yang selalu lari dari masalah dan membuat kehidupan seseorang hancur, dan satu lagi dari dulu gue juga nggak suka Lo berteman sama Reihan dan Zidan gue takut mereka akan menjerumuskan Lo ke jalan yang salah dan sekarang semua itu sudah terbukti Lo sudah terjerumus Yus.“
Yusha menatap gue diam mengenggam tangan gue.
“Lo benar Dee gue sudah terjerumus dan gara – gara itu Gita harus jadi korban jujur gue nggak tahu apa yang terjadi hari itu setelah gue minum, minuman pemberian Reihan gue seperti orang linglung dan gue nggak bisa mengendalikan diri gue saat itu. Sampai akhirnya memaksa Gita untuk melakukan hal itu sama gue, gue yakin itu semua perbuatan Reihan dia memasukkan sesuatu ke minuman gue dan penyebar foto itu gue yakin juga adalah dia tapi gue gak punya bukti kuat untuk itu,“ ujar Yusha merutuki dirinya sendiri.
“Sudalah Yus jangan menyiksa diri Lo sendiri pelan – pelan kita cari bukti itu, gue pasti bantu Lo sekarang ini kita harus fokus sama kesembuhan Gita terlebih dahulu , gue yakin cepat atau lambat kebusukan Reihan pasti akan terungkap juga Lo balik dulu sana istirahat sembuhin dulu luka Lo nanti gue kabari kalau Azzam mau memberi Lo kesempatan Lo bisa balik ke sini menemui Gita untuk saat ini lebih baik jangan sampai gue kabari Lo biar emosi Azzam mereda lebih dulu, oh ya Yus, sebentar ada yang mau gue tanyakan ke Lo kenapa Lo kelihatan takut banget sama Azzam dan selalu menghindar dari dia setiap dia kali dia menemukan keberadaan Lo sampai akhirnya dia menghubungi gue lewat pesan di Facebook.“
Yusha mengaruk tengkuknya yang tidak gatal terlihat salah tingkah.
“Ehm itu karena gue merasa malu dan bersalah Dee anggaplah gue takut karena penyesalan gue itu, gue juga nggak tahu siapa Azzam kenapa dia tiba – tiba muncul dan meneror gue dengan ancaman – ancaman atas apa yang sudah gue lakukan sama Gita , gue pikir dia cowok baru Gita dia terlihat sayang dan perhatian sama Gita sampai terus – menerus memburu gue. Gue kesal dan cemburu gue pikir Gita sudah melupakan gue secepat itu dan sudah menemukan pengganti gue, tapi di sisi lain gue juga senang dia sudah menemukan pengganti gue yang jauh lebih baik bukan cowok pengecut kayak gue yang meninggalkan dia selalu lari dari masalah,“ ujar Yusha menghela nafas panjang terdengar sangat sedih.
“Yus gue mau memberi tahu Lo satu hal Azzam itu sepupu Gita bukan kekasihnya, “ ujar gue memberi tahu Yusha.
“Jadi Azzam itu sepupunya Gita. “ Yusha melotot kaget setelah mendengar perkataan gue.
“Ya sepupunya , dulu dia tinggal sama Gita dan orang tuanya sampai lulus SMP dia balik lagi tinggal sama orang tuanya di luar kota, waktu dapat kabar keadaan Gita dia langsung balik ke sini lagi masuk ke SMA NUSA BANGSA dan menjaga Gita di sini itu sebabnya dia mencari Lo buat balas dendam wajar kalau Lo menyangka dia cowok Gita karena awalnya Gue juga mengira seperti itu sampai Azzam cerita ke gue tentang identitasnya.”
“Jadi begitu ya , gue balik dulu kalau begitu jangan lupa kabari gue ya Dee.” Yusha beranjak berdiri menepuk bahu gue dan berjalan pergi.
Gue menghela nafas kasar semoga ini semua segera terselesaikan batin gue.
Gue beranjak mencari keberadaan Azzam yang gue yakin sedang menyendiri mengendalikan amarahnya gue berjalan menyusuri taman menengok kanan – kiri sampai gue lihat sosok berseragam putih abu – abu duduk di bawah pohon di ujung taman.
Dari kejauhan gue menghampiri dan duduk di sampingnya melihat kedatangan gue Azzam hanya mendengus kesal.
“Zam sorry gue nggak bermaksud buat Lo marah dengan mengajak Yusha ke sini hari ini.”
“Lo bilang nggak bermaksud buat gue marah tapi nyatanya Lo sudah buat gue marah Dee untuk apa Lo mengajak pengecut itu ke sini buat Gita histeris!" sentak Azzam mendengkus.
“Ya gue minta maaf untuk itu Zam, tujuan gue mengajak Yusha ke sini karena dia memang ingin menebus kesalahannya dan bertanggung jawab gue pikir ini saat yang tepat maaf karena gue nggak meminta ijin dari Lo lebih dulu, gue cuma mau masalah ini selesai dengan cara baik – baik dan Gita bisa sembuh seperti sedia kala , Zam gue mohon sekali ini saja tolong beri Yusha satu kesempatan buat membuktikan kalau dia benar – benar menyesal dan tulus menebus semua kesalahannya Zam tuhan saja mau memaafkan umatnya sebesar apa pun kesalahan itu asal dia mau bertobat, kenapa Lo sebagai manusia tidak mau memaafkan oke gue nggak akan memaksa Lo buat memaafkan Yusha itu hak Lo tapi tolong beri dia kesempatan sekali saja,“ ujar gue menatap Azzam memohon.
Azzam menatap gue lama tanpa mengatakan apa pun.
“Sampai sebegitunya Lo lakukan ini demi pengecut itu beruntung sekali dia punya sahabat sebaik Lo Dee , oke gue akan kasih dia satu kesempatan kali ini dan ini gue lakukan karena Lo yang minta gue nggak bisa menolak Lo, tapi satu hal gue nggak bisa menjanjikan untuk bisa memaafkan dia karena nggak akan semudah itu,” ujar Azzam tiba – tiba.
“Thanks, Zam Lo memang orang yang baik sebenarnya hanya saja kadang suka terbawa emosi.”