Sepuluh tahun kemudian
Pagi pukul 08:00, di rumah sederhana bercat putih. Sebuah bus terparkir di depan rumah dan memuat penumpang berseragam pramuka. Tit, tit! Suara klakson dari Bus. Sebagian penumpang masih berusia pelajar melihat ke luar jendela bus.
"Anjas, bus kamu udah datang, tuh."
"Iya Ma, Anjas lagi beresin pakaian. Tolong suruh tunggu dulu," sahut Anjas.
Anjas adalah siswa SMK Bhakti Samarinda yang sedang mengikuti acara pramuka yaitu berkemah di sebuah hutan Kalimantan. Saat ini busnya sedang menunggu di depan rumah, terlihat sopir yang mulai tidak sabaran dan beberapa siswa-siswi mulai kepanasan karena pengapnya di dalam bus.
"Maaf, tolong tunggu sebentar." Ibu Anjas meminta waktu kepada sopir bus.
Tak lama Anjas pun ke luar dari rumah dengan membawa tongkat pramuka dan ransel yang tersampir di punggungnya. "Ma, Anjas berangkat dulu," pamit Anjas seraya mencium punggung telapak tangan ibunya.
"Hati-hati ya, Nak," pesannya.
"Ayo berangkat! Udah jam berapa ini!" kata Sopir.
"Ma, dah ...." Anjas melambai pada ibunya saat ia sudah duduk manis dalam bus tersebut. Ibunya melambai pula.
"Hey, minta kacang dong," pinta Pita. Gadis yang duduk bersebelahan dengan Anjas.
Anjas yang sedang asyik mengunyah kacang atom menyodorkan makanan yang berada di tangannya pada Pita.
"Makasih," ucap Pita seraya mengambil beberapa biji kacang atom yang masih berada di dalam bungkusnya.
"Hem," jawab Anjas.
Fadli yang duduk di belakangnya menepuk bahu Anjas. "Hey," sapa Fadli seraya menyodorkan nasi bungkus pada Anjas. Anjas langsung menoleh ke belakang. "Nasi, dimakan ya?"
"Nggak, deh. Masih kenyang," tolak Anjas sembari masih mengunyah kacang atomnya.
"Nyantap sedikit, nanti kepuhunan loh." Pita menasehati.
"Iya, nanti kumakan." Anjas mengambil nasi bungkus itu, lalu meletakkannya di kantung bangku bus.
"Jangan nggak ingat. Dimakan, kita mau ke hutan." Fadli mewanti.
Percaya yang gituan, hah! Anjas membatin.
Bus terus berjalan tanpa hambatan, mereka mulai terserang kantuk dan sopir bus yang menguap beberapa kali. Akhirnya dia menyetel radio dengan volume full. Semua berubah ceria ketika musik dangdut itu terdengar oleh mereka, tetapi ada juga yang tidak suka malah menyumpal telinga dengan earphone.
"Lagu apaan nih?" Ada yang sinis.