Kalimantan 1963, terjadi peperangan antara Indonesia melawan Persekutuan tanah Malaya (Federasi Malaysia yang masih dijajah oleh Inggris) memperebutkan wilayah utara Kalimantan. Konflik ini sudah berlangsung sejak 2 tahun yang lalu, dipicu oleh keinginan Inggris menguasai seluruh tanah Borneo. Peperangan ini, harusnya bisa dihentikan, setelah Persetujuan Manila antara Indonesia, Federasi Malayan, dan Filipina, namun Malayan melanggarnya. Didorong oleh jargon "Ganyang Malaysia" yang didengungkan oleh Soekarno, Indonesia kembali mengangkat senjata melawan "Negara Boneka Inggris itu".
Tahun ini, perang senjata dimulai di wilayah utara Samarinda. Putra, seorang perwira muda yang baru saja lulus dari akademi militer angkatan darat NKRI, ditugaskan atasanya untuk ikut serta dalam pertempuran ini. Berangkat menggunakan kapal dari Surabaya, ia kemudian berlabuh di Balikpapan, untuk kemudian melanjutkan perjalanan melalui darat menuju markas besar di Samarinda. Sesampainya disana, Putra diberikan tugas untuk memimpin suatu pleton di markas utara Tarakan. Putra sedikit gugup, karena tugas ini pertamanya sebagai seorang perwira.
Setengah hari, waktu yang dibutuhkan Putra untuk menuju Tarakan melalui jalan darat. Selama itu, Ia ditemani oleh seorang prajurit tua yang menyebalkan. Sepanjang perjalanan orang tua itu malah menceramahi Putra. Mungkin karena pengalamannya yang minim, namun pangkat militernya yang jauh lebih tinggi, membuat prajurit itu sedikit iri padanya. Namun, Putra menghiraukannya, Ia terlalu gugup memikirkan misi pertamanya itu. Pleton 7, adalah nama Pleton yang harus ia pimpin nanti. Putra membayangkan bagaimana ia harus memimpin mereka, pasti banyak prajurit yang jauh lebih berpengalaman dan lebih tua darinya, apakah mereka akan sama menyebalkanya dengan orang tua ini. Pikiran Putra berimajinasi kemana-mana, hingga ia tidak sadar bahwa dirinya telah sampai di markas besar Tarakan.
Putra turun dari Jeep tua yang mengantarnya, segera ia bergegas menuju Camp markas untuk melapor. Disana ia melapor pada atasanya, seorang Perwira yang sedikit lebih tua darinya. Perwira itu kemudian memberitahu bahwa Camp pleton 7 ada di hutan di timur laut desa Mensalong. Putra pun bergegas membawa perbekalannya, dan berjalan kaki menuju tempat tugasnya. Ia nampak terburu-buru meninggalkan Camp Tarakan, Ia mungkin sudah lelah dengan petuah dari orang tua itu.