Hutan Kalimantan

Faizal Ablansah Anandita, dr
Chapter #4

Luka di Dada

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Putra kali ini menolak berada di tengah formasi, ia lebih memilih berada di belakang. Tentu, ia merasa tidak aman. Sambil terus bergerak, Putra memikirkan cara bagaimana mengungkap dua hantu itu. Ia hendak membisikan hal ini pada Sersan Karni yang berada tepat didepannya, namun ia takut hantu itu tahu.

Putra lalu mengalungkan senjatanya, kemudian ia mengeluarkan pisau dari tangan kirinya dan pistol kecil dari tangan kanannya. Sambil terus berjalan, ia mulai menggores pohon demi pohon disekitarnya, dan matanya terus menatap tajam kearah pasukannya yang tengah bergerak. Kalau Putra tidak salah ingat, mereka tidak suka kalau ia menggores-gores pepohonan. Jika itu benar, maka bila salah satu orang saja dari pasukannya yang menoleh kebelakang karena tidak tahan dengan tindakannya yang menggores-gores pohon, Pistol ditangan kanan Putra akan siap membidiknya. Putra yakin prajurit palsu itu akan menoleh kebelakang, hantu itu tidak suka bila ia menggores-gores pohon. Menurut percakapan mereka, sepertinya bila Putra menggores pohon, sama saja melukai badan mereka.

Satu, dua, beberapa pohon telah ia gores, namun tidak ada respon sama sekali. Putra bahkan tidak segan menusuk-nusuk pohon demi mencari perhatian mereka, namun sepertinya hanya Sersan Karni yang kebingungan melihat tingkah anehnya. Beberapa saat telah berlalu, nampaknya kesabaran Putra sudah habis.

DOOORRR!!!

Putra menembakkan pistolnya keatas. Seluruh Prajuritnya seketika terkaget, dan menoleh kearahnya. Wajah mereka nampak cemas dan kebingungan.

"Sudah cukup main-mainnya!! Cepat tunjukkan wujud kalian!!" Teriak Putra, Ia menodongkan pistol kearah prajuritnya. Wajahnya nampak ketakutan.

"Ko-Komandan... apa maksudnya ini?" Sersan Karni berusaha mendekati Putra, menenangkan amarahnya.

"Berhenti disitu sersan!"Putra menodongkan pistol kearah muka sersan Karni. Seluruh prajuritnya nampak makin bingung.

"Aku melihatnya!! Ada dua orang makhluk halus disini!! ia menyamar menjadi salah satu dari kalian!!"

"Mariaban maksud komandan?"

"Benar!! Apapun itu!! Aku melihatnya!! dua dari kalian disini bukan manusia!!" Putra nampak begitu histeris, matanya melotot, tangannya bergemetar memegang pistol. Prajuritnya pun saling menatap satu sama lain.

Suasana hening sejenak. Putra masih menodongkan senjatanya kearah mereka. Sersan Karni nampak kebingungan, bagaimana cara menyelesaikan ketegangan ini.

"Buka baju kalian!!" Teriak Putra.

"Baju kami komandan..?"

Lihat selengkapnya