Setelah memberikan tugas khusus kepada Hyang Yuda, Hyang Amarabhawana kemudian membagi para Hyang menjadi beberapa kelompok.
Kelompok pertama terdiri dari Hyang Tarangga dan Hyang Byomanthara bertugas menjaga Amaraloka dan memantau situasi dari semua kelompok dari Amaraloka. Jika diperlukan, Hyang Tarangga dan Hyang Byomanthara dapat melancarkan serangan dari Amaraloka untuk membantu kelompok yang terdesak.
Kelompok kedua terdiri dari Hyang Manasija dan Hyang Samirana yang bertugas untuk mengatasi kelompok Baluka. Kelompok ketiga terdiri dari Hyang Baruna dan Hyang Warsa yang bertugas untuk mengatasi Rase. Kelompok ketiga terdiri dari Hyang Marana dan Hyang Madyapada yang bertugas mengatasi Saradula dan terakhir Hyang Amarabhawana yang akan seorang diri mengatasi kelompok Nagendra.
Sementara itu, Hyang Yuda akan berkeliling ke seluruh Janaloka untuk memberi bantuan kepada setiap kelompok sembari mencari dalang di balik serangan ini.
Sebelum turun ke Janaloka. Hyang Amarabhawana memberi perintah kepada Hyang Yuda. “Hyang Yuda, untuk pertama – tama tolong bantu kelompok Hyang Madyapada lebih dulu. Hyang Madyapada sudah kelelahan karena mengatasi semua serangan ini seorang diri. Setelah Hyang Madyapada mendapatkan semua kekuatannya kembali, kamu bisa melakukan tugas utamamu.”
Hyang Yuda menganggukkan kepalanya dan memberikan jawabannya atas perintah Hyang Amarabhawana pada dirinya. “Baik, Hyang Amarabhawana.”
Setelah itu semua Hyang selain Hyang Tarangga dan Hyang Byomathara turun ke Janaloka dengan menggunakan kemampuan Gaganacara milik mereka. Dalam sekejap mata, semua kelompok Hyang sudah berada di posisi mereka untuk menghentikan serangan. Dengan masih terhubung menggunakan saluran komunikasi milik Amaraloka, para Hyang menggambarkan keadaan dan kondisi di lokasi masing – masing.
Hyang Yuda dan Hyang Marana tiba di lokasi di tempat Hyang Madyapada. Partiwimba milik Hyang Madyapada segera menghilang dari semua lokasi begitu melihat kehadiran Hyang Yuda dan Hyang Marana.
“Hyang Marana. . .” panggil Hyang Yuda.
“Apa?” tanya Hyang Marana dengan nada dinginnya seperti yang selalu dilakukannya.
Mendengar jawaban Hyang Marana yang dingin, Hyang Yuda merasa bahwa Hyang Marana masih marah padanya karena masalah Nagendra. Namun, Hyang Yuda berlagak tidak tahu dan memfokuskan dirinya di depan sekumpulan Saradula yang hampir mendekat ke arahnya.
“Untuk sementara, bantu Hyang Madyapada memulihkan diri lebih dulu. Selama itu, aku akan menahan serangan Saradula seorang diri. Apa Hyang Marana bisa melakukannya?” tanya Hyang Yuda.
“Hyang Yuda meremehkanku. . . tentu saja aku bisa. Akan kubuat waktu pemulihannya sesingkat mungkin. . .” jawab Hyang Marana.
“Bagus. . .”
Saluran komunikasi yang masih dalam keadaan terbuka menerima sebuah pesan. Kali ini suara itu berasal dari suara Hyang Manasija. Hyang Yuda dapat dengan jelas mengenali suara Hyang Manasija yang khas.
[Di sini. . . Hyang Manasija.]
[Bagaimana situasi di sana?]
Hyang Amarabhawana bertanya dalam saluran komunikasi milik Amaraloka.
[Buruk sekali. . . meski sudah ditahan oleh Pratiwimba milik Hyang Madyapada, sekumpulan. . .ah tidak, ini bukan sekumpulan melainkan ratusan Baluka yang datang sudah banyak membantai manusia. . . udara sudah tercemar oleh amisnya bau darah dan genangan darah sudah menutupi seluruh tanah yang ada.]
[Jika Hyang Manasija dan Hyang Samirana mengalami kesulitan, untuk sementara biar Hyang Tarangga dan Hyang Byomanthara yang memberikan bantuan dari Amaraloka.]
Hyang Amarabhawana memberikan instruksinya kepada Hyang Manasija dan Hyang Samirana yang berada di lokasi serangan Baluka. Setelah memberikan instruksinya, Hyang Amarabhawana bertanya lagi di dalam saluran komunikasi milik Amaraloka.
[Bagaimana dengan lokasi yang lain?]