HYANG YUDA

mahes.varaa
Chapter #12

12. DEWA PERANG TERDESAK

Sementara itu di Amaraloka ...

“Hyang Tarangga!” Hyang Byomanthara memanggil. 

Hyang Tarangga yang sedang sibuk membantu kelompok Hyang Manasija dan Hyang Samirana mengalihkan pandangannya untuk sejenak untuk menjawab panggilan Hyang Byomanthara. 

“Ada apa, Hyang Byomanthara?” tanya Hyang Tarangga. 

“Lihatlah!! Hyang Yuda bertukar tempat dengan Hyang Amarabhawana! Hyang Yuda menggantikan posisi Hyang Amarabhawana untuk menghadapi pasukan Nagendra seorang dir." Hyang Byomanthara menjelaskan dengan wajah terkejutnya yang penuh dengan rasa kagum.

Hyang Tarangga melirik melihat apa yang sedang diperlihatkan oleh Hyang Byomanthara padanya menggunakan Awalokana miliknya.

Hyang Tarangga, Hyang Byomanthara, Hyang Basanta, Hyang Amarabhawana dan Hyang Manasija memiliki kemampuan yang sama yang tidak dimiliki oleh para Hyang yang lain. Kemampuan yang disebut Awalokana(1) ini dapat membuat pemiliknya mampu melihat keseluruhan Janaloka meski berada di Amaraloka. Kemampuan ini hanya dimiliki oleh beberapa Hyang yang selalu bertugas dalam mengatur urusan manusia di Janaloka. 

(1)Awalokana dalam bahasa sansekerta berarti penglihatan

Hyang Tarangga tersenyum melihat kemampuan Hyang Yuda yang dengan mudahnya menghabisi lebih dari separuh pasukan Nagendra seorang diri dalam waktu yang cukup singkat. 

“Tidak salah memang jika jabatan Dewa Perang yang Agung dari Amaraloka diberikan kepada Hyang Yuda. Dia mampu menilai dengan cepat situasi yang ada meski dalam situasi terdesak sekalipun.” Hyang Byomanthara tersenyum memuji Hyang Yuda. 

“Kamu benar, Hyang Byomanthara,” kata Hyang Tarangga menyetujui. “Hyang Byomanthara, bisakah aku meminta bantuan?” 

“Silakan, Hyang Tarangga.” 

“Mohon gantikan aku membantu Hyang Manasija dan Hyang Samirana! Biarkan aku yang membantu Hyang Yuda."

Hyang Byomanthara beralih posisi ke posisi Hyang Tarangga dan memberikan bantuan untuk kelompok yang menyerang pasukan Basuka dan Saradula. Sementara itu, Hyang Tarangga memusatkan dirinya untuk memberi bantuan kepada Hyang Yuda yang bertarung seorang diri. 

“Bagaimana keadaan kelompok yang lain?” tanya Hyang Tarangga yang mengalihkan pandangannya ke arah Hyang Byomanthara karena merasa Hyang Yuda mampu menaklukkan pasukan Nagendra dengan mudah. 

“Sejauh ini kelompok Hyang Amarabhawana bersama dengan Hyang Baruna dan Hyang Warsa yang berhasil memukul mundur pasukan Rase. Berkat Hyang Yuda, lebih dari separuh pasukan Rase telah mati dan kini hanya tinggal seperempat saja dari jumlah pasukan awal Rase yang tersisa,” jelas Hyang Byomanthara. 

“Baguslah. . . lalu bagaimana dengan kelompok yang lain?” Hyang Tarangga penasaran. 

“Dua kelompok yang tersisa masih sedikit mengalami kesulitan karena Hyang Manasija yang sudah lama tidak terjun ke dalam perang dan Hyang Madyapada yang dalam kondisi kelelahan. Sejak tadi aku terus memberikan bantuan dengan mengirimkan Agnibana(2) milikku untuk membantu dua kelompok yang tersisa.” 

(2)Agnibana merupakan senjata pusaka Hyang Byomanthara yang berupa panah api. Agnibana dalam bahasa sansekerta berarti panah api. 

“Karena Hyang Yuda sudah nyaris menyelesaikan pertarungannya melawan pasukan Nagendra, biarkan aku membantu salah satu kelompok. Hyang Byomanthara sudah cukup kelelahan terus menerus membantu dua kelompok seorang diri ... ” 

Hyang Byomanthara menerima bantuan dari Hyang Tarangga karena dirinya yang sudah mulai kelelahan dalam memberikan bantuan. 

Hyang Tarangga melihat perubahan pergerakan matahari dari Amaraloka, tanpa disadarinya pertarungan yang terjadi di Janaloka memakan waktu hampir satu hari waktu Janaloka. Hyang Tarangga yang sejak tadi membantu Hyang Byomnathara dan kelompok Hyang Manasija kini mengalihkan pandangannya kembali melihat pertarungan Hyang Yuda. Namun baru saja sesaat mengalihkan pandangannya dari pertarungan Hyang Yuda, Hyang Tarangga kemudian berteriak dalam saluran komunikasi dari Amaraloka yang terhubung kepada semua Hyang yang berada di Janaloka. 

Lihat selengkapnya