HYANG YUDA

mahes.varaa
Chapter #14

14. DEWA PERANG DITOLONG SASARADA

Hyang Yuda membuka kedua matanya dan dengan samar-samar mengenali tempatnya saat ini berbaring. Hyang Yuda mengutuki dirinya sendiri karena justru datang ke tempat yang paling ingin dihindarinya. Selama lima ratus tahun lamanya, kurasa bukan hanya satu tempat saja aku pernah memasang Awarana Catra milikku. Tapi kenapa dari sekian banyak tempat, justru tempat ini yang didatangi Sangkar Kausala ketika berusaha menyelamatkanku?

Setelah berbicara sendiri di dalam kepalanya, Hyang Yuda mencoba bangkit dari posisi terbaringnya. Namun sekujur tubuhnya masih merasakan rasa sakit yang luar biasa dan beberapa bagian tubuhnya bahkan merasa perih akibat luka-luka bekas pertarungannya. 

“Tuan sudah bangun?” 

Suara yang tidak asing di telinga Hyang Yuda, itu membuat Hyang Yuda yang berusaha bangun terkejut dan langsung menolehkan kepalanya melihat ke arah pemilik suara itu. Hyang Yuda melihat pemilik suara itu berlari mendatanginya dengan wajah yang cemas. Nampan yang tadi dibawanya dibiarkan terjatuh begitu saja ketika melihat Hyang Yuda yang baru saja terbangun dari tidurnya. 

Dari sekian banyak tempat di Janaloka, kenapa aku harus datang ke rumah gadis manusia bernama Sasarada ini?Hyang Yuda berbicara sendiri di dalam pikirannya sembari melihat Sasarada yang sedang memeriksa tubuh dan denyut nadinya. 

“Tuan sudah merasa lebih baik?” Sasarada melihat Hyang Yuda dengan raut cemas sembari memeriksa keadaan Hyang Yuda.

Hyang Yuda menganggukkan kepalanya dengan lemah, “Ya, aku sudah merasa sedikit lebih baik. Berkatmu, Sasarada.” 

“Syukurlah.” Sasarada menghela napas panjang merasa lega. “Saya benar-benar terkejut ketika mendapati Tuan tergeletak di halaman rumah saya sewaktu saya pulang dari berjualan.” 

“Maafkan aku karena telah membuatmu terkejut dan menyusahkanmu, Sasarada.” Hyang Yuda menyesal.

“Tidak, Tuanku. Ini tidak seberapa dengan usaha Tuan yang menyelamatkanku waktu itu.” Sasarada merendah. 

“Itu ... ” kata Hyang Yuda dengan sedikit ragu-ragu, “berapa lama aku tidak sadarkan diri?” 

“Kalau saya tidak salah menghitung harusnya sudah sepuluh hari berlalu, Tuan.” 

Hyang Yuda terkejut karena mengetahui dirinya yang membutuhkan waktu lebih lama dari yang diduganya untuk sadar. Dengan tergesa-gesa, Hyang Yuda berdiri dan berusaha berjalan keluar dari rumah milik Sasarada, namun Sasarada yang masih merasa cemasa dan khawatir dengan kondisi Hyang Yuda berusaha keras menghentikan usaha Hyang Yuda. 

“Tuan mau ke mana? Kondisi Tuan masih belum benar – benar membaik.” Sasarada menahan tubuh Hyang Yuda yang hendak berjalan pergi dengan menarik lengan Hyang Yuda. 

Hyang Yuda tidak memedulikan lengan Sasarada yang berusaha keras menghentikan langkahnya dan terus berusaha berjalan keluar. “Aku harus pergi! Rekanku berada dalam bahaya!” 

“Tuan!”

Sasarada berbicara dengan nada sedikit naik kepada Hyang Yuda dan membuat Hyang Yuda terdiam karena terkejut mendengarnya. Hyang Yuda kemudian menolehkan kepalanya dan melihat Sasarada yang sudah terjatuh di lantai karena berusaha menghentikan dirinya. 

“Lepaskan tanganmu, Sasarada!” Hyang Yuda bersikeras. “Aku harus pergi menyelamatkan rekan-rekanku!” 

“Tidak! Kumohon pada Tuan, tunggu dua hari saja! Setelah dua hari, saya akan membiarkan Tuan pergi dengan tenang. Hanya dua hari saja, biarkan tubuh Tuan membaik dan Tuan bisa pergi tanpa halangan dari saya ... ” Sasarada bersikeras menahan Hyang Yuda dengan terus menggenggam tangan Hyang Yuda dan tidak mau melepaskannya. 

“Sasarada!!" Hyang Yuda masih bersikeras dengan niatnya untuk pergi.

“Tenang saja, Tuan, jika rekan yang Tuan maksud adalah rekan dalam serangan ratusan Baluka, Rase, Saradula, Nagendra dan Ashura, maka serangan itu sudah berakhir seminggu yang lalu." Sasarada berusaha menjelaskan.

“Sudah berakhir?” Hyang Yuda mengulang dua kata itu karena tidak percaya.

Sasarada menganggukkan kepalanya. “Ya, sudah berakhir, Tuan.” 

Lihat selengkapnya