I've Got You

ARU
Chapter #8

Chapter 8. Di Ujung Tebing

Hembusan pendingin dari dalam mall menerpa wajah Kaira dan Lani. Keduanya menghela napas lega setelah melewati sepuluh menit jalan kaki dari kantor kemari di tengah panas terik. 

“Gila, kamu bisa menggoreng telur setengah matang di luar tadi. Jadi pengen minum yang seger-seger nggak sih?” Lani mengelap keringatnya dengan tisu. 

“Kenapa nggak delivery kayak biasanya saja, Lan?” Kaira menepuk-nepuk rok A-line berwarna dark olive green di bawah lutut dan merapikan kemeja putih yang tampak berantakan karena ia dan Lani berjalan cepat.

“Mau cari suasana baru.” 

Bohong. Itu kebohongan Lani. Butuh sedikit (cukup banyak sebenarnya) usaha untuk membujuk Kaira kemari. Dia tidak tahan dengan aura negatif yang belakangan ini makin kuat terpancar dari gadis itu, Lani juga menyadari Kaira sering kali melewatkan makan siang atau hanya mengunyah sepotong roti tawar. 

“Nih, aku kasih satu tips.” Lani berlagak seperti agen rahasia. “Kalo ada yang traktir dan orang itu bilang ‘jangan sungkan’, Kaira, kamu nggak usah sungkan.” 

Kaira mengernyitkan alisnya mendengar Lani. Memang Lani mengatakan dia akan mentraktir Kaira makan siang. Tapi sudah empat kali Lani menekankan ucapan ‘Jangan sungkan’.

“Kamu bisa pesan semua makanan, tapi jangan minta aku membeli restorannya.” Ucap Lani dengan wajah serius tapi sedetik kemudian dia tersenyum. 

Kaira hanya menggeleng-gelengkan kepala, seluas senyum muncul di wajahnya. “Aku juga nggak bisa ngabisin semua makanan itu sekaligus.”

Sepertinya, sesuatu yang baik sedang terjadi pada Lani. Lani perempuan yang cukup ekspresif selama beberapa tahun Kaira mengenalnya. Kaira masih ingat dua tahun lalu Lani menyeretnya makan siang seperti sekarang, ketika anak perempuan Lani memanggilnya ‘Ibu’ untuk kali pertama.

Keduanya duduk di salah satu restoran western favorit Lani dan tengah memilih menu apa yang akan mereka pesan. 

“Aku mau ini, beef hamburg.” Lani menunjuk salah satu menu dengan burger sapi sebagai hidangan utamanya. Sementara Kaira memutuskan untuk memesan Salmon saus mentega.

Double.” Kata Lani.

“Hah?”

Double Salmon saus mentega. Nggak ada bantahan.” Lani menutup cepat buku menu dan mengembalikannya ke pelayan tengah menunggu. 

“Aku nggak bisa ma—“

“Aku udah nganggep kamu sebagai anak asuhku.”

“Kamu kan cuma lebih tua dua tahun dariku, Lani. Apanya yang anak asuh?” Protes Kaira.

“Aku nggak pengen anak asuhku kurus kering, dong. Kamu butuh sayur dan protein.”

Kaira menyisir rambutnya ke belakang lalu menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi. Dia sadar sudah membuat Lani khawatir. Meski sudah beberapa tahun mengenal Lani, tapi Kaira hampir tak pernah menceritakan kehidupan pribadinya. Lani tak tahu apapun soal Kaira selain nama dan sosok Kaira yang berada di kantor. 

Lani tak pernah bertanya, dia sadar Kaira cukup berhati-hati dan hampir selalu menutup diri, meski bukan berarti dia tidak bersosialisasi. Tapi belakangan ini berbeda. Lani tidak tahu apa yang terjadi pada Kaira, tapi gadis itu seperti akan menghilang seperti abu jika dia dibiarkan lebih lama lagi.

“Aku nggak bakalan maksa kamu cerita. Tapi aku bisa mendengarkan kalau kamu mau.”

Lihat selengkapnya