I've Got You

ARU
Chapter #10

Chapter 10. Pertemuan

Acara hari ini berjalan lancar. Sesi perbincangan dengan karyawan tentang visi dan misi perusahaan sekaligus makan siang itu berjalan tanpa hambatan yang berarti. Jam menunjukan pukul setengah delapan malam dan Kaira masih bekerja.

Meski tidak membuka laptop atau dokumen lain, tapi malam ini dia menemani Glenn yang berdiskusi dengan direktur untuk rencana dan target beberapa tahun ke depan, juga tentang rangkaian promosi yang akan ditutup dengan penampilan band yang sedang naik daun. Glenn bukanlah seorang penjilat. Dia sama sekali tidak berusaha membanggakan diri atau apapun. Bahkan tanpa membanggakan diri pun, direktur mereka memuji kinerja lelaki itu.

“Untuk seseorang yang baru menjabat sebagai manajer cabang selama beberapa bulan, kinerjamu cukup bagus.” Kata lelaki paruh baya dengan kumis berwarna keabu-abuan itu. Dia tengah menyesap kopi hitam pesanannya. 

“Terima kasih.” Jawab Glenn.

Sementara itu, di ujung meja Kaira memakan kentang gorengnya dengan tenang, atau sejujurnya tanpa minat. Dia lelah dan dia ingin semua rangkaian acara ini selesai tapi juga tak ingin cepat pulang ke apartemennya.  

Kaira beruntung, tak sampai setengah jam kemudian, direktur dan sekretarisnya berpamitan untuk pergi. Besok mereka akan pergi ke cabang kota berikutnya dengan pesawat pada pukul sepuluh pagi.

“Terima kasih untuk hari ini.” Kata Glenn. 

“Nggak masalah.” Jawab Kaira.

Keduanya sedang berada di parkiran. Mobil yang membawa direktur mereka baru saja meninggalkan pelataran, sedangkan mobil Glenn terparkir tepat di samping mobil direktur mereka tadi. Keduanya masuk ke dalam setelah kunci dibuka. 

“Kamu keburu-buru pulang, nggak?” tanya Glenn.

“Enggak, Pak.” Mungkin berjalan ke sana kemari lebih baik daripada berada di apartemen, tempat dimana satu detik berlangsung seperti selamanya. “Pak Glenn pengen mampir ke suatu tempat?”

Glenn tampak ragu-ragu sebelum akhirnya berdehem. “Ya, ke supermarket fresh food. Kamu nggak keberatan?” 

Kaira berkedip beberapa kali sebelum akhirnya mengangguk. Dia tidak pernah bertanya-tanya seperti apa kehidupan Glenn di luar pekerjaannya. Tapi Glenn yang pergi ke supermarket fresh food tidak pernah sekalipun ada di pikirannya.

Glenn tidak terasa sejauh itu. Dia juga hanya manusia biasa dengan kehidupannya. Kaira terkejut dengan pemahaman sederhana yang tersaji di hadapannya.

Tak sampai setengah jam, keduanya sampai di supermarket tempat Glenn biasa berbelanja. Supermarket itu berada searah perjalanan pulang keduanya. Kaira melihat sekeliling, hari itu cukup banyak orang yang berbelanja. 

Hembusan angin pendingin ruangan membawa bau manis buah-buahan segar yang ditata rapi di dalam kotak. Tulisan diskon terpampang besar di atas masing-masing kotak. Masih sama seperti yang selalu diingatnya.

Kapan terakhir Kaira datang ke sini, dia tidak ingat. Tapi dulu dia sering berbelanja di sini bersama Liam, ketika lelaki itu meminta Kaira memasak makanan kesukaannya. Ikan saus asam manis. 

Sial.

Kaira masih mengingatnya dengan jelas. Keberadaan Liam sama seperti hembusan napasnya, melekat dalam segala sesuatu yang Kaira lakukan. Semua itu manis sebelum akhirnya Liam menjauh perlahan dan mereka tak pernah lagi kemari.

“Kaira?” Suara Glenn menyadarkan Kaira dari lamunannya.

“Ya?” 

“Kamu pengen sekalian beli sesuatu nggak?” Glenn mengulangi pertanyaannya, sepertinya Kaira kembali hanyut di dalam pikirannya. 

“Sekotak susu,” Kaira tampak berpikir. “dan Roti mungkin.” Katanya

“Cuma  itu?” 

Kaira mengangguk.

Keduanya berkeliling selama hampir setengah jam, dan keranjang belanjaan Glenn sudah terisi beberapa sayuran seperti wortel, kubis, brokoli dan lainnya. Ada beberapa bumbu dan daging. Kali ini lelaki itu tengah menimbang-nimbang daging ikan salmon yang ada di tangannya. 

“Yang ada di tangan kanan lebih segar.” Kata Kaira. “Warna dan teksturnya lebih bagus.”

Glenn menatap Kaira seolah mengatakan ‘wow’ lalu memasukkan salmon pilihan Kaira ke keranjangnya. Sementara Kaira hanya mengedikkan bahu. 

Lihat selengkapnya