I AM HUMAN

Aulia
Chapter #2

Alam Semesta

 Banyak sekali konsep Alam semesta yang hanya segelintir orang mengetahuinya secara detail seperti halnya Sir Issac Newton yang bertanya bagaimana sebuah apel bisa jatuh dari pohon dan jawabannya adalah grafitasi yang menarik sesuatu yang berada di atas turun kebawah. Coba lemparkan sebuah bola atau apapun keatas pasti mereka akan jatuh ke bawah,atau Galileo Gailey yang berteori bahwa bumi itu bulat. Penjelasan tersebut begitu memukau hanya untuk sebagian orang dan membosankan bagi sebagian lainnya. Membosankan karena kita telah hidup dimana pengetahuan telah menyebar luas dan segala hal menjadi begitu umum karena para Ilmuwan telah menemukan konsep yang tepat sebelum orang tersebut berfikir jauh sampai kesana.

 "Pada zaman dulu suku maya percaya pada penanggalan matahari milik mereka yang berhenti di tahun 2012 yang lalu. Dan menganggap tahun itu adalah akhir dunia" Quora menoleh ke arah Andro yang kini menjawab pertanyaannya.

 "Tapi sekarang tahun 2027!?" Pertanyaan bodoh tersebut terlontar begitu saja dari mulut Quora.

 "Tidak ada yang tau Alam semesta Ra!" Andro berjalan mendekati air mancur di taman lalu mencipratka airnya.

 "Meskipun kita hidup dimasa pengetahuan yang telah mumpuni dan tekhnologi sudah sangat canggih,rahasia alam semesta belum seluruhnya terpecahkan." Quora mengangguk mengiyakan. Ia paham akan banyak konspirasi dunia yang begitu rumit. Namun ternyata Andro jauh lebih diatasnya.

 "Lalu rahasia apa yang sampai sekarang sangat sulit diprediksi?", "Bukankah tekhnologi dan ilmu pengetahuan itu raja dari segalanya,jadi apa kurangnya mereka?" Quora selama ini tidak asing dengan hal hal yang menjadi kospirasi dunia seperti wabah,penganut illuminati dan kelompok pengendali dunia.

 "Ra,pernah mikir tentang dunia gak?,para Ilmuwan bilang bumi dan planet lain tercipta karena siklus alam,apa itu bisa dipercaya?" Skak mat,jika semua dikaitkan dengan alam semesta Quora tidak bisa mengelak lagi,meski rasa penasarannya yang jauh diatas rata rata tapi untuk alam semesta yang sangat misterius dia juga ikut angkat tangan.

"Lalu coba sambungin sama logika dan teori, hal itu engga mungkin terjadi kan! Karena yang kita tau sesuatu barang pasti butuh pengrajin atau sebut saja pembuat produk tersebut." Andro kembali angkat bicara. Quora memandangi sekitar dimana orang - orang akan mengernyitkan dahi mereka jika mendengar apa yang mereka bicarakan. Topik tersebut cukup berat bagi sebagian anak kuliah.

 "An,menurut kamu pembahasan kita aneh gak?" Kalimat tersebut langsung saja terlontar dari mulut Quora sesaat setelah beberapa anak memandangi mereka aneh.

 "Cuma orang bodoh yang bilang berfikir itu aneh." Andro menjawab datar. Mengangkat wajahnya dari layar handphone setelah membaca beberapa artikel.

 "Manusia punya otak buat mikir,Ra. Fungsinya bisa aja berubah tergantung orangnya!" Quora memandangi Andro takjub, bagaimana cara Ia bicara sangatlah santai dan ringan yang dalam artian tidak ada ungkapan sindiran disana,meski kalimatnya sangat menyindir menurut Quora.

#@@@#

  Sebenarnya rumah Andro jaraknya cukup dekat dengan rumah Quora,tapi mereka selalu menempuh jalan yang berbeda untuk pulang dan jika sewaktu waktu mereka bertemu di jalan yang sama bisa saja pikiran mereka memang sedang searah. Namun tetap bisa menjadikan perdebatan.

 "Ra,nanti malam bisa keluar?" Begitu terus tanpa sapaan dan kadang penuh dengan kode.

 "Iya,ada apa emang?" Quora yakin seorang Andro tidak akan mengajak keluar untuk hal yang kurang berarti.

 "Aku mau neliti fenomena hujan meteor di dataran tinggi." Lagi Quora menghela nafas apa yang Ia harapkan tidak akan terjadi,mana mungkin seorang Andro akan melakukan kencan atau hanya ngobrol santai hati ke hati dengan Quora.

 "Selalu,jam berapa?" Sebenarnya Quora ingin lebih lama berbicara dengan Andro via handphone karena kadar keseriusannya akan sedikit berkurang,Ia sudah tau kapan waktu terbaik melihat fenomena tersebut karena Ia juga menyukai hal seperti itu juga.

#@@@#

Andro telah menyiapkan segalanya termasuk teropong bintang yang menurut Quora tidak akan terpakai,ya karena hujan meteor kali ini bisa dilihat dengan mata telanjang. Quora hanya memperhatikan Andro yang tengah sibuk melakukan ini dan itu dan meskipun ada niatan tapi tetap saja Ia tidak mau melakukannya.

Quora duduk sambil memegangi lututnya dengan kepala menengadah menghadap keatas memerhatikan gemintang dan tentu saja hujan meteor yang memang sedang berlangsung,

"Ra,," Quora mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang memanggilnya,

"Quora Cassiopeia! "Panggilan tersebut sengaja di ucapkan dengan penuh penekanan oleh sang pempunya suara,Quora memandang Andro cengo merasa bodoh sendiri dengan sikapnya.

"Mau lihat gak? " Kalimat tersebut membuat Quora menoleh ke arah Andro cengo,namun langsung dibalas anggukan oleh Quora sebagai persetujuan.

Lihat selengkapnya