“Kalau lo mau aman sekolah di sini, lo harus menghindari dua orang yang lebih berbahaya dari guru BK,” bisik Lisya penuh penekanan.
Ocha meneguk ludah. Dia mendengarkan penjelasan Lisya dengan saksama sembari bersiap mencatat. Demi menjaga beasiswa yang diterimanya, dia harus berhati-hati. Dia tidak mau beasiswanya dicabut, lalu membuat orangtuanya terbebani dengan biaya sekolah.
“Pertama, lo harus menghindari Sean Aurelliano Radeya. Dia ketua geng kelas XI IPA-A. Itu orangnya!” Lisya menunjuk seorang laki-laki yang tengah asyik membaca buku dengan kaki yang disandarkan ke atas meja.
Ocha menyipitkan mata, melihat dengan teliti sosok tampan berambut acak-acakan di sana. Dia yang dimaksud Lisya tak terlihat berbahaya meskipun tingkah lakunya tak sopan. Meski demikian, Ocha tetap mengangguk dan mencatat nama Sean ke dalam bukunya.