I am No King

Ren Igad
Chapter #120

Arc 4 Ch 13 - Kandang vs Kandang

"Hah? Kenapa sepi sekali? Dimana semua orang?"

Tanpa memberi jawaban atau respon, aku langsung maju menyerang.

Klang

"Akhirnya ada seseorang."

Insting perempuan ini bukan main. Padahal aku sudah bergerak tanpa suara, tapi dia masih bisa menangkis seranganku.

Aku menarik pedang kecil di tangan kiri dan mengayunkan pedang besar tangan kanan. Karla merendahkan tubuh, menggunakan lehernya sebagai tumpuan, dan mengayunkan kapak besarnya untuk menghalau seranganku.

Aku tidak berhenti. Aku kembali melancarkan serangan dari pedang kecil dan besar bertubi-tubi. Namun, pergerakan Karla begitu cepat dan lihai. Dia bisa menggunakan dan mengayunkan kapak besar itu dengan mudah. Bahkan, dia bisa mengayunkannya dengan cepat seolah memegang dua kapak.

Akhirnya Karla menyerang. Dia mengayunkan kapaknya secara vertikal.

Aku pun terpaksa salto dan meloncat ke belakang.

"Hei, apa pedang itu diberi oleh Sarru? Setiap bersentuhan dengan pedang itu, aku tidak mampu merasakan kapak ini lagi. Dan, setahuku, hanya Sarru yang memiliki senjata seperti itu."

Ya, dia tidak salah. Pedang yang kupegang ini dibuat dari besi yang diberi oleh Lugalgin. Dan, pedang ini, adalah penghilang pengendalian. Untuk bisa menggunakannya tanpa kehilangan pengendalian, pegangan pedang ini diberi lapisan kayu, karet, dan kain. Selain itu, aku juga mengenakan sarung tangan untuk berjaga-jaga kalau terpaksa memegang bilahnya.

Di lain pihak, sesuai dugaan, Karla bukanlah orang yang terlalu bergantung pada pengendalian untuk penggunaan senjata. Dia bisa mengayunkan kapak itu dengan mudah meski berkali-kali tidak bisa dikendalikan. Aku penasaran dari mana dia bisa mendapatkan tenaga sebesar itu di tangan kecilnya.

Tentu saja aku tidak mengatakan semua itu secara terang-terangan. Semua itu hanya ada di pikiranku.

Tanpa memberi aba-aba atau mengucapkan sepatah kata pun, aku membuat boneka besi setinggi 2 meter di ujung lantai melepaskan tembakan. Boneka itu kuberi nama Koma karena bentuknya yang mirip seperti beruang. Sebenarnya, bukan bentuknya seperti beruang, tapi karena kotak senjata ada di bagian perut dan sekitar tangan, jadinya mirip.

Namun, seperti sebelumnya, Karla mampu mengetahui ketika serangan datang. Dia menggunakan kapak besarnya sebagai perlindungan.

Aku tidak berdiam diri begitu saja. Aku berkonsentrasi dan berkonsentrasi, membayangkan molekul di udara terpisah.

"Wow, ruangan ini menjadi lebih dingin."

Karla mengatakan hal itu dengan sangat enteng.

Aku mengabaikan ucapan Karla dan menembakkan beberapa anak panah es dari udara ke arahnya. Peluru dari boneka Koma di sisi kanannya, dan anak panah es dari kirinya. Dia tidak akan mungkin bisa bertahan. Namun, hal yang tidak kuduga terjadi.

Karla mengangkat tangan kiri. Seketika itu juga, muncul dinding yang melindungi Karla, menahan dan memecahkan panah es yang kuluncurkan.

Aku melihat baik-baik dinding yang muncul. Dinding itu terbentuk dari logam di atap dan di lantai. Apa ini berarti....

"Informasi yang beredar menyatakan pengendalian utamaku adalah besi. Namun, yang sebenarnya, Pengendalian utamaku adalah Aluminium. Bahkan, Leto tidak mengetahui hal ini. Dan, tidak seorang pun hidup untuk menceritakannya. Selain itu, sangat tidak kuduga, gedung ini dipenuhi dengan aluminium. Jadi, kau sungguh sial karena saat ini aku seperti sedang berada di kandang."

Ah, begitu ya. Kalau pimpinan Apollo saja tidak tahu, apalagi orang luar. Dan, kalau ucapannya adalah benar, aku cukup sial. Rumah sakit ini, hampir seluruh logam baik dinding, atap, lantai, atau apa pun, terbuat dari aluminium. Hal ini dikarenakan pemilik rumah sakit ini adalah Pak Barun, dan beliau memiliki pengendalian utama aluminium.

"Hei, sebelum melanjutkan pertarungan ini, bagaimana kalau kau menjawab pertanyaanku."

Sebenarnya, aku malas meladeninya. Namun, kalau bisa mendapat informasi lain, meski sedikit, aku tidak keberatan.

"Apa?"

"Kemana orang-orang di rumah sakit ini? Aku dengar, hanya dua gedung yang dievakuasi, sisanya tidak."

Sesuai dugaan Yuan, informasi mengenai dua gedung yang dievakuasi pasti bocor. Namun, untungnya, mereka juga sudah mengantisipasinya.

Dan, tampaknya, bukan aku yang akan mendapat informasi. Yang ada, aku yang akan memberi informasi.

"Yah, informasi yang beredar memang demikian. Evakuasi dilakukan pada dua gedung demi dua gedung. Namun, waktu dan rute evakuasi dibuat sedemikian rupa agar orang yang terlibat hanya tahu kalau hanya dua gedung yang dievakuasi."

"Hoo..... jadi, orang-orang di luar bertarung berpikir gedung-gedung ini memiliki pasien, padahal sebenarnya sudah dievakuasi?"

"Begitulah."

"Termasuk kau, berapa banyak orang yang mengetahui hal ini?"

"Tujuh. Tidak lebih."

"Hanya tujuh? Tampaknya, bahkan, kalian tidak mempercayai sekutu sendiri, ya?"

Sebenarnya, bukan tidak percaya, hanya mencegah kebocoran yang tidak disengaja. Yang aku maksud dengan kebocoran tidak disengaja adalah jika ada pasien atau orang asing yang dievakuasi bertanya dan anggota terpaksa memberi penjelasan. Jadi, seperti ini lah hasilnya.

"Jadi, apa ini berarti, Sarru atau Lugalgin itu tidak ada di gedung ini?"

"Mungkin ya. Mungkin tidak."

"Kalau begitu, kau tidak memiliki fungsi. Segera mati sana!"

Lihat selengkapnya