I am No King

Ren Igad
Chapter #11

Arc 1 Ch 10 - Pesta Penutup

Sekarang, aku harus hadir di pesta utama sebelum acara inagurasi. Berbeda dengan pesta yang diadakan sebelum pertandingan, pada pesta ini peserta, dengan kata lain para Regal Knight, juga ikut berpartisipasi.

Awalnya Emir dan Tuan Putri Yurika bermaksud memberiku pakaian pesta yang sangat mewah seperti bangsawan, tapi akhirnya aku bisa membujuk mereka agar aku diperbolehkan hanya mengenakan setelan abu-abu. Alasannya? Mudah saja. Aku tinggal bilang ayahku mengenakan setelan yang sama. Jadi, aku tidak bileh mengenakan pakaian yang lebih baik supaya tidak memberi nama buruk pada ayah. Masa si anak mengenakan pakaian yang jauh lebih mewah, kan gak mungkin banget. Dan karena orang-orang sudah mengenal perangai ayah dengan baik, maka tidak akan terlalu aneh kalau aku juga mengenakan setelan seperti ayah. Mereka hanya akan menganggap "ayah dan anak sama saja", dan memang sama.

Pesta ini diadakan di hall kerajaan. Kamu bisa melihat lampu mengeluarkan cahaya putih kekuningan yang menenangkan dari lampu besar di tengah ruangan dan juga lampu-lampu yang dipasang di tiang-tiang samping ruangan. Di samping ruangan juga disediakan buffet untuk makanan dan minuman sementara bagian tengah ruangan disediakan sebagai lantai dansa.

Aku bisa sedikit berdansa, setidaknya cukup agar aku tidak menginjak kaki lawan dansaku. Tapi, apa yang kulakukan? Tentu saja melakukan wisata kuliner di dalam ruang pesta ini. Aku mengambil dan mencicipi semua makanan dan minuman yang disediakan. Dan akhirnya, aku berhenti pada satu minuman bernama sarasva.

Sarasva dibuat dari fermentasi beras dan ragi yang dicampur dengan sedikit gula merah cair. Rasa asin, asam, dan manisnya benar-benar memberikan sensasi yang berbeda di mulut. Dan meskipun minuman ini adalah hasil fermentasi, pelayan mengatakan minuman ini bukanlah minuman beralkohol, jadi aku bisa bebas meminumnya. Ahh, setelah aku mendapatkan uang perbulan itu, aku akan memastikan kulkasku selalu terisi oleh sarasva.

Tentu saja, teman-teman SMA ku yang keluarga bangsawan atau setidaknya keluarga yang terpandang, juga datang di pesta ini. Illuvia, Ardi, dan Maila adalah orang pertama yang memberikan selamat padaku setelah Ninlin, Ayah, Ibu, Emir, Tuan Putri Yurika, dan Zage. Setelah itu diikuti oleh teman-teman SMAku yang lain, klien, dan kenalanku. Sebelumnya, tidak ada satupun klienku yang mengenal nama asliku, tapi dengan partisipasiku, nama asliku pun akhirnya muncul ke permukaan. Yah, setidaknya mereka menyatakan akan melakukan beberapa pesanan khusus. Lucky.

Lalu, bagaimana dengan yang lainnya? Orang-orang yang tidak mengenalku, terutama kontestan Battle Royale, tentu saja memandangku dengan pandangan dingin, tidak terkecuali regal Knight dari keluarga Emir, kecuali Zage tentu saja. Mereka menganggap aku tidak layak menang karena aku tidak memegang teguh kode etik kesatria, tapi karena mereka tahu kalau aku bukan lulusan sekolah kesatria dan hanya rakyat jelata, bukan bangsawan, mereka tidak bisa mengatakannya blak-blakan.

Meskipun pandangan dingin yang sekarang kurasakan adalah pandangan dingin terparah yang pernah kurasakan dalam hidupku, bahkan lebih parah dari pandangan dingin keluarga besar Alhold, aku tidak memedulikannya. Justru sebaliknya, aku bersyukur mereka tidak mengkonfrontasiku. Dengan begitu, aku tidak perlu terlibat perdebatan kecil dengan mereka. Tapi tentu saja, seperti biasa, tidak semuanya berjalan sesuai keinginan.

Siapa lagi yang membuat keinginan itu tidak berjalan mulus selain keluargaku sendiri? Ralat, keluarga besarku. Keluargaku yang terdiri dari ayah, ibu, dan Ninlil tentu saja tidak termasuk. Orang itu adalah Ufia Zas Alhold. Kini, dia mengenakan gaun pesta berwarna abu-abu yang memiliki belahan di bagian pinggulnya. Belahan itu menerus ke bawah sehingga aku bisa menikmati pemandangan pahanya yang mulus. Rambutnya dikepang di belakang kepalanya dengan menyisakan sedikit rambut pendek sekitar wajahnya. Dan tentu saja, pakaiannya tidak memberikan sex appeal di sisi depannya.

Sebagai catatan, entah mungkin kutukan atau apa, semua perempuan yang lahir dari keluarga Alhold tidak pernah memiliki ukuran dada yang standar, selalu di bawah standar. Ninlil pun tidak mampu lolos dari kutukan itu. Hal itu membuat Ninlil selalu menambahkan pad di dalam gaun atau pakaiannya. Untuk ukuran ibu, dia standar karena dia tidak berasal dari keluarga Alhold. Sebagai info tambahan, kalau aku harus meletakkan urutan ukuran lingkar dada, dari yang paling kecil adalah perempuan keluarga Alhold, lalu di tengah-tengah yang standar ada Emir dan Tuan Putri Yurika, dan yang paling besar, adalah Maila.

"Aku tidak akan mengakuimu sebagai pemenang. Camkan itu baik-baik Lugalgin."

"Ya, ya, aku akan camkan itu baik-baik."

Aku berusaha mengakhiri pembicaraan ini sesegera mungkin dan berjalan meninggalkan Ufia, mau mengisi kembali gelasku dengan sarasva.

"Heh, kamu mau kabur?"

Uhh, merepotkan sekali perempuan ini. Terpaksa aku berhenti atau dia akan berteriak dan membuat keributan.

"Kalau kau mendatangiku untuk mengatakan itu, kau sudah mengatakannya. Bahkan aku sudah mencamkan baik-baik ucapanmu seperti yang kau inginkan. Lalu, apa lagi yang kau inginkan?"

"Ka, kau..."

Ufia tidak mampu menyelesaikan kalimatnya. Wajahnya mulai memerah, mendidihkan darah di kepalanya.

"Lugalgin, selamat ya atas kemenanganmu. Kamu benar-benar hebat tadi. Bahkan tidak kehilangan HP sedikitpun. Benar-benar sebuah pencapaian yang luar biasa."

Dan Zage pun datang, masuk ke pembicaraan antara kami berdua. Meskipun dia sudah mengucapkan selamat di ruang tunggu, sekarang dia melakukannya lagi. Aku paham sebenarnya dia ingin menolongku untuk memperbaiki citraku dengan memberi selamat di depan umum, tapi perempuan ini bukan—

Lihat selengkapnya