Drrrrngggggg
Suara minigun tidak kunjung berhenti. Aku terus melepaskan tembakan ke arah Eliot, tapi dia bergerak cukup cepat, menghindari serbuan peluru. Dia pasti menggunakan pengendalian pada zirah di tubuhnya untuk menambah kecepatan, sama seperti Jeanne.
Sekalinya peluru minigunku mampu mencapai Eliot, lima belas arrowhead akan membentuk perisai berlapis. Dia tidak menghalau peluruku secara frontal. Arrowheadnya miring, mengubah jalurnya. Meskipun hanya sejenak, dia menggunakan momen itu untuk menyerangku.
Begitu dia mendekat, aku menggunakan perisai yang terpasang di minigun untuk menahan serangannya. Saat itu, aku menggunakan tangan kiri untuk menarik pistol yang tergantung di pinggang kiri, melepaskan tembakan ke arah Eliot.
Eliot langsung mundur ketika aku melepaskan tembakan. Di saat itu, aku langsung berpindah tempat.
"Dasar pengecut!"
"Jangan hanya menggunakan proyektil. Lawan Eliot secara jantan kalau berani!"
Suara cemooh pun mulai bermunculan dari samping.
Hei, dia juga menggunakan proyektil, kenapa hanya aku yang dicemooh?
Di lain pihak, samping aula sudah penuh dengan siswa menonton pertandingan ini. Hal ini terjadi karena Bastion bersikeras agar pertarungan antara aku dan Eliot dapat ditonton oleh seluruh siswa. Selain penonton di aula ini, pertarungan ini juga disiarkan ke seluruh sekolah melalui monitor yang tersebar.
Di bagian samping aula, beberapa siswa menggunakan kekuatan pengendaliannya untuk membuat lapisan pelindung, mencegah seranganku dan Eliot keluar dan melukai penonton. Mereka mengendalikan serbuk perak yang disebar di udara. Kemudian, di serbuk perak itu dialiri listrik. Dengan kombinasi ini, mereka membuat sebuah dinding yang tidak terlihat.
Aku meneruskan tembakanku.
Sekarang Eliot hanya bergerak ke sana kemari, menghindari serangan. Tampaknya dia menunggu peluru minigun ini habis. Dan dugaannya benar, tidak lama kemudian, minigun ini sudah kehabisan peluru.
Aku menjatuhkan minigun ini beserta, tas di punggungku. Dengan sebuah sebuah tombol di atas minigun, tas di punggungku terlepas secara otomatis.
Ahh, tubuhku benar-benar terasa ringan setelah aku melepaskan minigun dan tas peluru ini.
Eliot tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia langsung menerjang dan menebaskan pedangnya. Dengan cepat, aku mengambil kedua pistolku dan menahan pedang Eliot dengan bayonet.
Dengan sedikit mengubah sudut pistol, aku melepaskan tembakan ke arah Eliot. Dia pun kembali mundur.
Baiklah, sejauh yang aku amati, dia memiliki stamina yang sangat tinggi. Dia sudah bergerak sebanyak itu tapi tidak terlihat tanda-tanda kehabisan nafas. Dia hanya menggunakan arrowheadnya sebagai pertahanan, tidak menyerang.
Ketika tempo seranganku melambat, atau berhenti, Eliot memotong jarak antara kami dan menyerang. Setelah gagal, dia akan mundur dan mengulangi pola yang sama.
Ayolah, pertarungan macam apa ini? Memangnya ini pertarungan bos di dalam game?
Akhirnya bayonet pistolku dan pedang Eliot bertemu kembali.
Aku mencoba sesuatu yang berbeda. Kali ini, aku tidak menahan pedang Eliot, tapi menangkisnya dan lalu menyerang dengan bayonet.
Kami pun saling bertukar serangan. Namun, tidak ada satu pun serangan yang berhasil mendarat. Eliot dan aku sama-sama berhasil menangkis atau menghindari serangan lawan.
"Aku ingin bertanya."
Hah? Sekarang juga? Di saat kita saling melempar serangan? Tapi, baiklah.
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Apa kau benar-benar tidak berencana untuk serius?"
"Kau tahu, menguping adalah kebiasaan yang buruk. Tapi, ya, aku tidak berencana untuk serius."
"Dan kenapa demikian?"
"Maaf, tapi aku tidak memiliki kewajiban untuk menjawabmu. Tapi, aku ingin mengajukan pertanyaan juga," sekarang giliranku. "Kau tahu kan apa yang terjadi di panti asuhan di bawah Charisma?"
"Huhuhu, aku tidak memiliki kewajiban untuk menjawabmu kan?"
Aku mengambil asumsi dia tahu.
"Kenapa kau masih sudi menjadi regal knightnya?"
"Seperti yang kubilang, aku tidak memiliki—"
Aku melepaskan tembakan dan Eliot pun mundur. Aku tidak perlu memperpanjangnya lagi. Aku memang tidak memberikan jawaban untuk pertanyaan kedua darinya, tapi aku menjawab pertanyaan pertamanya kan. Seharusnya dia menjawab minimal satu pertanyaanku. Yah, aku memang tidak berharap apapun sih.
Oke, kembali ke pertarungan. Kalau di tengah-tengah pertarungan ada jeda, entah untuk berdialog atau berhenti sejenak, biasanya dia akan mengganti pola serangannya. Ya, itu kalau aku menggunakan analogi game sih.
Dan aku benar. Hahaha, bodoh sekali rasanya.
Dalam waktu singkat, arrowhead yang dia kendalikan bertambah. Bukan, bukan bertambah, tapi arrowheadnya memisah. Kini jumlahnya menjadi tiga kali lebih banyak dari sebelumnya.
Semua arrowhead itu terbuat dari bahan khusus yang tidak mampu dihancurkan oleh minigun, apalagi dengan pistol kaliber 9 mm yang kini kupegang. Aku membutuhkan tipe peluru yang lain.
Aku melepas magasin di pistol dan menggantinya dengan magasin lain di pinggang.
Bzztt
Eh? Suara apa itu? Suara itu tidak terlalu jauh, bahkan aku bisa mendengarnya dengan cukup jelas.
Aku melihat ke belakang, ke sumber suara. Aku melihat listrik statis kecil muncul di udara. Tidak jauh dari listrik statis itu, terlihat seorang siswi yang memegang amulet. Dia adalah satu dari delapan siswi yang bertugas membuat lapisan pelindung.
"Tung—"
"Maju, pasukan berkudaku!"