I am No King

Ren Igad
Chapter #21

Arc 2 Ch 7 - Peringatan

LUGALGIN! KAMU KENAPA SIH?!

Aku berteriak sekuat tenaga, di dalam hati.

Semalam, tiba-tiba saja Lugalgin mengatakan kalau dia ingin pergi ke Mariander terlebih dahulu. Dia bilang harus mencari informasi mengenai lokasi-lokasi yang akan kita datangi. Namun, aku yakin dia memiliki rencana lain.

Dan dia tidak memberitahuku! Apa dia tidak bisa memercayaiku?

Aku, yang emosi, melepaskan tembakan dengan Krat secara membabi buta. Aku beralasan kalau Ufia perlu meningkatkan refleks dan kecepatan, meskipun sebenarnya aku hanya melampiaskan kekesalan.

"Emir,"

Tiba-tiba saja bahuku ditepuk. Aku menoleh dan melihat wajah Jeanne terpampang.

"Sudah waktunya istirahat. Jangan kamu lampiaskan kekesalanmu pada Ufia."

"Tapi..."

"Kamu mau aku menelepon Lugalgin dan melaporkan ini?"

Cih, sial. Bawa-bawa Lugalgin lagi perempuan ini.

"Iya deh..."

Aku terpaksa menghentikan serangan. Aku mengubah bentuk Krat ke kubus berukuran 1 meter lagi dan meletakkannya di samping.

"Ufia! Waktunya Istirahat!"

Jeanne berteriak sementara aku bergegas duduk. Aku masih belum bisa melampiaskan semua kekesalan. Aku melahap makan siang dengan cepat, berharap emosiku mereda.

Tidak lama kemudian, Ufia pun datang dan menyantap makan siangnya.

"Maaf, Emir, kalau aku boleh tanya. Kamu kok kelihatannya kesal sekali?"

"Habis," aku menjawab Ufia tanpa menghentikan asupan makanan ke mulutku. "Lugalgin tiba-tiba saja menyatakan ingin pergi lebih awal. Meski dia bilang harus mencari informasi mengenai jadwal dan lokasi, tapi aku gak sepenuhnya percaya."

"Apa yang kamu harapkan? Kita sendiri juga menyimpan rahasia darinya kan?"

"Ini dan itu berbeda! Kita terpaksa menyimpan rahasia karena ini tugas kita, tapi dia kan tidak memiliki tugas apapun yang mengharuskan menyimpan rahasia!"

Aku tidak bisa menerima ucapan Jeanne.

Setelah semua usahaku untuk menyimpan rahasia Lugalgin dari ayah dan agen Schneider lainnya, apa ini balas budinya?

"Dan, kalau seandainya kamu tahu rahasia Lugalgin, apa itu akan membuatmu merasa lebih baik?"

Itu...

"Tidak kan? Dan ingat, kamu hanyalah tim pembersih, tim frontal garda depan. Kamu tidak bisa berbohong atau menyimpan rahasia dengan baik. Bahkan, aku terkejut ketika ayah memberi tahu alasan kenapa beliau melepasmu ke Lugalgin begitu saja."

Ugh!

Aku benci mengakuinya, tapi ucapannya tepat sasaran. Perempuan ini benar-benar seperti Kak Yurika. Aku membencinya.

"Daripada kamu terus kesal, aku ingin menanyakan beberapa hal mengenai Lugalgin."

"Apa itu?"

Entah kenapa, aku merasa sedikit kesal ketika Jeanne mencari informasi soal Lugalgin.

"Apa dia benar-benar tidak pernah menanyakan alasan sebenarnya kamu mau menjadi istrinya?"

"Tidak. Tidak pernah. Setiap hari dia fokus untuk mengajariku cara menjadi istri dan ibu rumah tangga yang baik. Dia tidak pernah menanyakan alasan kenapa aku mau menjadi istrinya. Kenapa?"

Jeanne terdiam, memegang dagu.

Memangnya aneh ya kalau Lugalgin tidak menanyakannya? Bukankah berarti Lugalgin percaya sepenuhnya kalau aku memang berniat menjadi istrinya tanpa ada niat tersembunyi?

"Anu, maaf, Tuan Putri Jeanne, Emir," Ufia menyela. "Kalau boleh saya tahu, apakah Emir menjadi calon istri Lugalgin adalah sebuah misi dari Yang Mulia Paduka Raja?"

Aku hampir lupa kalau ada Ufia di sini. Dan, tampaknya, Jeanne belum menceritakan keadaan Lugalgin dan aku padanya.

"Ah, iya, karena kamu sudah terlepas dari cuci otak keluarga Alhold, kurasa sudah saatnya kamu mendengar misi yang diberikan ayah yang sebenarnya," Jeanne menjawab Ufia.

"Ah, cuci otak?"

"Seperti yang Lugalgin bilang semalam. Kamu kira kamu menghina Lugalgin karena keinginanmu sendiri?"

"Itu, saya belum yakin."

Lihat selengkapnya