I am No King

Ren Igad
Chapter #26

Arc 2 Ch 12 - Serangan Balik

Semua orang diikat tidak terkecuali anak-anak. Mereka semua dikumpulkan di ujung ruangan dengan beberapa orang bersenjata mengawasi. Semua senjata kami dikumpulkan di ruangan sebelah. Aku duduk di dekat jendela, memunggungi ruangan. Kedua tanganku diikat di belakang badan.

"Lihat ini? Saat ini, kami telah menyandera bukan hanya Tuan Putri Inanna, tapi juga Tuan Putri Jeanne. Selain di sini, kami juga melancarkan serangan ke kantor pemerintahan Afee. Kalau kalian mau mereka dilepaskan tanpa terluka, maka penuhi tuntutan kami.

"Lepaskan Brau. Dan bersamanya, berikan uang sebesar 1 milyar Lit. Brau akan dijemput oleh satu mobil yang menanti di depan rumah tahanannya. Setelah itu, jangan ikuti dia. Kalau kami mendapatkan ada indikasi mobil kami diikuti, maka kami akan membunuh semua orang di sini.

"Dan satu lagi. Setiap satu jam hingga tuntutan kami dipenuhi, kami akan membunuh sepuluh orang di ruangan ini. Selamat malam."

Mereka selesai melakukan siaran yang berisi tuntutan tersebut. Dimana mereka melakukannya? Tentu saja di tengah ruangan ini. Bahkan, mereka membawa perlengkapan siaran seperti microphone dan kamera sendiri. Aku tidak tahu harus komentar apa.

Daripada itu, aku mendengar informasi lain yang cukup mengejutkan. Mereka juga menyerang Afee. Dan, mengingat belum ada bantahan dari pemerintah, maka bisa dipastikan serangan ke Afee juga berhasil.

Bagaimana mereka bisa sukses menyerang Afee padahal Etana ada di sini? Kemungkinannya ada tiga. Pertama, mereka memiliki orang dalam. Kedua, mereka memiliki ahli strategi. Ketiga, ada konspirasi di dalam Kerajaan Ini. Namun, itu adalah masalah nanti. Sekarang, aku harus menangani masalah penyanderaan ini dulu.

Lit bukanlah mata uang konkret, melainkan mata uang dunia maya. Uang ini biasanya disimpan dalam bentuk kartu dan tidak bisa dilacak keberadaan dan asalnya. Saat ini, satu milyar Lit setara dengan 500 milyar Zenith.

Anggap pemasukan kerajaan Mariander sama dengan Bana'an, maka jumlah itu setara dengan 5 persen pemasukan kerajaan. Secara persen tampak tidak banyak, tapi, dana yang seharusnya bisa dialokasikan untuk pembangunan dan dana sosial bisa hilang. Malah, secara tidak langsung, seolah-olah kerajaan lah yang membiayai pemberontak.

"Kalian harus berbangga. Karena kalian telah menjadi bagian dalam sejarah dimana kami, True One, melancarkan serangan pertama kami di dua tempat secara bersamaan."

Suara ini adalah suara Etana. Tapi apa mereka benar-benar memanggil diri mereka True One? Seriously? Kalian pikir kalian apa? Tokoh utama dalam novel?

"Jadi, ini ya kekuatan Regal Knight terkuat." Etana mengambil kursi dan duduk di depanku, pandangan berganti antara aku atau orang-orang di belakangku. "Tidak sekuat yang kukira."

Tapi, baiklah, bisa tolong hentikan panggilan Regal Knight terkuat itu? Aku sudah mulai bosan mendengarnya.

"Hah..." Aku menghela nafas. "Kalau aku hanya memenuhi kontrakku, melindungi Tuan Putri Jeanne, aku bisa memastikan saat ini kau sudah tergeletak tanpa nyawa."

"Hoo, percaya diri sekali kau. Apa yang membuatmu begitu yakin?"

"Kalau aku mau, tadi aku sudah memasukkan Tuan Putri Jeanne ke dalam arsenalku, peti mati berisi senjata itu. Di saat itu, aku bisa melepaskan tembakan. Tapi, di lain pihak, nyawa anak-anak dan orang selain Tuan Putri Jeanne akan terancam."

"Lalu, apa yang membuatmu tidak melakukannya?"

"Aku di sini karena pekerjaan. Meskipun aku memenuhi kontrak, tapi kalau aku menyelesaikan misi seperti itu, kecil kemungkinan pihak Kerajaan mau menghubungiku lagi."

Dan lagi, aku ingin menemuimu.

"Ohh...."

Dor

Tanpa aba-aba, Etana melepaskan sebuah tembakan.

"Kakak!"

"Kak Malik!"

Satu orang lagi tewas. Di saat itu, salah satu pemberontak kembali berteriak, memaksa anak-anak diam.

Aku kira dia bilang tidak mau ada korban lagi, tampaknya ucapannya hanyalah figure of speech.

"Jadi, masih berpikir pihak kerajaan akan menggunakanmu lagi?" Etana menarik pistol 9 mm dari pinggang kiri dan menodongkannya ke dahiku. "Bagaimana kalau begini? Orang sepertimu tidak akan bertindak kalau nyawamu belum terancam, kan?"

Aku tersenyum. "Kau benar, kalau kau mencoba membunuhku, aku terpaksa melawan sekarang juga."

"Melawan? Apa kau pikir kau bisa melawan saat ini? Dengan posisi tangan terikat dan pistol di depan wajahmu?"

"Mau lihat siapa yang lebih cepat? Kamu menarik pelatuk itu atau aku menggigit lehermu."

"Hah?"

Etana tiba-tiba menarik tangannya. Tampaknya, dia terkejut dengan ucapanku. Selain terkejut, dia pasti juga merasa jijik. Bukan hanya Etana, bahkan tiga orang di belakangnya menunjukkan reaksi yang sama. Bahkan, aku berani bertaruh, para sandera juga menunjukkan ekspresi yang sama.

"Kenapa? Tidak pernah melihat orang menggigit leher?"

"Kau... dasar hewan."

"Setidaknya, hewan tidak akan menyerang makhluk yang tidak mengancamnya. Tidak seperti kalian, yang menyerang panti asuhan yang sama sekali tidak memiliki ancaman. Menurutku, kalian lebih rendah dari hewan."

"Tidak. Kami tidak seperti itu," Etana mengelak secepat mungkin. "Kami melakukannya demi masa depan Mariander yang lebih baik. Demi Republik Mariander. Tempat ini akan menjadi tempat bersejarah dimana kalian, para pengurus dan penduduknya, bekerja sama dengan kami untuk menjatuhkan Diktator Raja Arid."

"Siapa yang be—"

"DIAM!"

Aku berteriak, membungkam pengurus panti asuhan itu. Aku tidak mau ada korban jiwa lagi hanya karena hal sepele.

"Kalau mereka berhasil menjatuhkan sistem pemerintahan Mariander yang sekarang, maka mereka lah yang akan menulis sejarah." Aku memberi penjelasan pada orang-orang di ruangan ini. "Mereka akan menulis kalian bekerja sama.

"Kalaupun kalian tidak mau menyatakan kerja sama, kalian akan dihukum mati. Lebih buruk lagi, Bisa saja kalian semua akan dieksekusi sekarang juga. Lalu, di kemudian hari, mereka akan menyatakan kalau pemerintah lah yang membunuh kalian semua karena dengan tuduhan telah mengkhianati kerajaan dengan bekerja sama."

Akhirnya, pengurus panti asuhan itu diam.

Aku memberi tambahan. "Dan, Tuan Putri Inanna, Tuan Putri Jeanne, jangan kira mereka mau melepaskan tawanan yang lain hanya untuk menawan kalian. Mereka membutuhkan kalian sebagai korban terakhir."

Plokk plokk plokk

"Bravo, kau benar-benar hebat. Kau benar-benar mengerti rencana kami." Etana bertepuk tangan pelan, memuji penjelasanku.

Aku hanya diam, tidak memberi respon apapun pada Etana. Aku harus menghentikan semua jalan pikir bodoh yang mungkin muncul dari orang-orang di belakangku.

"Aku ada penawaran untukmu."

.....Hah?

"Bergabunglah dengan kami. Kami akan memberimu posisi sebagai salah satu menteri di Republik Mariander. Dengan begitu, kehidupan mewah dan terjamin telah menanti. Kehidupan yang lepas dari semua kekhawatiran. Semua keinginanmu akan terpenuhi."

Lihat selengkapnya