Semalam adalah pertama kalinya, sejak Emir datang, aku berada di rumah sendiri. Aku memaksa Emir dan Inanna menetap di tempat itu, mendekatkan diri dengan para perempuan Agade, atau bukan Agade? Apa menurutmu aku harus mencari nama baru? Ya, nama tidak penting. Itu bisa dicari dengan mudah.
Mulai tadi malam, aku resmi menjadi pimpinan intelijen kerajaan ini. Fahren menepati janjinya dan sudah memberiku daftar anak-anak yang diperjualbelikan oleh keluarga Cleinhad. Tentu saja dia tidak memberinya langsung. Seorang agen schneider memberikannya padaku.
Lama juga mereka menyiapkan dokumen itu, seminggu lebih. Namun, aku tidak bisa protes. Maksudku, dokumen itu adalah dokumen yang berisi aib kerajaan ini. Mungkin, hanya untuk membuatnya saja, sudah membuat internal intelijen dan kerajaan menjadi gentar, apalagi memberikannya pada orang luar sepertiku.
Belum lagi mengingat di dalam agen schneider banyak bangsawan yang arogan seperti bocah itu. Hah, aku tidak mau menghadapi orang-orang seperti itu.
Ah, aku lupa bilang. Ya, benar, dokumen yang baru ini juga mencantumkan nama-nama mereka. Sekarang, dikurangi dengan nama-nama yang telah kuselamatkan, tersisa empat nama.
Dan, yang tidak aku sangka adalah, salah satu anggota Agade adalah pemilik nama itu. Ya, mau bagaimana lagi. Ketika menyatakan masuk ke Agade, aku memberi mereka sebuah identitas baru tanpa mencari tahu identitas lama mereka.
Aku penasaran, apa dia harus kulibatkan? Namun, aku juga khawatir kalau hal itu justru memunculkan ingatan buruk. Menurutmu, sebaiknya bagaimana?
Menanyakannya langsung apa dia mau terlibat? Ya, bisa saja. Itu semua adalah keputusannya, bukan keputusanku. Dia lebih tahu yang terbaik untuk dirinya, bukan aku.
Aku minta maaf ya, dalam waktu lima tahun, aku belum bisa menemukan mereka semua. Bahkan, beberapa kali, aku terlambat.
Untuk empat nama yang tersisa, aku tidak yakin apakah aku tidak terlambat. Maksudku, sudah lima tahun. Bahkan, kalau mereka sudah bekerja untuk satu mafia atau organisasi, aku tidak akan terkejut. Aku hanya berharap mereka tidak menjadi musuhku. Namun, kalau memang terjadi, aku meminta izinmu untuk menghadapi mereka sepenuh hati.
Aku akan mencoba menyelesaikan itu semua melalui percakapan, tapi, aku tidak bisa janji. Seperti yang sudah sering kuceritakan, metode cuci otak mafia dan organisasi pasar gelap bukanlah sesuatu yang bisa dipandang sebelah mata. Bahkan, bukan tidak mungkin mereka tidak dicuci otak, melainkan menemukan panggilan hidup, atau pasangan, di tempat itu. Kita tidak bisa menutup semua kemungkinan, kan?
Hahaha, aku hanya berputar-putar ya. Ya, mau bagaimana lagi. Inilah keadaanku, yang aku sendiri bisa bilang sedang bimbang. Lalu, ada hal lain soal menjadi Raja dimana aku harus mencari inkompeten lain untuk menggantikanku. Seperti yang kubilang sebelumnya, aku tidak mau menjadi Raja.
Dua tahun yang lalu. Tidak. Lima tahun yang lalu, aku telah membulatkan tekadku. Meskipun Lacuna sudah mengatakan kalau itu semua adalah sistem kerajaan ini, yang membuat nilai kriminalitas dapat ditekan, aku tidak memedulikannya. Aku tidak memedulikan semua itu dan menghancurkan keluarga Cleinhad, membuat kerajaan ini kehilangan tali kekangnya di pasar gelap.
Seseorang yang mengorbankan kepentingan orang banyak hanya untuk dendam dan kepentingan pribadi dan tidak lah layak menjadi pemimpin, seperti seorang Raja.
Tidak, jangan samakan aku dengan mereka. Mereka adalah orang-orang hebat. Mereka... tidak, aku rasa kamu benar. Kalau kamu menggunakan mereka sebagai contoh, aku layak menjadi seorang Raja. Namun entahlah. Aku merasa ada sesuatu dalam diriku yang menolak. Haha, mungkin ini adalah darah Alhold seperti yang diceritakan Fahren dan Arid. Ya, sudahlah.
Di saat itu, aku sudah merasakan handphoneku bergetar.
Aku tersenyum masam.
Sudah ya, aku akhiri dulu untuk hari ini. Besok aku akan datang lagi. Setidaknya, sejak aku tinggal di rumah sendiri, aku bisa datang setiap hari.
Aku pun beranjak dengan berat hati, meninggalkan pemakaman yang berada di perbukitan, di pinggir kota ini.
***
Eh? Kok?
"Aku pulang,"
Aku berteriak, memberi tahu kedatanganku pada penduduk rumah, yang seharusnya tidak ada. Namun, entah mengapa, aku merasakan kehadiran mereka. Bukan hanya mereka, tapi semua anggota Agade ada di tempat ini.
"Selamat datang, Lugalgin,"
Biasanya, hanya suara Inanna yang akan menyambutku di pagi hari. Namun, pagi ini, ada sebanyak delapan suara yang berbeda menyambutku. Sisanya, ada empat orang, memutuskan untuk tidak menyambutku.
Bukan aku marah tidak menyambutku, maksudku, mungkin mereka sedang meletakkan sesuatu di mulut mereka atau mereka sekedar malas. Ya, kami sama-sama cowok, jadi aku paham kalau mereka memilih untuk tidak menyambutku.