Aku meletakkan sebuah cangkir teh di atas meja, di depan seseorang yang sama sekali tidak memberi respon pada apa yang kulakukan.
Sekarang, aku berada di sebuah ruangan yang cukup mewah. Terlihat banyak benda dan senjata ornamental yang tidak memiliki fungsi. Selain itu, daripada menggunakan beberapa lampu hemat energi, ruangan ini menggunakan lampu dengan energi besar tapi setengah redup.
Di ujung ruangan, terlihat proyeksi yang diarahkan ke dinding. Proyeksi itu menunjukkan wajah Lugalgin dan beberapa biodatanya. Seolah tidak mau kalah dari lampu, proyeksi itu menunjukkan keperkasaannya yang berasal dari tiga alat proyektor yang berbeda. Dengan semua pencahayaan di ruangan ini, aku rasa tiga mesin rotasi untuk rumah biasa tidak akan bisa menerangi ruangan ini.
Saat ini, aku sedang menyusup ke salah satu pertemuan yang dilakukan oleh pihak oposisi. Lugalgin menyebut mereka oposisi, tapi menurutku, mereka lebih pantas disebut sebagai pembangkang. Tidak. Bahkan sebutan pembangkang terlalu baik. Bangsawan-bangsawan ini adalah sampah masyarakat. Mereka tidak layak duduk di kursi pemerintahan.
Bangsawan seperti mereka, seharusnya, sudah dicabut gelarnya. Daripada melakukan manajemen dan memperkaya daerah yang dikendalikan, mereka lebih sering menggunakan gelar bangsawan untuk memperkaya diri sendiri. Meski secara teori bangsawan yang tidak mampu memberi hasil akan dicabut gelarnya, secara praktik, tidak ada standar jelas mengenai hasil yang harus dicapai bangsawan.
Kalau Lugalgin menjadi Raja, bangsawan-bangsawan ini akan dibersihkan dengan mudah. Sayangnya, Lugalgin tidak menginginkannya. Entah kenapa, tampaknya keluarga Alhold tidak suka menjadi pusat perhatian.
Orang normal tidak akan menyadari ciri khas keluarga Alhold yang ini karena pasangan mereka selalu orang yang menjadi pusat perhatian dan mencolok. Namun, untuk orang-orang yang telah berkecimpung di dunia informasi sepertiku, hal ini terlihat dengan jelas.
"Jadi, semua orang yang kita kirim untuk mengintai bocah itu tewas, tadi siang. Dan oleh karena itu, keluargaku resmi berada di daftar hitam intelijen negara. Semua agen schneider dari keluargaku pun dirumahkan."
Untuk seorang Count, nadanya cukup tenang. Setidaknya sampai... tiga... dua... satu...
"Berani-beraninya bocah ingusan itu, seorang rakyat jelata, membunuh keluarga bangsawan, seorang Count. Dia pikir dia siapa? Hanya karena ditunjuk untuk mengambil alih intelijen kerajaan, dia berpikir seolah-olah dia adalah Raja kerajaan ini. Bahkan melihatnya dicabik-cabik oleh babi liar tidak akan membuatku puas."
Benar-benar seorang bangsawan. Meskipun nadanya lantang, keras, dan penuh kemarahan, kata-kata yang keluar dari mulutnya masih halus dan terpilah dengan baik. Sayangnya, hanya mulutnya yang layak dianggap sebagai bangsawan.
Di lain pihak, beberapa bangsawan lain yang hadir mulai membuka topik baru.
"Apa benar rumor yang mengatakan kalau Yang Mulia Paduka Raja yang menunjuk bocah itu secara langsung?"
"Hah? Kau percaya dengan rumor itu? Tidak mungkin kan?"
"Tidak! Itu sangat mungkin. Mengingat Putri tomboi itu akan menikahinya, bisa saja Raja itu memberi posisi tersebut dengan mudah. Dia pasti tidak mau menantunya hanyalah rakyat jelata yang hidup dari uang hadiah battle royale. Reputasi keluarga kerajaan dipertaruhkan di sini."
Hoi-hoi, kalian mulai menggunakan kata-kata yang tidak pantas diucapkan kepada keluarga kerajaan. Kalau ada yang mendengar kalian, kalian bisa dianggap membelot. Ya, tapi, Fahren tidak akan mencabut gelar kalian hanya karena hal ini. Dia terlalu lunak. Tidak! Lebih tepatnya dia terlalu takut.
Semua orang di pasar gelap dan beberapa bangsawan tahu kalau Fahren menjadi pengecut sejak tragedi keluarga Cleinhad. Alasan kenapa Fahren tidak mencabut gelar bangsawan orang-orang ini adalah waktu. Untuk melakukan pemindahan manajemen daerah ke bangsawan lain, diperlukan waktu. Waktu ini akan membuat keamanan daerah itu, dan bangsawan yang bersangkutan, menjadi lebih rentan.
Fahren khawatir dengan berkurangnya keamanan bangsawan yang bersangkutan, tragedi Cleinhad akan terulang. Belum lagi kemungkinan bangsawan yang gelarnya dicabut untuk memberontak. Bangsawan yang gelarnya dicabut pasti akan mencoba membalas dendam pada bangsawan yang diberi tanggung jawab untuk mengatur daerah tersebut.
Di lain pihak, aku masih penasaran bagaimana Lugalgin bisa membunuh seluruh keluarga Cleinhad. Keluarga Cleinhad adalah yang mengatur intelijen kerajaan ini sejak zaman dahulu. Kemampuan dan kekuatan mereka di pasar gelap tidak perlu diragukan. Selain kekuatan, mereka juga memiliki jalur informasi yang sangat luas.
Hingga kini, aku masih belum tahu bagaimana Lugalgin bisa melakukan semua itu tanpa membeberkan identitasnya, baik sebagai Lugalgin Alhold ataupun sebagai Sarru. Kalau aku tidak mendengarnya langsung dari mulutnya, dan dari Mulisu, aku pun tidak akan percaya.
Aku mengisi gelas lain dengan teh dan lalu mundur.
Saat ini, aku adalah satu-satunya pelayan di ruangan ini. Tugasku mudah, hanya mengisi gelas yang kosong dan meletakkan kue di piring. Dengan keterampilanku, aku bisa melakukan itu semua tanpa mengundang perhatian, seolah-olah aku adalah angin.
Kemampuan ini bukanlah kemampuan khusus ahli informan, melainkan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi kepala pelayan, butler. Untuk seorang kepala pelayan, mereka harus mampu berbaur dengan lingkungan, membuat tamu tidak canggung, sambil memenuhi semua kebutuhan makanan dan minuman. Dan, kemampuan ini sangat berguna di dunia pasar gelap dan intelijen. Ada alasan kenapa kepala pelayan dapat mencari informasi dengan mudah.
Namun, kali ini, pekerjaanku justru terbalik. Bukan kepala pelayan yang menjadi mata-mata, tapi justru mata-mata yang menyamar sebagai kepala pelayan. Bahkan, aku mengenakan kulit kepala palsu untuk mengubah wajahku agar mirip dengan kepala pelayan rumah ini.
Baiklah. Rasanya sudah cukup aku menjadi pelayan.
"Ehem," aku berdehem.
Seorang pelayan tidak diperbolehkan berdehem atau mengeluarkan suara sama sekali. Intinya pelayan adalah angin. Dengan aku berdehem, maka itu adalah akhir dari samaranku menjadi kepala pelayan.
"Maaf bapak-bapak. Namun acara kalian sudah selesai. Kenapa? Karena aku ada di sini."
Tepat setelah aku mengatakannya, aku menarik kulit yang ada menempel di pelipis kananku. Dengan sedikit kekuatan, aku menariknya ke atas, lalu ke bawah, lalu ke atas lagi, melepasnya dari kepala.
"Hah?"
Saat ini, di tangan, terlihat sebuah kulit yang terbuat dari silikon, seolah-olah aku baru menguliti kepala seseorang. Aku sudah memiliki topeng lain sebenarnya, tapi, aku iseng dan meminta Emir membuatkan topeng baru. Dengan sedikit arahan, dia bisa membuat topeng silikon yang sangat realistis. Bukan hanya Lugalgin yang hebat, bahkan calon istrinya pun hebat.
"Kau? Siapa kau?"
Wajar saja kalau mereka tidak mengenalku. Pertama, aku tidak pernah menampakkan wajah sebagai kenalan Lugalgin di gedung intelijen. Kedua, bangsawan congkak seperti mereka tidak akan pernah mengingat wajah sopir bus.