"Hiat! Hiat! Hiat!"
Sementara Ninlil berteriak setiap kali menyerang, Shinar terus mundur dan menghindar tanpa suara. Beberapa kali, Shinar merendahkan diri atau melangkah ke samping, menangkap serangan Ninlil, dan melemparnya. Namun, Ninlil tidak pernah berhenti. Dia berdiri lagi dan menyerang Shinar. Tendangan dan pukulan dilepaskan secara bergantian.
Sudah hampir tiga menit berlalu, tapi Ninlil belum mampu mendaratkan satu pun serangan ke tubuh Shinar. Kalau seperti ini, jangankan 10 serangan. Aku ragu dia bisa mendaratkan satu serangan.
Handphoneku berbunyi. Aku pun membuka layar handphone yang terkunci dan membuka email yang masuk. Pada setiap lantai, dipasang repeater yang kabelnya terhubung dengan lantai atas. Jadi, meskipun di bawah tanah, aku masih bisa berkomunikasi dengan dunia luar.
Aku membaca pesan yang berisi laporan. Dan, sesuai dugaan. Ada indikasi agen yang kurumahkan berkomunikasi dengan keluarga Alhold. Dan, bukan main, yang berkomunikasi dengan agen tersebut adalah Enlil, kepala keluarga Alhold.
"Kyaa..."
Teriakan lain terdengar. Refleks, aku melangkah ke samping, membiarkan Ninlil terbang melewatiku. Seperti sebelumnya, Ninlil langsung bangkit dan menyerang Shinar.
Pada email ini dicantumkan juga rekaman hasil penyadapan. Namun, untung aku tidak harus mendengarkannya. Orang yang mengirim laporan telah mengetiknya. Jadi, aku bisa membaca percakapan mereka. Kalau harus mendengarkan, terlalu lama. Kecepatan membacaku jauh lebih tinggi.
Dari laporan yang kubaca, Enlil dan agen yang kurumahkan sama-sama menganggapku sebagai gangguan. Mereka berdua sama sekali tidak bernegosiasi, seperti kalau aku tewas, apa yang akan didapatkan oleh keluarga Alhold? Begitu juga sebaliknya. Agen yang dirumahkan juga tidak mempertanyakan apa yang akan mereka dapat.
Intinya, mereka berdua sama-sama kesal dengan keberadaanku sampai lupa bernegosiasi. Apa mereka bodoh? Atau mungkin, saat ini, kedua belah pihak tampak seperti ingin bekerja sama tanpa imbalan, tapi sebenarnya, mereka sudah bersiap untuk mengkhianati pihak lain setelah selesai? Bisa jadi. Butuh lebih banyak bukti untuk bisa mendapatkan kesimpulan ini.
Selain itu, dalam laporan, ditulis juga kalau di sekitar jalan, agen dirumahkan sebenarnya sudah bersiap untuk menyerang kami dari samping. Namun, berkat Agade, hampir semua agen dirumahkan yang akan menyerang. Masih ada lima orang tersisa untuk diinterogasi.
Sebagai tambahan, kasus serangan terhadap keluarga beberapa bulan lalu kembali terulang. Kasus yang aku maksud adalah keluarga yang dibantai dan di dindingnya ditulis "you are no king", kasus dimana aku bertemu dengan Shu En pertama kali.
Dalam serangan semalam, semua orang yang berada di sekitar jalan telah dibunuh oleh agen dirumahkan. Mereka membunuh semua orang itu agar saat menyerangku tidak ada gangguan.
Agen dirumahkan hampir semuanya adalah bangsawan. Dan, untuk bangsawan dengan mental sampah, mereka cenderung menganggap nyawa rakyat jelata tidak berharga. Kalau bukti ini aku bawa ke Fahren, aku penasaran apa yang akan dia lakukan.
Kemungkinan pertama, Fahren akan menghukum bangsawan yang terlibat. Hukuman untuk bangsawan yang membunuh rakyat jelata tanpa alasan yang kuat adalah gelar bangsawan dicabut dan kepala keluarga dieksekusi. Ini lah yang dilakukan oleh Fahren ketika aku melaporkan bangsawan yang terlibat dalam serangan sebelumnya.
Namun, masih ada kemungkinan kedua. Jika serangan yang sebelumnya hanya melibatkan dua bangsawan, serangan kali ini melibatkan belasan bangsawan. Kalau Fahren langsung menghukum mereka semua, bangsawan yang lain akan merasa terancam. Jika hal itu terjadi, bangsawan yang lain akan bersatu dan melancarkan kudeta. Jadi, dia tidakakan menghukum mereka.
Mana yang lebih baik untukku? Jujur, aku lebih condong pada kemungkinan kedua. Kalau mereka melancarkan kudeta, ada kemungkinan aku bisa berhenti menjadi kepala intelijen dan bahkan tidak perlu menjadi Raja.
Namun, kemungkinan kedua memiliki risiko yang terlalu besar. Kalau bangsawan yang melakukan kudeta menganggapku sebagai musuh, mereka akan membunuhku.
Selain itu, nasib keluarga kerajaan pun tidak akan baik-baik saja. Laki-laki akan dieksekusi dan perempuan akan dijadikan istri atau budak bangsawan lain, tidak terkecuali Emir, Jeanne, dan Tuan Putri Yurika.
Melihat kondisinya, kemungkinan pertama lebih aman untukku.
Aku melihat arloji di tangan kiri. Sudah 10 menit berlalu. Aku sengaja memberi waktu tambahan. Namun, sayangnya, Ninlil belum mampu mendaratkan satu pun serangan. Nafasnya tersengal-sengal dan badannya penuh dengan keringat. Membuat kemeja biru mudanya hampir tembus pandang.
Untung laki-laki di tempat ini hanya aku, kakaknya. Kalau ada laki-laki lain di tempat ini, aku terpaksa mengusir orang itu sekarang juga.
Apa aku terlalu keras? Tidak! Ini demi keamanan dan kebaikan Ninlil juga. Aku tidak boleh mundur sekarang.
Di lain pihak, meski tersengal-sengal, keringat Shinar masih normal. Pakaiannya belum tembus pandang.
Hari ini adalah pertama kalinya aku melihat hasil latihan Shinar secara langsung. Dan, harus aku bilang, dia berkembang jauh sejak pertama aku melatihnya.
Di saat pertama, Shinar bahkan tidak mampu menyelesaikan setengah dari menu latihan. Sekarang, dia bisa menyelesaikan menu latihan dengan mudah dan cepat. Dari yang sebelumnya tidak bisa selesai, sekarang bisa selesai di angka 20 menit.
Plok plok
"Oke, waktu tes sudah selesai." Aku tepuk tangan. "Kesimpulan, Ninlil, kamu gagal."
Ninlil tidak benar-benar mendengarkanku. Dia tergeletak di atas plester berusaha menangkap nafas, mengumpulkan nyawanya. Matanya pun kosong.
"Yah, kalau kamu mau, aku bisa memasukkanmu ke kelas A sekolah intelijen dengan Shinar sebagai seniormu."
"Hah, hah, ya, hah, aku mau...."
Ninlil tidak dapat menjawabku dengan lancar.
Aku menarik aura haus darah yang kupancarkan. Setelah aura haus darah menghilang dari udara, nafas Ninlil terlihat lebih ringan. Pergerakan naik turun dadanya lebih lambat dari sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada Shinar, tapi dia masih berdiri.
"Shinar, hasil latihanmu sudah tampak. Dan kamu juga telah membuat keputusan yang bagus. Dalam pertarungan ini, kamu hanya perlu bertahan dan menghindar, tanpa perlu menyerang. Dan kamu berhasil menyadarinya. Oleh karena itu, kamu bisa menghemat stamina. Kerja bagus."
"Ya! Terima kasih!"
Shinar menjawabku dengan lantang dan bahagia.