[CUKUP SUDAH! KESABARANKU SUDAH HABIS!]
Akhirnya kejadian juga. Melalui Yuan, Jin memberi tahu kalau keberadaan Ninlil sudah diketahui. Namun, aku tidak terlalu suka pada informasi yang datang. Menurut informasi dari Jin, pagi tadi Ninlil langsung menyerang kediaman Alhold. Tanpa perlu mendengar informasi lebih lanjut, aku sudah menduga kalau Ninlil ditangkap oleh Enlil.
Dan, sayangnya, bukan hanya aku yang sudah mendengar informasi ini. Ibu, sebagai pendiri dan pemimpin Akadia, tampaknya juga sudah mendengarnya. Saat ini, aku berusaha menenangkan ibu lewat telepon.
"Ibu, aku ingin ibu tenang dulu."
[BAGAIMANA AKU BISA TENANG? ADIKMU DITAWAN OLEH ENLIL! AKU TIDAK MAU ENLIL MENCUCI OTAKNYA SEPERTI BARUN!]
"Ibu, tenang saja. Aku sudah menemukan cara untuk menghilangkan cuci otak Enlil. Jadi, tidak masalah walaupun Enlil mencuci otak Enlil."
[Benarkah?]
"Benarkah?"
Bukan hanya ibu yang terkejut, semua orang di ruangan ini juga terkejut. Selain Emir dan Inanna, ada orang lain di ruangan ini. Dari pihak intelijen, ada Shu En, Jeanne, Ufia, dan Shinar. Dari pihak Agade, ada Mulisu, Mari, Simurrum, dan Uru'a. Mereka semua mengeluarkan respon yang sama.
Ngomong-ngomong, aku belum tahu harus memasukkan Yuan ke pihak mana. Saat ini, dia memang terdaftar sebagai pegawai intelijen, tapi dia bekerja langsung di bawahku. Jadi, status Yuan sama seperti Inanna dan Emir, di luar sistem.
"Ya, benar. Karena itu aku ingin agar ibu tenang."
[Tapi.....]
"Jujur saja, kalau ibu sekarang pergi, keluarga Alhold akan habis, hanya menyisakan ayah dan Ninlil."
[Aku tidak ada niatan membiarkan ayahmu tetap hidup.]
"Ibu, kita akan membicarakan soal ayah lagi nanti. Kembali ke topik utama." Aku mengembalikan arah pembicaraan. "Meskipun mendapatkan cara untuk menghilangkan cuci otak karena pengendalian, aku juga ingin melakukan hal lain. Jadi, sederhananya, aku butuh beberapa keluarga Alhold, hidup-hidup."
Ibu terdiam sejenak, lalu memberi sebuah tebakan.
[Kamu membutuhkan kelinci percobaan?]
"Ya, benar sekali."
Karena aku tidak menggunakan mode loud speaker, tidak ada seorang pun yang mendengar ibu mengatakan kelinci percobaan. Kalau mereka mendengarnya, mungkin ruangan ini akan langsung ramai.
[Kamu sadar kan kalau ini diketahui oleh publik maka kamu akan dipersekusi?]
"Kalau percobaan ini diperkusi oleh publik, semua orang di kerajaan ini patut diperkusi ketika apa yang dilakukan oleh Fahren kubeberkan ke publik."
Tidak terdengar respon dari seorang pun di dalam ruangan ini. Namun, pandangan mereka menjadi tajam. Aura pun berubah menjadi sangat berat. Pihak intelijen menunjukkan muka yang masam. Di lain pihak, wajah anggota Agade, menunjukkan senyum. Tidak, tidak semua. Yuan, Mulisu, Inanna, dan Emir tidak memberi reaksi. Wajah mereka datar.
[Gin, kalau kamu melakukan itu, sama saja dengan kamu menghancurkan kerajaan ini.]
"Kalau kerajaan ini tidak mau hancur, mau tidak mau, mereka harus menutup mata pada apa yang kulakukan pada keluarga Alhold." Pembicaraan kami sudah meluber kemana-mana. "Kembali ke topik utama. Intinya, biar aku yang mengurus keluarga Alhold. Malam ini juga aku akan menyerang kediaman Alhold."
[Butuh bantuan? Akadia siap membantu. Apalagi kamu juga sudah memberi sumbangan yang cukup besar.]
"Tidak terima kasih. Aku ingin sedikit bersenang-senang. Namun, mungkin, aku akan membeli beberapa senjata."
[Kirimkan saja daftar senjata apa yang kamu inginkan dan alat pengiriman beserta jamnya ke Marlien.]
"Baik. Dadah, bu."
[Dadah...]
Aku menutup telepon. Karena melakukan panggilan melalui handphone candybar, aku tidak perlu khawatir akan disadap, tidak seperti seorang Raja yang bodoh.
"Kalian sudah mendengarnya. Antara sore atau malam ini, aku akan menyerang kediaman utama keluarga Alhold."
"Gin," Jeanne menyanggah. "Keluarga Alhold adalah keluargamu, kan? Apa kamu tega?"
"Jeanne, aku sudah berkali-kali bilang, keluargaku di Alhold hanyalah ayah, ibu dan Ninlil." Aku mengoreksi Jeanne. "Dan lagi, kalau aku yang menyerang, ayah masih bisa diselamatkan. Kalau aku tidak menyerang sesegera mungkin, ibu yang akan menyerang. Jika ibu yang menyerang, hanya Ninlil yang akan diselamatkan. Kamu mau ibuku saja yang menyelesaikan hal ini? Membunuh suaminya sendiri? Tolong mengerti, aku sedang berusaha agar ibu tidak membunuh ayah."
"I-itu..." Jeanne tidak memberi balasan lagi.
"Ufia,"
"Y-ya?"
"Aku bilang akan menyerang sore atau malam. Jadi, aku memberi waktu kalau kamu mau menyelamatkan keluargamu, atau siapa pun dari keluarga Alhold. Mengerti?"
"Ba-baik!"
"Bagus, kamu boleh pergi sekarang juga kalau mau."
"Terima kasih, Gin,"
Tidak menyia-nyiakan waktu, Ufia langsung berlari keluar ruangan. Dia sama sekali tidak mengucapkan salam atau perpisahan ke Jeanne, menunjukkan betapa paniknya dia.
Di lain pihak, Jeanne justru bingung. Dia melempar pandangan padaku, lalu ke arah pintu.
"Ufia! Tunggu!"