Dava berjalan dikoridor sekolah yang sepi, bagaimana nggak sepi ini udah jam setengah delapan dan bel masuk udah setengah jam yang lalu. Ini semua karena debat dengan papanya tadi pagi. Huh,,, Dava nggak habis pikir dengan papanya itu.
BRAGHH
Aauuwww
Bunyi tabrakan dan suara pantat yang beradu dengan lantai sekolah menggema di koridor tersebut. Dava menyerngit menatap siapa yang tiba tiba menabraknya hari ini.
"Elo?" Tanya Dava kaget. Pasalnya yang menabrak dia adalah sang ketua OSIS yang terkenal dengan kedisiplinannya dan yang aneh hari ini dia..TELAT.
"Eh, sory sory dav, gue nggak sengaja. Gue nggak liat loh soalnya gue buru buru"
"Lagian tumben tumben banget Lo telat biasanya Dateng paling pagi?"
"Aduh dav jangan banyak tanya dulu deh Lo sekarang udah jam setengah lapan, dan jam pertama pelajarannya Bu Ningsih jadi mending kita langsung ke kelas aja!"
Dava menurut saja toh yang diucapkan gadis itu memang benar. Mereka benar benar telat. Sekolah disini memang meskipun telat masih bisa mengikuti pelajaran, tapi harus melewati hukuman dulu dari guru BK.
Tok...tok...tok...
Bunyi ketukan pintu terdengar. Guru yang mengajar langsung saja membukakan pintu untuk dua orang murid yang tengah telat ini.
"Pagi buk!" Ujar keduanya serentak.
Guru itu hanya menatap keduanya sinis."ma'af Bu, kami mau masuk!"
"Apa! Seenaknya saja kalian main mau masuk aja, kalian itu telat setengah jam. Kalian itu telat setengah jam. Enak aja main masuk aja,!"
Mereka memutar bola matanya jengah dengan kelakuan guru satu ini.
"Tapikan Bu! Kita masih boleh belajar meskipun kita telat. Lagian kitakan udah dihukum sama guru BK!" Seru gadis itu.
"Iya Bu, lagian itu sudah menjadi peraturan sekolah ini bukan? Kalau ada murid yang telat boleh mengikuti pelajaran setelah mendapat hukuman dari guru BK" timpal Dava