I am not Princess

Nia Wijaya
Chapter #1

BAB SATU

Sebagian orang pasti ingin menjadi orang yang kaya raya, bergelimang harta, anak dari seorang sultan atau konglomerat. Tentu saja, kebanyakan orang akan berpikir begitu. Mereka tidak usah susah-susah untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan jika semuanya sudah tersedia didepan mata.

Meira Safira Atmaja.

Cantik, seperti namanya. Gadis keturunan jepang yang mempunyai wajah ayu dan manis. Dia adalah seorang model terkenal di Indonesia. Sifatnya yang angkuh menambah kharisma tersendiri. Meira bukanlah orang yang mudah bergaul dengan semua orang, selama ini hanya memiliki dua orang sahabat yang dapat dipercaya di sekolah. Baginya, teman adalah relasi bisnis yang hanya dibutuhkan sesaat selain itu She’s don’t care about anything. Yups, seperti itulah cara berpikir Meira.

Happy valentine!

Hari ini adalah tanggal 14 februari 2021. Hari sakral bagi kaum muda seperti dirinya. Tidak heran jika loker, rak sepatu, meja, kursi dan lacinya penuh dengan bunga, coklat dan kartu ucapan dari fans.

Meira Safira, Putri sekolah SMA Cakrawala yang terkenal elit seantero Jakarta. Sekolah yang dipenuhi oleh orang kalangan atas. Seperti yang kita tahu, teman adalah relasi. Pintar bukan masalah yang terpenting marga keluarga yang bersih dan bagus dalam dunia industry.

Oh my god!” seru Jessica ketika melihat meja Meira yang ditutupi oleh hadiah.

Meira memutari mejanya dengan kesal. Lalu meraih semua coklat dan bunga yang berantakan di meja.

“Nih, ambil buat lo semua!”

Tanpa basa-basi Jessica mengambil alih semuanya.

Nina yang sedari tadi terkesan kini ikut mengambil salah satu coklat kesukaannya. “Gue ambil ini,”

“Yaahh, Nin itu kan kesukaan gue,” seru Jessica kesal

“Ga usah maruk! Lo udah punya banyak.”

Meira hanya melirik tanpa minat. “Percuma gue dapat banyak bunga sama coklat kalau orang yang gue harapin ga ngasih apapun ke gue.”

BUCIN!

Ya betul sekali, itu adalah kekurangan dari seorang Meira Safira Atmaja.

Nina dan Jessica menghela napas, memandang temannya dengan pandangan yang berbeda.

“Gue heran, lo tuh kurang apa sih Mei. Perasaan udah cakep, keluarga lo juga selevel sama dia, model terkenal terus kurang apaa lagi?”

Meira hanya mengangguk membenarkan.

“Tuh orangnya lewat,” Nina menggerakan dagunya kearah seorang cowok yang melewati kelas mereka.

Almeer Rafasya Wijaya, most wanted sekolah. Wajahnya yang tampan dan manis membuat para gadis luluh dengan pesonanya. Tak hanya itu, Almeer yang cenderung dingin dan misterius membuat siswi-siswi meleyot karena kharismanya. Tatapannya tajam dan menusuk membuat siapapun tak berkutik. Dalam kesehariannya, Almeer yang sering disapa Al, Amer atau Mer hanya menyibukkan diri dengan basket dan basket. No playboy club sehingga namanya sangat bersih di sekolah.

Begitulah seorang Almeer dimata Meira Safira Atmaja, begitu memesona dan berkharisma membuat hatinya berdegup kencang ketika jarak mereka berdekatan.

Meira membenarkan seragamnya lalu melangkah cepat menuju pintu kelas, tapi baru dua langkah ia kembali membalikan badan dengan cepat menyambar coklat yang dipegang Nina.

“Anjir coklat gue!”

“Coklat gue, inget!” seru Meira cepat lalu kembali berjalan cepat menyusul Almeer.

Lihat selengkapnya