12
Aku duduk di tangga flatku, menunggu kedatangan Gary. Aku menatap jam di tangan yang menunjukkan pukul 1.18 pagi. Aku menguap lebar berusaha menghalau kantukku. Lagi-lagi aku dibangunkan oleh telepon di tengah malam.
“Halo, Detektif. Telah terjadi lagi,” ucap suara di ujung telepon begitu aku sapa dengan kata halo yang serak, suara baru bangun tidurku. Orang di ujung telepon itu tidak perlu menjelaskan lebih jauh mengenai apa yang terjadi lagi. Aku paham sepenuhnya apa yang dia maksud.
Telah berlalu lima minggu sejak kasus Keluarga McLight. Ditambah kasus malam ini berarti telah ada delapan korban. Pelaku meninggalkan semua TKP dengan kondisi yang sama dan selalu memilih daerah yang cukup terpencil dan daerah perumahan dengan rumah penduduk yang berjarak. Siapa pun dia, pelaku yang sedang aku hadapi, lebih berbahaya dari Charlie Grant. TKP yang ditinggalkan membuat aku dan Kepolisian Highland kesulitan mendapatkan sesuatu yang dapat menjadi petunjuk siapa pelakunya.
Suara dering dan getaran ponsel di tanganku mengejutkan aku dari lamunanku. Gary telah sampai di depan flat. Aku segera melangkah keluar dari flat dan masuk ke mobilnya. Wajah Gary terlihat penuh dengan tanda-tanda kelelahan yang aku yakin juga terefleksi pada wajahku. Kami banyak lembur belakangan ini dan telah terjadi beberapa kasus yang memanggil kami di waktu-waktu seperti ini.
Aku membuka sebotol kopi instan dan menyerahkannya untuk Gary yang langsung menerima dan meminumnya.
“Terima kasih. Bagaimana istirahatmu tadi?” tanyanya.
“Cukup. Nanti di pertigaan depan ambil tikungan ke kanan,” ucapku setelah melihat peta di ponsel.
Sebenarnya aku tidak jujur. Sudah bermalam-malam aku kurang istirahat termasuk tadi. Bermalam-malam aku memeriksa berkas-berkas rekam kriminalitas di database kantor secara diam-diam, berharap aku menemukan berkas pelaku. Pelaku pembunuhan seperti ini sangat mungkin pernah ditangkap juga untuk perbuatan kriminal lain yang menurutku skalanya lebih kecil, seperti menyebabkan kebakaran kecil atau mencuri.
Aku tidak memberitahu Gary karena dia tidak akan setuju dengan tindakan yang aku lakukan. Dia akan meminta aku untuk tetap melakukan semuanya sesuai aturan dan mengikuti perkembangan kasus karena tentunya tanpa bukti juga kami tidak akan dapat menangkap pelaku dan menjatuhkan hukuman atas perbuatan-perbuatan yang belum dapat kami buktikan.
Gary tidak berkomentar apa-apa mengenai hari Sabtu minggu lalu di pertemuan bulanan Oneiropólos. Aku pun tidak membahas masalah itu lagi. Aku sudah cukup berhadapan dengan Dewan dan tidak ingin mendengar lagi alasan-alasan mereka.
“Kita sudah tiba,” ucap Gary yang mulai melambatkan laju mobilnya hingga berhenti dan parkir di tepi jalan.
Mobil polisi dan ambulans parkir di depan sebuah rumah sederhana berwarna putih. Aku dan Gary segera turun dari mobil dan melangkah mendekati rumah itu. Henry berdiri di depan rumah menunggu kami berdua. Dia menyerahkan dua pasang sarung tangan untuk kami gunakan. Henry mulai menjelaskan identitas dari korban sembari kami berjalan masuk ke TKP.