15
Pukul tujuh pagi aku sudah berada di ruang satgas bersama dengan Gary. Gary membantu aku mengorganisasi berkas-berkas dari kasus Pembunuh Tali Kuning ini di laci-laci yang telah disiapkan oleh petugas kebersihan kantor kemarin malam. Organisasi berkas-berkas ini sangat penting karena memudahkan kami saat mencari berkas di tengah penyelidikan dan tentunya akan memengaruhi efisiensi waktu.
Waktu di dinding menunjukkan pukul 8.10 saat semua berkas telah rapi di dalam laci masing-masing. Aku segera memanggil seluruh tim satgas dan memulai briefing untuk hari ini. Aku mengirim Gary, James, dan tiga petugas polisi untuk pergi ke area Pusat Pengolahan Sampah Highland untuk mencari keberadaan CCTV di gedung sekitarnya, serta meminta rekaman yang berhubungan dengan penyelidikan kasus ini. Kemudian aku meminta berkas-berkas dari orang-orang dengan riwayat kriminal yang berhubungan dengan kekerasan seksual dari tim detektif Divisi 13.
Selain itu aku juga meminta berkas-berkas aktivitas kriminal kecil yang terjadi beberapa tahun ke belakang. Aktivitas kriminal yang aku maksud adalah pencurian, pembakaran, dan penguntitan. Orang yang aku minta mereka fokuskan adalah laki-laki yang memiliki latar belakang atau bekerja di bidang elektronik atau memiliki pengetahuan tentang benda elektronik. Aku tahu, berkas yang aku minta sangat banyak, tetapi akan lebih baik kalau kami menyiapkan sebagian di ruangan kami. Menurut preseden, seorang pembunuh serial biasanya pernah melakukan kriminal kecil sebelum akhirnya semua itu mengalami eskalasi hingga membunuh.
Mulai hari ini kami membuka jaringan telepon agar masyarakat Highland dapat menghubungi kami jika mengetahui informasi apapun yang mungkin berkaitan dengan kasus ini. Tentunya kami harus menanggapi semua informasi yang masuk dengan serius meskipun kami tahu akan ada banyak informasi tidak berhubungan yang masuk. Selalu ada kemungkinan bahwa seseorang menghubungi kami dan meletakkan kecurigaan mereka terhadap orang lain yang sedang bemasalah dengan mereka. Tetapi kami memilih resiko itu jika resiko itu dapat membawa kami satu langkah lebih maju daripada pelaku.
Ruang satgas sepi seketika karena semua orang sedang mengumpulkan berkas yang aku minta dari ruang kerja divisi masing-masing dan ruang berkas. Sementara itu, aku bersama Laura berjalan menuju lab ahli teknisi di kantor untuk mencari apa yang ditemukan dari ponsel Mely Fowler. Sepanjang perjalanan dari ruang satgas hingga ke lab aku terus mengulang kalimat ‘semoga memori ponselnya masih terselamatkan’ di dalam hatiku seperti mantra. Hanya satu hal itu yang aku harapkan. Apakah permintaanku terlalu tinggi?
“Pagi, Anton. Bagaimana ponsel kemarin? Please katakan kamu mendapatkan sesuatu.”
“Siapa pun pelaku kasusmu, dia mengenal komponen ponsel dengan baik. Dia menghancurkan ponsel untuk mengambil memorinya,” jawab Anton. Ternyata permintaanku terlalu tinggi.
“Tidak ada yang bisa dilihat dari isi ponsel itu? Sama sekali?” tanyaku dengan penuh harap.
“Tidak ada. Dia mengambil semuanya, memori internal dan memori eksternal ponsel. Kartu nomor ponselnya pun juga diambil.”
Aku menghela napas dengan berat. Laura berdiri dalam diam di sampingku.
“Baik lah, terima kasih Anton. Apakah aku bisa mengambil ponselnya?”
Aku dan Laura segera berjalan pergi dengan menggenggam plastik zip berisikan komponen ponsel hancur di tanganku. Aku memasukkan ponsel itu ke ruang barang bukti di basement sebelum kembali ke ruang satgas. Saat aku masuk kembali ke ruang satgas, aku melihat begitu banyak kotak mengisi ruangan. Aku berjalan mendekat dan ikut merapikan kotak-kotak itu.
“Apakah ini hanya berkas dari Divisi 13?” tanyaku kepada Debby. Dia menganggukkan kepalanya. Aku menatap kotak-kotak berkas tersebut dengan menghela napas berat. Sebanyak ini pelaku-pelaku kekerasan seksual, yang tercatat, oleh Kepolisian Highland. Dunia ini sungguh mengerikan.
Berkas-berkas lainnya tiba beberapa saat kemudian. Setelah disusun, semua berkas yang terkumpul mengisi hingga separuh dinding belakang ruang dengan tinggi sekepalaku. Kami pasti akan menyeleksi berkas-berkas tersebut seiring bertambahnya informasi mengenai pelaku.
Sementara ini, aku meminta detektif dan polisi yang ada di ruangan untuk memisahkan berkas dengan identitas laki-laki, berusia sekitar awal tiga puluh hingga akhir tiga puluh, dan memiliki rekam pekerjaan yang berhubungan dengan benda elektronik. Aku turut mengambil satu kotak dan memeriksa satu per satu berkas. Kami dapat menemukan sesuatu atau tidak menemukan apa-apa, tetapi ini salah satu hal yang dapat kami lakukan dengan tidak adanya petunjuk baru untuk kami ikuti.
Setelah beberapa tumpuk berkas selesai aku periksa, dering ponsel memanggilku dari atas meja. Aku mengangkat ponsel dan berjalan keluar ruangan sebelum menekan tombol jawab pada ponsel.
“Kami menemukannya, mobil boks milik perusahaan Electrize. Mereka adalah penyedia jasa teknisi benda elektronik dengan nama Electrize,” ucap Gary tanpa membuka dengan halo atau basa-basi di ujung telepon.
“Seberapa yakin kalian dengan mobil itu?”
“Seratus persen. Hanya kendaraan ini yang berlalu-lalang di waktu kejadian,” jawab Gary.
“Baik, terima kasih, Gary. Aku akan mencoba meminta surat perintah dulu untuk mewawancari semua pekerja di sana,” ucapku sebelum menutup telepon. Aku meminta tolong salah satu petugas untuk memasukan permintaan surat perintah.
Adrenalin kembali mengaliri tubuhku. Betul, kami tidak memiliki detail lain dari kendaraan yang digunakan seperti nomor plat kendaraannya. Tetapi ini merupakan suatu petunjuk besar. Kami dapat memperkecil area pencarian pelaku kami. Begitu surat perintah keluar, aku akan langsung membawa tim satgas untuk ke kantor Electrize dan mewawancarai semua individu yang ada di perusahaan itu. Aku akan membalik semua batu, satu per satu, jika itu yang diperlukan untuk kami menemukan bedebah ini.
“Detektif Avabelle, aku mungkin punya informasi lain yang terkait dengan kasus-kasus ini,” panggil Debby kepadaku. Aku berjalan mendekati dia dan rekan-rekan detektif Divisi 13. Aku duduk di salah satu kursi yang kosong.