I Am The Justice

Erika Angelina
Chapter #17

16

16

 

Hari telah menjelang sore saat kami kembali ke Kantor Kepolisian Pusat Highland. Hal kedua setelah waktu istirahat yang akan kami lakukan adalah mencari apakah ada berkas dari masing-masing individu yang telah kami wawancara di data kami yang artinya mereka memiliki riwayat kriminal sebelumnya. Hal pertama yang kami lakukan tentunya adalah istirahat dan makan siang – atau makan sore lebih tepatnya – untuk satu jam.

Sebagian dari kami memilih untuk memesan makanan take away yang diwakilkan oleh dua orang yang pergi membeli makanan. Sembari menunggu, kami yang masih berada di ruang satgas melanjutkan pekerjaan kami. Kami mulai kembali memeriksa satu per satu berkas dan memisahkan berkas yang berhubungan dengan pegawai di Electrize di dalam satu laci khusus.

Belum sampai separuh berkas kami periksa, makanan tiba. Kami langsung meletakkan semua pekerjaan dan mulai makan dalam diam. Agenda setelah istirahat adalah pembahasan hasil wawancara. Kami akan mengevaluasi kembali, apakah ada dari antara pegawa Electrize yang tidak memiliki alibi kuat pada waktu kejadian dan memiliki keterkaitan sekecil apapun terhadap kasus ini.

“Aku menemukan dia,” bisikku kepada Gary saat kami membuang sampah di luar ruang satgas. Gary menatap aku dalam diam tetapi aku tahu dia mengerti apa yang aku maksud.

“Hati-hati untuk langkah selanjutnya.” Hanya itu pesan dari Gary.

Ruangan satgas kembali dipenuhi suara gumaman rendah saat semuanya telah kembali berkumpul. Beberapa berkas riwayat kriminal dari orang-orang yang telah kami wawancara telah diletakkan di sebuah kardus. Kardus tersebut saat ini sedang diletakkan di atas meja yang ada di depan ruangan oleh Henry. Kardus tersebut berisikan beberapa berkas saja tetapi cukup mengejutkan juga jumlahnya. Ada sepuluh orang pegawai di Electrize yang memiliki riwayat kriminal. Itu sekitar satu banding lima dari total pegawai yang ada di Electrize.

“Semua sudah di ruangan lagi?” tanyaku yang dijawab dengan anggukkan dan gumaman ya dari semua anggota satgas. Semua orang langsung mengambil tempat duduk masing-masing dan menyiapkan buku catatan mereka di atas meja.

“Jadi, tentunya angka jumlah mantan narapidana di Electrize cukup mengejutkan. Saya telah melakukan verifikasi dengan CEO Electrize. Ternyata memang di Electrize mereka percaya dengan memberikan kesempatan kedua untuk mantan narapidana yang memiliki kemampuan dan sungguh-sungguh serius mau menjalani hidup dengan bersih. Berdasarkan riwayat kantor, mereka telah berhasil membantu puluhan mantan narapidana untuk berdiri di atas kaki mereka sendiri lagi sekalipun mereka telah keluar dan tidak bekerja di Electrize lagi. Mantan pekerja dari Electrize juga berhasil menjalani hidup bersih, tidak kembali melakukan tindakan kriminal,” aku menjelaskan singkat sebelum memulai sesi penjabaran wawancara.

Henry, pasangan wawancaraku, berdiri di sampingku. Kami mulai menjabarkan hasil wawancara dari sembilan orang. Dari sembilan orang, kami mewawancara dua perempuan dan tujuh laki-laki. Dari tujuh laki-laki itu, ada tiga orang yang memiliki alibi kurang kuat. Ternyata setelah diperiksa juga mereka bertiga memiliki riwayat kriminal. Salah satu dari mereka baru mulai bekerja satu minggu lalu dan berada di luar kota sebelumnya. Dia memberikan kepada kami bukti berupa tiket keretanya dan struk-struk yang membuktikan keberadaannya di luar kota sebelum mulai bekerja di Electrize sejak minggu lalu.

Henry meletakkan foto dua orang, Ian Bailey dan Alvin Dampsey, di papan dengan nama mereka masing-masing di bawahnya. Besok aku dan Henry akan memeriksa alibi kedua orang ini lagi. Riwayat kriminal yang dimiliki Ian Bailey adalah dia pernah mendekam di penjara selama dua tahun untuk pencurian mobil di usia 16 tahun. Sedangkan Alvin Dampsey keluar dan masuk penjara selama tiga tahun karena pencurian uang.

“Menurut hasil wawancara di riwayat ini, Alvin Dampsey mencuri uang untuk pengobatan ibunya. Dia keluar masuk penjara selama tiga tahun karenanya. Sejak lima tahun lalu dia tidak pernah lagi melakukan tindakan kriminal.”

 Kami hanya akan membacakan hasil wawancara dengan pegawai-pegawai yang memiliki riwayat kriminal atau yang kami rasa tidak memiliki alibi yang kuat di waktu-waktu kejadian. Setelah semua detektif dan polisi telah selesai memberikan hasil wawancaranya, kami berakhir dengan lima belas nama dan foto di papan kasus. Besok kami semua memiliki tugas untuk memeriksa alibi dari lima belas orang ini.

Aku menatap waktu di jam dinding. Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Langit gelap diselingi kilatan cahaya dari petir. Hujan turun dengan deras. Aku segera membubarkan tim satgas untuk beristirahat setelah satu hari yang panjang ini. Semua orang segera berberes dan saling mengucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.

“Detektif Avabelle,” panggil Debby. Aku yang sedang merapikan berkas-berkas di atas meja mengangkat kepalaku. “Aku sudah menghubungi korban yang tadi siang aku ceritakan, Johanna Guerira, dan temannya. Mereka bersedia menemui kita dua hari lagi, setelah temannya selesai shift di rumah sakit.”

Lihat selengkapnya