EPILOG
Aku menatap layar komputer di atas mejaku, meja di Divisi 4 tentunya. Satgas Pembunuh Tali Kuning telah dibubarkan dengan resmi setelah persidangan terakhir dari Ian Bailey. Masing-masing dari kami sudah kembali bekerja di divisi masing-masing. Layar komputerku saat ini menampilkan streaming live dari march yang dilakukan perempuan-perempuan di seluruh negeri ini.
“Nonton apa, Detektif?” tanya Laura yang baru datang. Dia berjalan mendekatiku. Aku menjawab dengan menunjuk layar komputerku dengan jari telunjukku.
“Ah, rupanya karena ini jalan sangat ramai sehingga aku terlambat,” ucap Laura.
“Bilang saja kamu kesiangan lagi,” ucap James dari sebelahku yang dijawab dengan tawa malu Laura. Laura masih bersama Divisi 4 dan aku masih menjadi mentornya. Dia masih terus bekerja keras untuk mempersiapkan dirinya untuk kualifikasi dua bulan lagi.
“Ian Bailey sungguh menggemparkan negeri ini, ya,” ucap James kepadaku.
“Betul,” jawabku dengan anggukan kepala singkat.
Kasus Ian Bailey membuat perubahan besar-besaran di negeri ini. Banyak aksi dilakukan untuk menuntut hukum yang jelas dan jaminan perlindungan untuk perempuan. Puluhan ribu perempuan turun ke jalan melakukan demo. Suara-suara tersebut didengar negara meskipun masih berjalan dengan terlalu lamban menurutku dan banyak perempuan lain. Kami semua tidak akan beristirahat hingga suara kami didengar. Kami tidak akan istirahat hingga keamanan kami terjamin. Kami semua sama-sama berhak untuk merasa aman dimana pun kami berada.
Selain itu, banyak perempuan-perempuan yang merupakan korban pemerkosaan mulai datang melaporkan kasusnya, bahkan korban yang kasusnya telah terjadi lima belas tahun lalu. Pemberitaan kasus Ian Bailey dan kutipan kesaksian Maya Aaron di dalam persidangan berperan besar dalam hal itu. Aku tahu meskipun banyak yang telah maju untuk mencari keadilan dari kasusnya, tetapi masih ada banyak korban lainnya yang tidak maju. Aku dapat membayangkan betapa sulitnya untuk mereka maju, tetapi kami butuh mereka untuk menangkap bedebah-bedebah di luar sana yang harus berada di balik jeruji karena perbuatan-perbuatannya.
Pelecehan seksual harus dihentikan. Sebagai perempuan, aku pribadi telah mengalami pelecehan juga. Paling umum tentunya catcalling. Selain dari itu, aku masing ingat setiap kali aku merasa takut saat berjalan sendirian di malam hari, tentunya sebelum aku bekerja di kepolisian. Saat-saat aku tidak dapat melindungi diriku sendiri. Aku tahu itu juga dialami oleh setiap perempuan yang ada di atas muka bumi ini. Itu semua harus berhenti. Perempuan berhak untuk merasa aman.