Hari berikutnya aku pergi ke taman yang sama. Danau yang sama. Juga tempat yang sama. Tepat di sebrang sebuah danau dengan kursi taman dan pohon yang ada di belakangnya. Aku sempat berpikir mengapa kursi itu tak di letakkan di bawah pohon saja agar yang duduk bisa lebih nyaman. Oh my.. Kenapa aku berpikiran yang tidak penting seperti itu? Aku memaki diriku sendiri karena sudah kurang kerjaan untuk memikirkan hal yang tak penting. Lagi.. Taman ini bahkan bukan milikku kenapa aku mengaturnya?
Aku segera duduk di kursi taman tempat ku duduk kemarin. Dingin, namun tidak terlalu terasa karena cuaca cukup hangat untuk bermain-main. Manikku menyorot sudut taman. Di mana hanya kursi-kursi kosong dan danau yang tenang di dalamnya. Ah mungkin orang lain sibuk beraktifitas hingga tak ada seorang pun yang bermain di taman ini.
Aku menghirup dalam-dalam aroma bunga yang menguar di seluruh sudut taman. Ada beberapa macam bunga di dalamnya yang tak bisa aku sebutkan satu persatu. Namun bunga yang menyita perhatianku berada di sudut kanan dekat pintu masuk taman ini. Bunga mawar dengan corak putih. Seperti bunga yang di bawa gadis kemarin. Seketika aku mengingat gadis itu. Ah bagaimana keadaannya? Setelah kejadian itu, aku bahkan belum melihatnya kembali.
Aku tak mempedulikannya lalu segera membuka buku gambarku. Ku ambil pensilku. Kali ini aku ingin menggambar danau yang terbentang luas di hadapanku. Aku mulai menggambar. Menggoreskan pensilku dengan pelan sambil sesekali menggeser manikku untuk melihat danau aslinya agar hasilnya terlihat sama.
Tiba-tiba saat aku menggeser manikku ke arah danau. Gadis itu datang. Gadis dengan rambut blonde dan wajah yang sangat cantik. Raut wajah itu masih sama. Bahkan terkesan tanpa ekspresi. Hari ini ia memakai sebuah hoddie bercorak hitam dengan celana jeans hitam dan juga tas kecil yang bertengger di pundaknya. Ia melangkah dengan pelan memasuki pelataran taman. Lalu menghentikan langkahnya di hadapan rumpunan bunga mawar putih. Ia menatapnya lama. Lalu merogoh isi tas dan mengeluarkan sesuatu. Ah sesuatu itu ternyata bunga. Bunga mawar putih sama dengan bunga yang ia tatap. Hanya sebuah pita dan hiasan yang membedakannya. Gadis itu tersenyum kecil sebelum ia melangkah ke arah sebuah kursi taman di dekat danau. Kursi yang sama seperti kemarin. Menghadap danau dan berseberangan lurus ke arahku.