I am Your Boss

Marion D'rossi
Chapter #1

Prolog

“Andra! Jadi, pekerjaanmu selama ini cuma tukang parkir?!” Nadia melontarkan kata-kata itu dengan nada yang penuh kejutan, seolah-olah dunia yang kukenal tiba-tiba hancur di depan matanya.

“Nadia?! Nadia, kamu ngapain di sini?! Aku ... aku ....” Aku terdiam, kata-kataku tercekat di tenggorokan.

Dengan gugup, aku mencoba meraih lengan Nadia—kekasih yang sudah lama ada dalam hidupku, yang selalu menemani setiap hari-hariku tanpa pernah tahu betul apa yang kulakukan untuk bisa mencukupi kebutuhan hidupku.

Namun, Nadia menghindar. Ia menjaga jarak, wajahnya menampilkan ekspresi yang jelas-jelas mengatakan bahwa ia tak bisa menerima kenyataan ini. Keningnya mengerut, dan tatapannya penuh kebingungan dan keterkejutan. Aku tahu, ia tak bisa menerima bahwa kekasih yang selama ini ada untuknya ternyata hanyalah seorang tukang parkir, pekerjaan yang begitu jauh dari bayangannya tentang diriku.

“Jangan dekat-dekat. Jangan mendekat! Gue nggak mau tangan kotor lo menyentuh kulit gue. Malu-maluin lo!” Nadia membentakku dengan kasar, suaranya penuh kemarahan.

Setelah itu, dengan langkah cepat, Nadia berjalan pergi. Aku hanya bisa berdiri terpaku, seperti sebuah patung yang tak mampu bergerak. Tubuhku terasa kaku, hati ini pun terasa seberat batu, tak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan dia menjauh. Aku ingin berteriak, memohon agar ia tetap tinggal, tetapi suaraku hilang, terpendam dalam kesakitan yang semakin dalam.

Aku tahu betul siapa diriku. Aku tahu, pekerjaan ini tak akan pernah bisa memberiku kebanggaan seperti yang dia harapkan. Tapi aku mencintainya—dengan seluruh perasaan yang ada. Dari masa SMA, saat kami masih duduk di bangku sekolah, hingga dia melanjutkan kuliah di universitas ternama ini, aku selalu ada untuknya. Namun, aku tak mampu melanjutkan pendidikan tinggi, karena tak punya biaya. Mungkin aku memang ditakdirkan menjadi orang yang serba cukup, tapi selalu berada di luar harapan orang-orang seperti Nadia.

 

Suatu peristiwa terberat yang pernah kualami di masa lalu telah meninggalkan luka yang mendalam, membuatku trauma pada segala bentuk hubungan romansa. Sejak saat itu, aku memutuskan bekerja keras, melakukan apa saja untuk mengisi hari-hariku. Aku mengerjakan semua hal yang bahkan tidak bisa kulakukan sebelumnya. Hanya dengan kegigihan dan ketekunan aku mampu mengalahkan segala ego dan rasa malas yang selalu menghantui diriku. Aku berpikir Tuhan tidak akan pernah memberiku kelebihan, apalagi kekayaan yang melimpah.

Namun, pada suatu hari, aku mulai sadar bahwa aku perlu membuka lembaran baru. Aku memutuskan untuk memulai bisnis kecil-kecilan. Aku mulai dengan berjualan buku, bekerja di rumah-rumah tetangga, menjadi sopir, bahkan tukang ojek. Semua aku jalani dengan tekad, meskipun harus mengurangi pengeluaran harian dan meminimalkan porsi makan. Aku hanya ingin bertahan dan mencapainya.

Lihat selengkapnya